Diskon upto 20% buat distributor! Promo DISTRIBOOSTOR berlaku s.d. 26 Juni 2025
Logo Bee Web

Rumus Persediaan Awal, Cara Hitung dan Contoh Soalnya

Penulis:
Lutfatul Malihah
Professional Reviewer:
Loly Meyca Sari Amrullah S. Ak
Kategori: ,
Terbit: 9 Jun 2025
Diperbarui: 9 Jun 2025
Daftar Isi

Nilai persediaan awal menjadi bagian dalam proses perhitungan harga pokok penjualan (HPP), untuk menghitungnya diperlukan rumus persediaan awal yang jelas dan sesuai standar akuntansi, agar nilainya juga benar-benar mencerminkan kondisi realnya.

Dimana, nilai ini nantinya akan menunjukkan jumlah stok yang tersedia di awal periode akuntansi, sebelum ada transaksi pembelian atau penjualan yang terjadi. Keberadaan data persediaan awal yang tepat akan membantu pelaku usaha memahami arus barang dan menentukan efisiensi operasional sejak awal periode berjalan.

Lebih jelas tentang bagaimana cara menghitung nilai persediaan awal, rumus persediaan awal dan contoh soalnya, simak pada artikel di bawah ini!

Apa yang Dimaksud dengan Persediaan Awal?

Sebelum lebih lanjut membahas tentang apa rumus persediaan awal barang dan bagaimana cara hitungnya, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan persediaan awal.

Persediaan awal adalah nilai stok barang dagang yang dimiliki oleh perusahaan pada awal periode akuntansi. Nilai ini menjadi acuan awal dalam proses pencatatan persediaan dan digunakan untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dalam suatu periode.

Nilai persediaan awal biasanya berasal dari hasil pencatatan akhir periode sebelumnya, atau bisa juga diperoleh dari hasil stok opname jika dilakukan penyesuaian fisik. Untuk menghitungnya, Anda perlu rumus persediaan awal sesuai dengan metode yang digunakan.

Persediaan ini mencakup barang-barang yang masih tersimpan di gudang dan belum terjual, baik dalam bentuk bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi—tergantung pada jenis usaha yang dijalankan.

Ringkasan

  • Persediaan awal adalah nilai barang dagang yang masih tersedia di awal periode akuntansi.
  • Persediaan awal digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan dan menilai ketersediaan stok awal usaha.
  • Metode yang umum digunakan untuk menghitung persediaan adalah FIFO dan Average sesuai PSAK 14.
  • Rumus persediaan awal = HPP + Persediaan Akhir − Pembelian Bersih.
  • Nilai persediaan awal dihitung dengan mengumpulkan data HPP, pembelian bersih, dan persediaan akhir lalu dimasukkan ke dalam rumus.
  • Beecloud hadir sebagai solusi pembukuan praktis yang memudahkan Anda menghitung HPP secara otomatis dan akurat.

Persediaan Awal Digunakan untuk Apa?

Selain menjadi bagian dari perhitungan harga pokok penjualan, tetapi juga  memiliki peran strategis dalam berbagai aspek akuntansi dan operasional bisnis. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Meskipun persediaan awal tidak langsung dicantumkan dalam neraca, nilainya dapat diidentifikasi sebagai bagian dari aset lancar, khususnya dalam akun persediaan.

Persediaan awal mencerminkan nilai barang dagang yang tersedia di awal periode akuntansi dan menjadi dasar untuk menilai aset perusahaan secara keseluruhan.

Perubahan nilai persediaan awal dari satu periode ke periode berikutnya dapat memberikan wawasan tentang tren penjualan, efisiensi manajemen persediaan, dan kesehatan keuangan perusahaan secara umum.

2. Akuntansi Internal

Dalam konteks akuntansi internal, persediaan awal digunakan untuk merencanakan kebutuhan produksi dan pembelian. Dengan mengetahui jumlah dan nilai persediaan di awal periode, perusahaan dapat merencanakan strategi pengadaan barang.

Seperti, menghindari kelebihan atau kekurangan stok, serta mengidentifikasi potensi penyusutan atau kehilangan barang. Informasi ini juga membantu dalam menyusun anggaran dan proyeksi keuangan yang lebih akurat.

3. Dokumentasi Pajak

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika persediaan awal merupakan komponen penting dalam perhitungan HPP, yang pada gilirannya mempengaruhi laba kotor dan kewajiban pajak perusahaan.

Oleh karena itu, dokumentasi yang akurat mengenai persediaan awal diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan dan untuk mendukung klaim pengurangan pajak yang sah.

Metode Apa yang Dibutuhkan Untuk Menghitung Persediaan?

Berdasarkan PSAK 14, ada dua metode persediaan yang sah digunakan di Indonesia, yakni FIFO (First in, First Out) dan average atau rata-rata. Mengutip dari jurnal artikel karya Putri, dkk (2022), berikut penjelasan dan contohnya:

1. Fist In, Fist Out (FIFO)

Rumus Fifo Persediaan

Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali masuk (dibeli) adalah barang yang pertama kali dijual. Artinya, stok lama akan keluar lebih dulu, dan yang tersisa di gudang merupakan barang yang lebih baru. Metode ini cocok untuk barang yang mudah rusak atau kadaluarsa, seperti makanan.

Contoh Kasus dari CV. Mitra Tani Farm (Gulai Domba - Maret 2021):

  • Persediaan awal: 11 pcs @ Rp25.500 → Rp280.500
  • Pembelian baru: 72 pcs @ Rp25.500 → Rp1.836.000
  • Persediaan akhir: 71 pcs @ Rp25.500 → Rp1.810.500

Total barang tersedia: Rp2.116.500

Maka, Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah:  

Rp2.116.500 - Rp1.810.500 = Rp306.000

Metode ini menghasilkan pencatatan stok akhir yang mencerminkan harga terbaru, sementara HPP mencerminkan harga lebih lama.

2. Metode Average (Rata-Rata)

Rumus Average Persediaan

Metode Average menghitung harga pokok rata-rata dari seluruh stok yang tersedia. Tiap kali ada pembelian, harga rata-rata diperbarui. Ini cocok untuk barang-barang yang tidak memiliki tanggal kadaluarsa, seperti alat tulis atau bahan bangunan.

Contoh Kasus dari CV. Mitra Tani Farm (Rendang Domba - Maret 2021):

  • Persediaan awal: 5 pcs @ Rp30.500 → Rp152.500
  • Pembelian: 36 pcs @ Rp30.500 → Rp1.098.000
  • Persediaan akhir: 75 pcs @ Rp30.500 → Rp2.196.000

Total tersedia: Rp1.250.500

Maka, Harga Pokok Penjualan:

Rp3.507.500 (total tersedia) - Rp2.196.000 (akhir) = Rp1.311.500

Meski dalam kondisi tertentu hasil metode Average bisa mirip FIFO (jika harga konstan), perbedaan akan terlihat jika ada fluktuasi harga.

Sebenarnya, selain FIFO dan Average, ada metode LIFO atau last in, first out. Akan tetapi metode ini dilarang di Indonesia berdasarkan pernyataan PSAK no 14, karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi ekonomi nyata, rentan manipulasi laba dan bertentangan dengan IFRS (International Financial Reporting Standards)

BACA JUGA: Mengenal Metode LIFO dan Alasan Pembatasannya di Indonesia

Rumus Persediaan Awal

Rumus Persediaan Awal

Sebelum kita mencari nilai persediaan awal, Anda perlu tahu bahwa rumus ini berakar dari hubungan antara tiga unsur utama dalam sistem persediaan, yaitu: harga pokok penjualan, barang tersdua dijual dan persediaan akhir.

Setiap kondisi usaha dapat mempengaruhi rumus persediaan awal yang digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:

#Rumus Persediaan Awal Jika HPP Sudah Diketahui

📌 Jika harga pokok penjualannya sudah diketahui terlebih dahulu, maka rumus persediaan awalnya adalah:

Rumus HPP = HPP = (Persediaan Awal + Pembelian Bersih) - Persediaan Akhir

Dirombak menjadi:

Rumus Persediaan awal = HPP + Persediaan Akhir − Pembelian Bersih

#Rumus Persediaan Awal Jika HPP Belum Diketahui

📌Jika harga pokok penjualannya belum diketahui di awal, maka untuk mencari harga pokok penjualannya adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan Data Fisik Stok/ Harga per Unit

Jika Anda punya data jumlah unit barang yang tersedia di awal periode dan harga beli satuannya, maka:

Rumus Persediaan Awal = Jumlah Unit Awal x Harga per Unit

b. Menggunakan Laporan Periode Sebelumnya

Kalau Anda sedang membuat laporan bulan Maret, maka persediaan awal Maret = persediaan akhir Februari.

Rumus Persediaan Awal Periode Ini = Persediaan Akhir Periode Sebelumnya

Bagaimana Cara Menghitung Nilai Persediaan Awal?

Lalu bagaimana cara mencari persediaan awal? Berikut adalah tahapan cara menghitung nilai persediaan awal dengan rumus persediaan awal yang pertama (jika nilai hpp-nya sudah diketahui)

1. Mengumpulkan Data yang Dibutuhkan

Langkah pertama untuk menghitung nilai persediaan awal adalah dengan menyiapkan 3 data berikut ini:

  • Harga pokok penjualan, jika data hpp-nya belum diketahui Anda bisa menghitungnya dengan rumus berikut “HPP = Penjualan - Laba Kotor”
  • Kemudian pembelian bersih selama satu periode, setelah dikurangi dengan diskon atau retur (jika ada).
  • Persediaan akhir pada akhir periode, data ini bisa didapatkan dari hasil stok opname atau laporan inventaris akhir bulan/tahun.

BACA JUGA: Cara Menghitung Nilai Persediaan Akhir Pada Akhir Periode

2. Gunakan Rumus Persediaan Awal

Setelah data lengkap, gunakan rumus berikut untuk menghitung persediaan awal:

Rumus Persediaan Awal = HPP + Persediaan Akhir - Pembelian Bersih

Rumus ini berasal dari hubungan dasar dalam sistem persediaan:

HPP = (Persediaan Awal + Pembelian) − Persediaan Akhir

3. Masukkan Angka dan Hitung

Terakhir, masukkan nilai-nilai yang telah dikumpulkan ke dalam rumus. Misalnya:

Diketahui:

  • HPP: Rp15.000.000
  • Persediaan Akhir: Rp5.000.000
  • Pembelian bersih: Rp18.000.000

Maka, persediaan awalnya adalah…

Rumus Persediaan Awal = HPP + Persediaan Akhir - Pembelian Bersih
                      = Rp15.000.000 + Rp5.000.000 - Rp18.000.000
                      = Rp2.000.000

Artinya, stok awal periode tersebut adalah Rp2.000.000.

Contoh Soal Menghitung Persediaan Awal

Berikut beberapa contoh soal menghitung persediaan awal yang bisa Anda pelajari:

Contoh Soal 1: Jika HPP Sudah Diketahui

Misalnya, sebuah toko bahan bangunan mencatat data berikut untuk bulan April:

  • Harga Pokok Penjualan (HPP): Rp24.000.000
  • Pembelian Bersih: Rp20.000.000
  • Persediaan Akhir: Rp5.000.000

Berapakah nilai persediaan awal toko tersebut di bulan April?

Jawaban:

Rumus Persediaan Awal = HPP + Persediaan Akhir - Pembelian Bersih
                      = Rp24.000.000 + Rp5.000.000 - Rp20.000.000
                      = Rp9.000.000

Artinya, jumlah total persediaan awal toko bangunan selama bulan April adalah senilai Rp9.000.000

Contoh Soal 2: Jika HPP Belum Diketahui – Menggunakan Data Fisik Stok

Di awal bulan Mei, sebuah toko alat tulis memiliki 150 unit pensil di gudang. Harga beli per unit adalah Rp2.000.

Berapakah nilai persediaan awal toko tersebut?

Jawaban:

Persediaan Awal = Jumlah Unit Awal x Harga per Unit
                = 150 x Rp2.000
                = Rp300.000

Contoh Soal 3: Jika HPP Belum Diketahui – Menggunakan Laporan Periode Sebelumnya

Persediaan akhir bulan Januari pada sebuah usaha kuliner adalah Rp1.800.000. Anda sedang menyusun laporan bulan Februari. Berapakah nilai persediaan awal untuk bulan Februari?

Jawaban:

Karena jika menggunakan laporan periode sebelumnya, maka nilai periode saat ini sama dengan nilai persediaan akhir periode sebelumnya. Artinya, persediaan awal bulan Februari adalah Rp1.800.000.

Jika dijabarkan dengan rumus maka:

Persediaan Awal Februari = Persediaan Akhir Februari
             Rp1.800.000 = Rp1.800.000.

Butuh Aplikasi Pembukuan Bisa Hitung HPP Otomatis? Pakai Beecloud

Pakai Beecloud, Hitung Hpp Otomatis Pakai Metode Average, Tanpa Perlu Pusing Lagi!

Butuh aplikasi pembukuan yang bisa menghitung HPP secara otomatis tanpa ribet? Pakai aplikasi pembukuan keuangan Beecloud aja! Dengan fitur pencatatan stok dan pembelian yang terintegrasi, Anda bisa langsung tahu berapa harga pokok penjualan tanpa harus hitung manual.

Cocok untuk pemilik usaha yang ingin efisien, akurat, dan fokus kembangkan bisnis. Yuk, klik banner di atas dan coba gratis Beecloud sekarang juga!

Artikel Populer

Feedback Artinya: Jenis, Fungsi, beserta Cara Mendapatkannya
Suatu istilah yang dipakai masyarakat untuk menilai aktivitas seseorang ialah umpan balik atau feedback artinya dalam ba...
Baca Selengkapnya
13 Contoh Nota Pembelian dan Cara Membuatnya Lengkap
Sedang membuka bisnis baru dan butuh contoh nota pembelian sebagai bukti transaksi dengan konsumen nanti, Anda bisa memb...
Baca Selengkapnya
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu i...
Baca Selengkapnya
Contoh Format Order untuk Usaha Online Shop
Ketika pertama kali membuat sebuah bisnis online shop, tentu siapapun akan bingung untuk memulainya dari mana. Salah sat...
Baca Selengkapnya
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis...
Baca Selengkapnya
Analisis Pasar: Tujuan, Metode, Faktor, Caranya dan Contoh
Analisis pasar menjadi kunci utama bagi pelaku bisnis yang ingin bertahan dan berkembang. Pasar yang berubah dengan cepa...
Baca Selengkapnya
Customer Service Software Akuntansi & Kasir Bee
Jam Operasional: senin - jumat jam 09.00 - 16.00 wib

Siap Mengubah Cara Anda Mengelola Bisnis

Sejak 2010, Bee telah berdedikasi untuk membantu Pengusaha di seluruh Indonesia dalam mengatasi tantangan laporan akuntansi dan keuangan. Kami siap mendukung kesuksesan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami.
Logo Bee Web
Bee.id adalah brand dari PT BITS Miliartha, perusahaan penyedia software akuntansi terbaik dan aplikasi pembukuan usaha untuk membantu pemilik bisnis dan akuntan mengelola keuangan secara lebih cepat, mudah, dan akurat. Sebagai solusi akuntansi UMKM yang telah digunakan ribuan pengguna di seluruh Indonesia, Bee siap bantu bisnis Anda berkembang lebih efisien. Coba sekarang! Gratis Trial atau jadwalkan Demo Gratis bersama Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenuarrow-right