Jurnal penyusutan merupakan bagian yang ada di jurnal akuntansi yang dimana jurnal dari penyusutan aset tetap ini dibuat supaya perusahaan dapat mengetahui, informasi tentang umur pakai atau nilai aktiva tetapnya.
Nilai aktiva tetap ini dapat mengalami penurunan atau bisa juga mengalami kenaikan. Untuk penurunan nilai disebut dengan beban atau pencatatan untuk jurnal depresiasi. Adanya jurnal ini maka perusahaan dapat memanfaatkan sisa nilai asetnya.
Jurnal penyusutan aset tetap atau jurnal depresiasi adalah proses pencatatan dalam akuntansi, yang ada di dalam jurnal laporan keuangan di akhir periode.
Tujuan pembuatan jurnal tersebut adalah supaya perusahaan bisa mengalokasikan beban, dan memanfaatkan nilai pada asetnya dalam periode tertentu. Istilah penyusutan dipakai untuk nilai manfaat yang dapat diperoleh dalam sisa pemakaian aktiva itu sendiri.
Dalam aktiva tetap juga ada harga yang akan mengalami penurunan, untuk aktiva yang berwujud. Jurnal penyusutan peralatan ini misalnya gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya kecuali tanah yang tidak termasuk di dalamnya.
Beban ini akan muncul pada jurnal akumulasi penyusutan beban yang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
Harga perolehan/pendapatan muncul ketika perusahaan membeli aktiva baik dalam kondisi bekas ataupun baru. Maka pembeliannya akan dihitung menjadi harga pembelian.
Nilai residual atau yang juga disebut dengan nilai sisa adalah sisa dari kas aktiva tetap dalam masa pemanfaatannya di periode akhir. Nilai ini memiliki estimasi yang dimana perusahaan akan memutuskan untuk menjualnya.
Perkiraan pada umur ekonomis disebabkan oleh adanya penggunaan/pemanfaatan aktiva. Secara umum hal ini juga digunakan untuk satuan tahun, unit, dan kilometer dan sebagainya, yang bergantung pada keputusan manajemen dari perusahaan tersebut.
Baca Juga: Apa itu Biaya Penyusutan Alat? Berikut Definisi dan Cara Menghitungnya
Dalam membuat jurnal depresiasi diperlukan tiga metode, yang diantaranya yaitu:
Jurnal penyusutan metode garis lurus adalah metode perhitungan jurnal yang dilakukan dengan menggunakan karakteristik, pada nilai beban penyusutan yang setiap tahun jumlahnya sama.
Nilai penyusutan ini tak akan dapat berubah sampai umur ekonomis asetnya berakhir. Penyusutan adalah perpindahan biaya dari suatu beban yang perhitungannya dilakukan berkala, dalam masa pemanfaatannya atau saat masih berfungsi.
Perusahaan biasanya akan menghitung depresiasi hanya untuk aset yang wujudnya fisik saja. Sedangkan penilaian pada nilai aset tak berwujud dilakukan dengan menggunakan perhitungan amortisasi.
Baik perhitungan amortisasi ataupun depresiasi dipakai untuk membebankan aset untuk jangka waktu yang lama, tak hanya di proses pembeliannya saja. Artinya perusahaan pun meregangkan aset dalam jangka waktu tertentu.
Perusahaan pun akan memperoleh keuntungan tanpa harus mengurangi biaya dari laba bersih, karena sudah memperolehnya dari aset. Rumus metode penyusutan garis lurus yaitu:
Metode garis lurus = (Harga perolehan – Nilai Residu) : Usia Ekonomis Aset
Metode penyusutan service hour method dipakai untuk penentuan ketika jam penggunaan peralatan atau aset sedang berlangsung, hingga beban penyusutannya bergantung dari jam penggunaan tersebut.
Metode ini sering digunakan untuk jenis aset yang sifatnya rentan mengalami kerusakan, jika dipakai dalam waktu lama misalnya seharian penuh. Apalagi jika jenis asetnya berupa kendaraan yang dihitung secara tahunan atau bulanan.
Rumus yang dipakai dalam metode penyusutan service hour method ini adalah:
Biaya Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu : Perkiraan Service Hour
Hasil dari perhitungan pemanfaatan dalam satuan jumlah pada suatu hasil produksi, maka hal itu akan memberi efek perhitungan untuk jurnal depresiasi yang sifatnya fluktuatif. Maka nantinya perusahaan akan menghitung berapa depreasiasi pada setiap unit produknya.
Cara menghitungnya bisa dengan menggunakan rumus berikut:
Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu : Taksiran Hasil Unit Produksi
Setiap metode penyusutan yang sudah dibahas di atas, tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Inilah kelebihan dan kekurangan dari beberaoa metode penyusutan tersebut:
Metode ini memiliki beban penyusutan yang setiap tahunnya memiliki nilai yang sama besarnya, dan masing-masing beban tak dipengaruhi oleh hasil produksinya. Metode ini lebih cenderung pada aspek waktunya dibandingkan dengan kegunaannya.
Biasanya metode untk membuat jurnal penyusutan garis lurus dipakai di sebagian besar perusahaan karena penerapannya yang cenderung mudah.
Keunggulan dari metode ini adalah mudah digunakan dan bisa diterapkan di akuntansi dengan mudah, terutama dalam menentukan tarif penyusutan.
Walaupun mempunyai keunggulan tapi metode ini juga mempunyai kekurangan yaitu adanya beban perbaikan/pemeliharaan yang sama per periode. Manfaat ekonomis pada aktiva per tahunnya pasti sama.
Beban penyusutan yang sudah diakui tidak menunjukkan usaha yang dilakukan dalam menghasilkan keuntungan. Laba yang telah dihasilkan setiap tahunnya juga tidak menunjukkan tingkat pengembalian yang sebenarnya, dari usia pemakaian aktiva.
Metode penyusutan pada saldo menurun menjadi suatu metoda penyusutan pada aset/aktiva tetap dari persentase tertentu, dan juga dapat dihitung dari harga buku di tahun terkait.
Jumlah persentase tersebut yaitu dua kali lipat dari persentase pada tarif penyusutan yang menggunakan metode garis lurus.
Dalam perhitungannya metode yang satu ini dihitung dengan cara mengalikan persentase, atau bisa juga dengan menggunakan tarif tertentu yang ada di nilai buku dari suatu aset.
Nilai buku dari setiap akhir tahun akan memiliki grafik yang menurun yang nantinya mengakibatkan beban penurunan, yang ada di beban penyusutan.
Keunggulan dari metode penyusutan saldo menurun adalah biayanya lebih hemat, dibandingkan dengan metode penyusutan garis lurus. Tapi kekurangannya juga ada, yaitu penerapannya lebih rumit dan lebih sulit di dalam akuntansi.
Penyebabnya adalah ada banyak variabel perhitungan yang juga harus terlibat di dalamnya.
Untuk metode penyusutan yang satu ini, jumlah penyusutan pada aktiva tetap akan terus menurun per tahunnya dan hampir serupa dengan metode saldo menurun. Tapi pada metode ini penyusutan akan dipercepat dari pertimbangan biaya perawatan.
Ditambah lagi dengan perbaikan pada aktiva tetap yang cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya usia pemakaian dari aktiva tersebut. keunggulan dari metode penyusutan ini adalah, biayanya yang lebih hemat.
Tapi sayangnya ada aturan pajak yang dimana pemakaian metode ini dibatasi. Sehingga metode ini tak bisa digunakan dalam laporan pajak maka perusahaan jarang menggunakan metode ini.
Salah satu contoh dari jurnal depresiasi dengan menggunakan metode garis lurus adalah sebagai berikut:
Misalnya PT A memiliki kendaraan yang dibeli di Bulan Januari tahun 2020 dengan harga Rp.150 juta. Perkiraan umur penggunaannya adalah 5 tahun dengan nilai sisa rupiah sekitar Rp.50 juta. Cara menghitung jurnalnya yaitu: Beban penyusutan= (150.000.000 – 50.000.000) : 5 tahun = 20.000.000 Jurnal penyusutan tahunan: Beban penyusutan kendaraan di Bulan Desember 2020 adalah Rp.20.000.000,- sama halnya dengan akumulasi penyusutan kendaraan juga di angka yang sama.
Baca Juga: Cara Menghitung Depresiasi dan Penjelasannya Dalam Akuntansi
Penghitungan jurnal penyusutan untuk setiap aktiva tetap yang ada di perusahaan menjadi hal yang penting, untuk mengetahui nilai penyusutannya dengan menggunakan beberapa metode termasik metode jurnal penyusutan metode garis lurus.
Menghitung nilai depresiasi suatu aset merupakan hal yang sangat membingungkan jika Anda orang yang awam dalam akuntansi. Sangat direkomendasikan untuk menggunakan alat bantu atau software akuntansi agar Anda lebih mudah dalam menghitung nilai depresiasi. Coba gratis klik di sini atau klik gambar di bawah ini.