🌙 Ketupat Lebaran Disc. upto 20%, Pebisnis Ritel Merapat!
00
Hari
:
00
Jam
:
00
Menit
:
00
Detik
Logo Bee Web

Hindari Jebakan Bisnis! Ini 5 Cara Jitu Mitigasi Risiko pada Bisnis

mitigasi risiko adalah tindakan yang ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko. Ada 5 metode yang bisa digunakan, apa saja?
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Dipublish Tgl: Saturday, 2 March 2024

Mitigasi risiko adalah suatu pendekatan manajemen untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola potensi ancaman yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.

Dengan fokus pada upaya pencegahan dan respons proaktif, mitigasi risiko bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari peristiwa yang tidak diinginkan. Hal ini bisa dilakukan untuk meminimalkan kerugian finansial, reputasi, dan operasional.

Tindak hanya itu saja, mitigasi ini sekaligus memastikan kelangsungan dan keberlanjutan bisnis dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Berikut penjelasan lengkapnya!

Apa itu Mitigasi Risiko? Mitigasi Risiko Adalah ...

Mitigasi risiko

Mitigasi risiko adalah bagian dari manajemen resiko dalam bisnis (credit; Freepik.com)

Mengutip dari laman businessdictionary.com, menjelasan pengertian mitigasi risiko adalah tindakan sistematis yang ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.

Sedangkan menurut Ferry Idroes dalam bukunya Manajemen Risiko Perbankan (2006), menjelaskan jika mitigasi risiko adalah menerima resiko pada tingkatan tertentu dengan melakukan sebuah tindakan untuk mengantisipasi resiko.

Bentuk antisipasi ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kontrol, memperbaiki kualitas proses, dan menetapkan peraturan yang jelas terhadap pelaksanaan aktivitas dan manajemen resikonya.

Dengan tujuan mengeksplorasi strategi sebagai bentuk dari respon resiko yang mungkin akan terjadi, mulai dari melakukan identifikasi hingga proses analisisnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Baca Juga: Mengenal Resiko Usaha Adalah dan Cara Mengatasinya

Faktor-Faktor Mitigasi Risiko

Menurut Zidni Ardhiana Firdaus dalam karya Tesisnya yang berjudul Mitigasi Risiko Pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Islam (2014), ada 3 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aktivitas mitigasi, yakni:

  • Adanya hasil analisis biaya dan manfaat kegiatan mitigasi terhadap kerugian yang diantisipasi.
  • Menentukan timeline mitigasi dengan cermat dan tepat.
  • Mempertimbangkan ketersediaan sumber daya.

Faktor ini harus dipertimbangkan dan diperhatikan. Sebab, mitigasi resiko harus mencakup berbagai kontrol yang saling berkaitan satu sama lain.

Seperti, beberapa proses bertujuan untuk mengurangi kegagalan informasi dan meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan tersebut.

Tujuan Dilakukan Mitigasi Risiko

Ada 3 tiga tujuan mitigasi risiko menurut buku Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (2008) karya Adiwarman A. Karim, berikut diantaranya:

1. Pencegahan

Perbankan syariah membutuhkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah untuk mencegah adanya ketidak tundukan syariah dalam proses transaksi perbankan.

Sedangkan dalam dunia bisnis, bisa dicontohkan melalui perusahaan produksi makanan dengan MUI untuk mencegah adanya kandungan makanan yang tidak sesuai dengan sertifikasi halal.

2. Penyelidikan

Kemudian penyelidikan dalam perbankan islam ada dua aspek yang berhak yakni pengawasan dari Bank Indonesia dan Dewan Pengawas Syariah aspek pengawasan syariah.

Kemudian dari segi penyelidikan, masih dicontohkan dalam bisnis yang sama yakni FnB, pihak yang perlu melakukan penyelidikan adalah MUI untuk kehalalan produk, badan pengawasan obat dan makanan untuk aspek keamanan konsumsi dan lainnya.

3. Pengkoreksian

Terakhir adalah pengkoreksian, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan yang terjadi, dan hasil melibatkan dua aspek yang berhak sesuai dengan bidangnya.

Begitu juga dari sudut pandang bisnis, pengoreksian ini diperlukan untuk mengantisipasi kesalahan, MUI untuk aspek kehalalan dan BPOM untuk kandungan kesehatan.

Dalam buku Adiwarman A. Karim ini dijelaskan dalam konteks bank syariah, yang juga bisa diaplikasikan pada konteks bisnis pada umumnya.

5 Metode Mitigasi Risiko dan Contoh Kasusnya

Metode Mitigasi Risiko

Ada 5 jenis metode mitigasi risiko mulai dari menghindari hingga menerimanya (Credit: Freepik.com)

Berikut adalah 5 metode untuk melakukan mitigasi risiko:

1. Risk Avoidance (Menghindari Resiko)

Metode mitigasi risiko pertama adalah menghindari resiko atau risk avoidance, yakni cara perusahaan untuk tidak terlibat dari aktivitas bisnis yang berpotensi menimbulkan resiko bisnis.

Keputusan ini dilakukan ketika biaya mitigasi dianggap terlalu tinggi. Contohnya, perusahaan memutuskan untuk tidak menghasilkan produk yang berisiko tinggi seperti produk tanpa lisensi resmi dan lain sebagainya.

2. Risk Transfer (Mengalihkan Resiko)

Kedua adalah mengalihkan resiko, metode ini dilakukan dengan memindahkan resiko kepada pihak lain. Contohnya, perusahaan menyerahkan biaya kerusakan aset, kecelakaan hingga tuntutan hukum kepada perusahaan asuransi.

Dengan mengalihkan resiko ke perusahaan asuransi ini perusahaan perlu membayar premi asuransi untuk melindungi diri dari kerugian finansial yang mungkin terjadi. Sehingga resiko tidak perlu dihilangkan namun dialihkan kepada pihak yang bersedia menanggungnya.

3. Risk Acceptance (Menerima Resiko)

Berikutnya adalah menerima resiko, dimana perusahaan memutuskan untuk menerima resiko yang ada dengan mengelola dan meminimalisir dampaknya.

Keputusan ini diambil ketika biaya atau sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi risiko dianggap terlalu tinggi dan kemungkinan terjadinya risiko relatif rendah.

Contohnya, sebuah startup teknologi menerima risiko kegagalan proyek baru sebagai bagian dari strategi inovasi. Mereka memahami bahwa risiko tersebut tidak dapat dihindari sepenuhnya, namun potensi keuntungan jangka panjangnya dapat melebihi dampak risiko tersebut.

4. Risk Reduction (Mengurangi Resiko)

Metode mitigasi risiko berikutnya adalah mengurangi resiko bisnis, Contohnya, perusahaan dapat meningkatkan keamanan dengan mengadopsi teknologi terbaru untuk menjaga keamanan data bisnisnya.

Kemudian memberikan pelatihan lebih lanjut kepada karyawan agar mereka update dengan perkembangan yang ada, atau memperbaiki proses operasional untuk mengurangi peluang terjadinya risiko.

5. Risk Sharing ( Berbagi Resiko)

Terakhir adalah berbagi risiko, dimana strategi ini dilakukan dengan kerja sama bisnis dengan pihak lain untuk mengurangi dampak risiko pada bisnis.

Pihak yang terlibat dalam risiko berbagi bisa berupa rekan bisnis, pemasok, atau bahkan pesaing. Ini memungkinkan berbagai entitas untuk bekerja sama dalam mengatasi dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Baca Juga: Analisis Resiko Usaha: Penyebab, Jenis dan Cara Identifikasinya

Proses dan Cara Mitigasi Risiko

Langkah pertama proses mitigasi risiko adalah mengidentifikasinya (Credit: Freepik.com)

Dalam buku Manajemen Risiko: Prinsip dan Implementasi (2021) karya Sartono, dkk ada 5 tahapan mitigasi risiko, berikut diantaranya:

1. Identifikasi

Tahap pertama adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Seperti memahami secara mendalam tentang aspek-aspek yang dapat menimbulkan risiko dan menggambarkan potensi dampaknya.

Selain itu, proses identifikasi risiko juga dapat memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam menanggapi risiko yang ada.

2. Pengukuran

Setelah identifikasi risiko, langkah selanjutnya adalah pengukuran risiko. Ini melibatkan penilaian terhadap probabilitas terjadinya risiko dan dampaknya terhadap perusahaan.

Dengan melakukan pengukuran risiko maka pelaku bisnis mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat keparahan risiko, yang menjadi dasar untuk menentukan respon yang tepat.

3. Pemantauan

Setelah pengukuran maka dilakukan proses pemantauan, hal ini dilakukan untuk mengatasi atau mengurangi dampak risiko yang diidentifikasi.

Termasuk mengenai perubahan dalam rencana dan keputusan perusahaan. Pemantauan risiko harus efektif dan sesuai dengan tingkat keparahan risiko yang telah diukur sebelumnya.

4. Pengendalian

Berikutnya adalah pengendalian, pengendalian ini menjadi alat bantu pelaku usaha dalam memproses pengambilan keputusan untuk mengurangi resiko yang dihadapi.

Proses pengendalian ini melibatkan 3 proses yakni identifikasi, analisis dan pengendalian resiko di setiap operasional bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, kemudian pengendalian kerugian, dan lain sebagainya.

5. Penentuan Limit

Terakhir adalah penentuan limit risiko. Kebijakan dan prosedur penentuan limit risiko ditetapkan berdasarkan aturan dan prosedur yang jelas. Limit risiko mencakup batasan yang jelas untuk risiko secara keseluruhan dan limit khusus untuk setiap jenis risiko.

Selain itu, penetapan limit ini juga dilakukan berdasarkan kuantitatif dan kualitatif, dengan mempertimbangkan kecukupan modal sesuai dengan risiko yang dapat diambil oleh perusahaan.

Hal ini akan memberikan panduan yang jelas dalam mengelola risiko dan membuat keputusan yang tepat dalam aktivitas bisnis perusahaan.

Contoh Mitigasi Risiko

Untuk memudahkan Anda dalam mempraktekan mitigasi risiko dalam bisnis, Anda bisa mengelompokkan setiap risiko berdasarkan tingkatannya. Semakin tinggi resiko maka semakin tinggi juga levelnya.

Berikut gambaran sederhana dari proses tindakan mitigasi risiko diambil dari Analisis dan Mitigasi Risiko dengan Metode Risk Assessment (Studi kasus PG, Madukismo)

# Opsi Penanganan

  • Level I (avoid/ menghindar)
  • Level II (share/ berbagi)
  • Level III (reduce/ mengurangi)
  • Level IV (accept/ menerima)

#Prioritas Risiko Mitigasi:

  • Pengiriman bibit terlambat (T4) masuk dalam risiko level II.
  • Tebang dan angkut tidak bisa memenuhi kapasitas giling (T11) masuk dalam risiko level II.
  • Tebang tidak BSM (Bersih, Segar, Manis) (T12) masuk dalam risiko level III.
  • Keterlambatan pengiriman ke outlet (A5) masuk dalam risiko level II.
  • Pengambilan gula lambat/melebihi batas sewa gudang (A4) masuk dalam risiko level II.

#Tindakan Mitigasi

  • Pengiriman Bibit Terlambat (T4):
    Menghindar (Avoidance): Menjalin kerjasama dengan pemasok untuk menjamin pengiriman tepat waktu.
  • Tebang dan Angkut Tidak Bisa Memenuhi Kapasitas Giling (T11):
    Membagi (Sharing): Menggandeng kontraktor lain untuk membagi beban pekerjaan.
  • Tebang Tidak BSM (Bersih, Segar, Manis) (T12):
    Mengurangi (Reduction): Melakukan perbaikan prosedur dan peningkatan kualitas tebang.
  • Keterlambatan Pengiriman ke Outlet (A5):
    Membagi (Sharing): Berkoordinasi dengan mitra logistik untuk mendistribusikan produk.
  • Pengambilan Gula Lambat/Melebihi Batas Sewa Gudang (A4):
    Membagi (Sharing): Membagi beban pengangkutan dengan mitra logistik.

# Tabel Mitigasi Risiko

Tabal Studi Kasis Mitigasi Risiko

Tabel migitasi risiko (Credit: dspace.uii.ac.id)

Pentingnya Laporan Keuangan dalam Manajemen Resiko

Beecloud Untuk Laporan Keuangan Usaha Umkm

Laporan keuangan memiliki peran yang sangat krusial dalam manajemen risiko suatu perusahaan, dan penggunaan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud menjadi suatu kebutuhan penting.

Laporan keuangan tidak hanya mencerminkan kesehatan finansial perusahaan, tetapi juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan. Dengan Beecloud, kemudahan akses dan penghasilan laporan keuangan yang cepat memberikan manfaat luar biasa dalam memitigasi risiko keuangan secara efektif.

Dari analisis laporan keuangan yang akurat, manajemen dapat mengambil keputusan strategis yang tepat waktu, membantu mencegah potensi risiko, dan memastikan keseimbangan finansial yang optimal bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Klik banner di atas untuk informasi lebih jelasnya. Semoga bermanfaat.

10 Karakteristik Wirausaha, Apakah Anda Termasuk?
Pada saat ini banyak orang yang memilih untuk menjadi wirausahawan. Hal tersebut dikarenakan menjadi seorang wirausahawan mempunyai pendapatan yang cukup
Baca Juga
5 Langkah dan Cara Mempromosikan Produk di Sosial Media
Dalam era digital yang semakin maju, cara mempromosikan produk melalui sosial media menjadi salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk
Baca Juga
6 Inspirasi Desain Toko Estetik Bikin Customer Betah Belanja
Tidak sedikit pemilik usaha toko yang mengaku bingung bagaimana menata toko yang baik agar terlihat menarik. Ada juga pemilik toko
Baca Juga
Stock Opname Artinya, Kapan Waktu Tepat untuk Stock Opname
Pada dasarnya stock opname artinya menghitung persediaan, tеtарі juga dараt dіgunаkаn untuk mеnghіtung bаrаng аtаu benda yang bеrhubungаn dengan kеgіаtаn
Baca Juga
Cara Membuat SIUP Online 2022
SIUP merupakan  sebuah perpanjangan dari Surat Izin Usaha Perdagangan. Buat yang hendak membangun bisnis terutama di bidang perdagangan, maka harus
Baca Juga
Mengenal Strategi Komunikasi Mudahkan Proses Pemasaran
Dalam dunia bisnis strategi komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dengan strategi komunikasi yang tepat, bisnis
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu