Ekuitas adalah istilah populer dan tentunya sudah sangat populer dalam dunia bisnis khususnya untuk masalah pengelolaan keuangan atau akuntansi. Namun perlu diketahui, ekuitas sebenarnya tidak hanya terbatas mengenai kepemilikan seseorang, oleh sebab itu sudah selayaknya pebisnis tahu konsep dan jenis-jenisnya.
Dengan memahami tentang ekuitas, maka suatu perusahaan akan lebih mudah mengetahui kondisi bisnis sedang keadaan baik atau sebaliknya. Jika memang ada faktor yang menyebabkan bisnis terhambat, maka Anda bisa segera melakukan evaluasi dan strategi terbaik untuk mengatasinya.
Ekuitas adalah Total Bersih Aset Kekayaan Perusahaan (Sumber: Freepik.com)
Equity atau ekuitas adalah kekayaan bersih yang dimiliki oleh suatu perusahaan, baik berskala kecil maupun besar. Dalam arti lain, SDM yang ada di perusahaan berhak atas suatu aset setelah berhasil menyelesaikan segala kewajiban neraca atau utang piutang sebelumnya saat mengembangkan bisnis.
Untuk mengetahui kondisi perusahaan, memang sudah selayaknya pebisnis memahami konsep equity agar lebih mudah mengatur siasat lebih baik kedepannya. Besarnya nilai dari equity tentu akan sangat mempengaruhi kondisi perusahaan, oleh sebab itu penting untuk dipahami dan dipraktekkan.
Terutama dalam urusan investasi, equity perlu diterapkan agar lebih mudah dalam menentukan nilai aset, kondisi kesehatan perusahaan, dan hutang selama dalam periode tertentu. Kedepannya para pebisnis diharapkan bisa lebih percaya diri dalam menciptakan perusahaan yang potensial dan terus maju.
Bagaimana pengertian equity menurut para ahli? Jika ditinjau berdasarkan KBBI, istilah itu hanya merujuk pada kepemilikan dalam bentuk nominal keuangan. Sedangkan menurut pendapat dari ahli seperti Freddy Samuel, PSAK, dan Bachtiar Nurfadila adalah sebagai berikut.
Equity atau ekuitas adalah salah satu pos utama yang diterapkan dalam neraca pemerintah daerah, selain berkaitan dengan aset dan juga kewajiban.
Menurut PSAK, Equity termasuk bagian dari hak pemilik dalam suatu perusahaan yaitu selisih antara aset serta kewajiban yang ada, sehingga tidak berkaitan dengan ukuran nilai jual perusahaan. Dengan kata lain, equity dihasilkan dari investasi dari pemilik dan hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan.
Equity berkaitan dengan modal perusahaan, dimana dinamakan dengan hak residu atas suatu aset perusahaan setelah berhasil dikurangi dengan berbagai kewajiban yang ada.
Ada beberapa jenis ekuitas yang dibedakan berdasarkan kategorinya (Sumber: Freepik.com)
Di dalam dunia usaha, ekuitas dibagi atas beberapa jenis mulai dari pemegang saham, pemilik bisnis, ekuitas rumah, dan pembiayaan ekuitas. Masyarakat bisa menggunakan jenis ekuitas sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu seperti mendapatkan keuntungan.
Jenis pertama ini sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan karena akan berkaitan langsung dengan nilai sewa aset. Ketika aset perusahaan mengalami likuidasi, maka akan segera dikembalikan oleh pemilik saham langsung.
Baca Juga: Cara Menghitung Rasio Likuiditas, Pengertian dan Manfaatnya
Konsepnya mengacu dalam aktivitas investasi dari pemilik setelah selesai dikurangi oleh berbagai kewajiban yang ada. Komponen yang digunakan dalam jenis ekuitas satu ini berupa aset dan kewajiban, dimana juga terdiri atas laba ditahan serta modal yang akan diinvestasikan.
Berikutnya adalah nilai rumah berkaitan dengan cara kepemilikan suatu bangunan rumah setelah mengetahui tentang total politiknya. Bagi Anda yang berencana untuk menjual atau membeli rumah, maka bisa menggunakan jenis ekuitas seperti ini agar lebih mudah memperkirakan keuntungan.
Pembiayaan ekuitas adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan masalah permodalan. Dengan mengandalkan jenis pembiayaan ekuitas, maka suatu perusahaan akan lebih mudah mencapai keuntungan sesuai dengan target yang direncanakan saat tahap awal.
Bagaimana contoh pembiayaan ekuitas? Misal perusahaan ingin mencoba untuk menjual atau melepaskan saham perusahaan kepada para investor. Pengusaha akan mengupayakan membuat saham perusahaan bernilai cukup rendah untuk menarik minat investor untuk berinvestasi.
Ekuitas dapat berubah sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya (Sumber: Freepik.com)
Ekuitas adalah satu hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu perusahaan, sehingga Anda harus rutin mencatat tiap nilai yang didapatkan dari laporan tersebut. Dalam prakteknya ternyata equity memiliki beberapa unsur penunjang, sehingga pebisnis harus memahami setiap bagiannya.
Modal disetor adalah sejumlah uang yang nantinya akan disetorkan atau ditanamkan langsung oleh pemilik perusahaan selaku pemegang saham. Saham perusahaan umumnya akan dibagi menjadi 2 yaitu modal jumlah nilai dan disagio (selisih nilai setoran pemegang dengan modal).
Laba ditahan diperoleh dari keuntungan bersih operasional yang tidak didapatkan dari pemegang sahamnya langsung. Perusahaan yang memutuskan untuk melakukan penahanan laba biasanya akan memberikan pengumuman saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Setiap perusahaan akan rutin melakukan perhitungan kembali semua nilai asetnya. Jika saat itu terjadi selisih aset, maka pasti akan ikut mempengaruhi neraca perusahaan. Kondisi inilah yang dinamakan modal penilaian kembali karena bisa memberikan untung atau rugi perusahaan.
Modal hibah diperoleh perusahaan dari pihak lain sehingga tidak perlu melakukan pengeluaran ataupun belanja modal dalam bentuk apapun. Pihak yang memberikan sumbangan dana tentunya dengan rela hari memberikan bantuan, sehingga menambah nilai ekuitas perusahaan.
Perusahaan tentunya memiliki berbagai cara untuk mendapatkan modal, sehingga unsur lainnya juga ikut berperan dalam mempengaruhi ekuitas. Modal lainnya yang dimaksud disini bisa berupa cadangan penurunan harga, melakukan ekspansi, dana pelunasan obligasi, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi perubahan modal diantaranya kontribusi atau investasi dari pemilik, keuntungan serta kerugian bisnis, dan penarikan untuk penggunaan pribadi. Dalam usaha mengembangkan bisnis pastinya perusahaan membutuhkan peran investor untuk menambahkan modal.
Upaya penambahan modal perusahaan bisa dilakukan dengan ikut berkontribusi pelepasan saham untuk masyarakat luas. Kendati demikian, perusahaan bisa lebih struggle untuk menghadapi berbagai bentuk untung ataupun rugi yang terjadi saat bisnis berjalan. Lalu bagaimana dengan penarikan pribadi?
Penarikan pribadi tentunya bisa mempengaruhi perubahan modal yang diperlukan oleh perusahaan. Hal ini biasanya berkaitan dengan penambahan sarana prasarana, tenaga kerja, distribusi barang, dan aktivitas lainnya. Perubahan modal nantinya juga akan mempengaruhi laporan ekuitas pada perusahaan.
Baca Juga: Contoh Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan ekuitas perusahaan biasanya disusun setelah mengetahui neraca lajur dan laporan laba rugi sudah tersedia. Mengapa demikian? Karena memang sumber data laporan terkait dengan laba bersih atau rugi bersih, sehingga bisa menggunakan rumus modal akhir dan saldo rugi sebagai berikut.
Rumus Modal Akhir = Modal Awal + (Laba Bersih – Prive)
Rumus Saldo Rugi = Modal Awal – (Rugi Bersih + Prive)
Laporan perubahan ekuitas biasanya dibuat dalam bentuk format excel atau PDF. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan, maka Anda bisa menggunakan semacam aplikasi akuntansi, salah satunya Software akuntansi Beeaccounting.
Anda tidak perlu lagi menghafal rumus menghitung satu persatu untuk laporan keuangan, Cukup inputkan data transaksi, uang kas, utang piutang pinjaman modal dan sejenisnya maka laporan keuangan akan langsung jadi.
Selain itu, Anda juga bisa dengan mudah menganalisa penyakit bisnis berdasarkan data angka bukan berdasarkan perkiraan saja.
Berikut contoh laporan perubahan ekuitas/ perubahan modal:
Ilustrasi Laporan Perubahan Modal (Sumber: Bee.id)
Sudah paham kan dengan istilah ekuitas? Dari pemaparan di atas disimpulkan, nilai ekuitas sangat penting untuk menentukan suatu perusahaan dalam kondisi baik atau tidak. Pebisnis wajib memahami ekuitas dan mempraktekkannya dalam pengembangan usaha secara internal maupun eksternal