🎉 Akhir Tahun Buanyak Diskon-nyaaa, Disc. upto 25%
Logo Bee Web

5 Jenis Biaya Produksi dan Pengertiannya Beserta Contoh

Memahami jenis-jenis biaya produksi, jumlah unit produksi, dan total cost untuk membantu proses produksi perusahaan dalam artikel ini.
Penulis: Rizal Arisona
Daftar Isi
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Wednesday, 7 June 2023

Perusahaan harus menghadapi berbagai jenis biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau layanan. Dalam dunia bisnis, memahami biaya produksi atau total cost juga menjadi kunci utama untuk mencapai efisiensi dan keberhasilan dalam menghitung jumlah unit produksi.

Apakah Anda ingin mengetahui apa saja jenis-jenis biaya untuk produksi dan bagaimana contohnya? Baca artikel ini sampai selesai dan temukan cara untuk mengoptimalkan efisiensi bisnis Anda!

Jenis Jenis Biaya Produksi

Biaya produksi merujuk pada semua pengeluaran yang terlibat dalam proses pembuatan produk atau penyediaan layanan. Ini bisa mencakup berbagai elemen, tergantung pada jenis usaha atau industri yang terlibat. Mari kita jelaskan jenis jenis biaya produksi, yaitu:

1. Fixed Cost (FC)

Biaya yang tidak berubah atau tetap dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari tingkat produksi atau penjualan suatu produk maupun layanan. Biaya tetap ini tidak dipengaruhi oleh aktivitas operasional atau volume produksi perusahaan.

Dalam istilah lain, jenis biaya produksi FC tetap konstan dalam jangka waktu tertentu, meskipun ada fluktuasi dalam volume produksi atau penjualan.

Contoh Fixed Cost:

  • Sewa atau pembayaran hipotek adalah biaya tetap yang harus dibayarkan untuk menyewa ruang kantor, pabrik, atau toko ritel. Biaya ini tetap sama setiap bulan, tidak peduli berapa banyak produk yang dihasilkan atau dijual oleh perusahaan.
  • Gaji dan tunjangan tetap yang dibayarkan kepada karyawan perusahaan. Meskipun produksi atau penjualan menurun, gaji tetap harus dibayarkan kepada karyawan tersebut.
  • Biaya utilitas, seperti listrik, air, dan gas juga termasuk dalam Fixed Cost. Meskipun volume produksi berkurang atau tidak ada aktivitas produksi, tagihan utilitas tetap harus dibayarkan.

2. Variable Cost (VC)

Biaya yang berubah sesuai dengan tingkat produksi dan penjualan produk atau layanan. Jenis biaya ini bertambah atau berkurang sesuai dengan volume kegiatan operasional perusahaan.

Ketika volume produksi meningkat, biaya variabel akan naik dan ketika volume produksi menurun, maka biaya variabel akan turun.

Contoh jenis biaya produksi Variable Cost:

  • Biaya untuk membeli bahan baku atau komponen yang digunakan dalam proses produksi. Semakin banyak produk yang diproduksi, maka semakin banyak bahan baku yang dibutuhkan sehingga biaya variabel akan meningkat.
  • Gaji dan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi. Semakin banyak jam kerja atau jumlah pekerjaan yang dilakukan, maka semakin tinggi biaya variabelnya.
  • Biaya-biaya operasional, seperti biaya energi, biaya perawatan mesin, dan biaya pemeliharaan fasilitas produksi. Ini akan berfluktuasi berdasarkan tingkat penggunaan fasilitas dan mesin.
  • Biaya yang terkait dengan distribusi produk kepada pelanggan, seperti biaya pengiriman, biaya pengemasan, dan biaya transportasi. Semakin banyak produk yang dikirim, maka semakin tinggi pula biaya variabelnya.
  • Jika perusahaan memberikan komisi kepada para tenaga penjualan berdasarkan penjualan yang mereka hasilkan, maka biaya komisi tersebut termasuk dalam Variable Cost. Semakin tinggi tingkat penjualan, juga semakin tinggi biaya variabelnya.

Baca Juga: Cara Menghitung Variabel Costing dan Penjelasan Lainnya

Total Cost (TC)

Jumlah biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan atau menyediakan suatu produk dan layanan. Jenis biaya produksi ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variable Cost).

TC bisa dihitung dengan rumus berikut:

TC = FC + VC

Contoh:

Sebuah bisnis mempunyai biaya tetap sebesar Rp 50.000.000 per bulan dan biaya variabel sebesar Rp 10.000 per unit produk. Jika dalam bulan tersebut perusahaan memproduksi 5.000 unit produk, maka TC bisa dihitung sebagai berikut:

FC = Rp 50.000.000

VC = Rp 10.000 × 5.000 = Rp 50.000.000

TC = Rp 50.000.000 + Rp 50.000.000 = Rp 100.000.000

Jadi, Total Cost (TC) perusahaan dalam bulan tersebut adalah Rp 100.000.000.

Pengecekan Unit Produksi Sebelum Diproses dan Total Cost

Pengecekan Unit Produksi (Credit: freepik.com)

Average Cost (AC)

Juga dikenal sebagai Cost per Unit atau rata-rata biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan satu unit produk atau layanan. Jenis biaya produksi Average Cost dihitung dengan membagi Total Cost (TC) dengan jumlah unit produksi.

AC bisa dihitung dengan rumus:

AC = TC / Jumlah Unit Produksi

Jumlah Unit Produksi adalah jumlah unit produk atau layanan yang diproduksi atau disediakan oleh perusahaan.

Contoh:

Sebuah perusahaan memiliki Total Cost (TC) sebesar Rp 500.000.000 dan dalam bulan tersebut perusahaan memproduksi 10.000 unit produk. Maka, Average Cost (AC) bisa dihitung sebagai berikut:

AC = Rp 500.000.000 / 10.000 = Rp 50.000

Jadi, Average Cost per unit produk dalam bulan tersebut adalah Rp 50.000.

Marginal Cost (MC)

Jenis biaya produksi berupa biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi satu unit tambahan dari suatu produk atau layanan. Marginal Cost mengukur perubahan biaya total ketika jumlah produksi atau jumlah unit meningkat satu tingkat.

Berikut adalah rumus menghitung MC, yaitu:

MC = ΔTC / ΔQ

ΔTC adalah perubahan Total Cost, yaitu selisih antara Total Cost saat jumlah unit produksi meningkat dan Total Cost sebelumnya.
ΔQ adalah perubahan jumlah unit produksi, yaitu selisih antara jumlah unit produksi yang baru dan jumlah unit produksi sebelumnya.

Contoh:

Perusahaan mengeluarkan Total Cost (TC) sebesar Rp 1.000.000.000 untuk memproduksi 10.000 unit produk, dan kemudian Total Cost meningkat menjadi Rp 1.200.000.000 ketika produksi ditingkatkan menjadi 11.000 unit.

Maka, Marginal Cost (MC) bisa dihitung sebagai berikut:

ΔTC = Rp 1.200.000.000 - Rp 1.000.000.000 = Rp 200.000.000 ΔQ = 11.000 - 10.000 = 1.000

MC = Rp 200.000.000 / 1.000 = Rp 200.000

Jadi, Marginal Cost (MC) untuk satu unit tambahan produk adalah Rp 200.000.

Baca Juga: Cara Mudah Menghitung Biaya Produksi Beserta Contohnya

Catat Biaya Produksi Menggunakan Beecloud

Kesimpulan

Dalam menjalankan kegiatan produksi, pemilik usaha perlu mempertimbangkan dengan cermat setiap elemen biaya untuk mengoptimalkan keuntungan dan efisiensi operasional.

Pemahaman yang baik tentang jenis biaya produksi beserta contohnya, perusahaan bisa membuat keputusan yang baik dan strategis untuk mencapai tujuan bisnis mereka.

Artikel Terkait

Pengertian Manajemen Persediaan dan Penjelasannya
Manajemen Persediaan ini sebenarnya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Oleh karena itu, nantinya manajemen inventori ini
Baca Juga
4 Kelebihan Aplikasi Stok Barang, No.1 untuk Stock Opname
Dasarnya setiap bisnis yang dikelola selalu punya porsi waktu yang bervariatif, seperti contoh pekerjaan gudang yang bisa dikerjakan berhari-hari karena
Baca Juga
Stock Opname Artinya, Kapan Waktu Tepat untuk Stock Opname
Pada dasarnya stock opname artinya menghitung persediaan, tеtарі juga dараt dіgunаkаn untuk mеnghіtung bаrаng аtаu benda yang bеrhubungаn dengan kеgіаtаn
Baca Juga
Inventory Control Adalah: Pengertian, Fungsi, Metode
Sebuah sistem untuk memanajemen persediaan barang yaitu stock control dan inventory control adalah kebutuhan yang paling penting dalam suatu bisnis.
Baca Juga
Cara Menghitung Inventory Turnover, Rumus dan Contohnya
Perputaran persediaan atau Inventory turnover adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan persediaannya secara efisien. Salah satu indikator perusahaan memiliki manajemen persediaan
Baca Juga
Tips Melakukan Manajemen Gudang yang Benar
Setiap perusahaan yang punya gudang sendiri atau menyewa memang sudah sepatutnya melakukan suatu sistem manajemen gudang secara baik dan benar.
Baca Juga

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Apa Itu Brand Positioning? Begini Penjelasan Lengkapnya
Salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah melakukan brand positioning. Kegiatan ini berkaitan dengan upaya menempatkan brand, agar memiliki tempat
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Pengertian, Format dan Contoh Jurnal Penerimaan Kas
Dalam akuntansi, jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang masuk secara tunai. Contoh jurnal penerimaan
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu