Sukses atau tidaknya proses produksi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada bagaimana sistem manufaktur mereka, dimana sistem inilah yang merancang secara khusus mengelola setiap aspek dalam proses produksi.
Sebelum itu, apakah Anda tahu apa itu perusahaan manufaktur? Perusahaan manufaktur adalah atau manufacturing company adalah jenis perusahaan yang kegiatan utamanya berfokus pada proses mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual.
Nah, dalam artikel ini kita akan bahas lebih detail terkait apa yang dimaksud dengan sistem manufaktur, fungsi hingga sistem informasinya.
Secara umum, sistem manufaktur adalah suatu kesatuan terorganisir yang terdiri dari manusia, mesin, alat, bahan baku, dan prosedur kerja yang digunakan untuk mengubah input menjadi produk jadi melalui proses produksi yang terstruktur dan berulang.
Dalam tesisnya yang berjudul “Comparison of Synchronized Flow with Classical Flow in Multi-Stage Production Systems” (2009), Haibin Tang membahas dua pendekatan utama dalam sistem ini, yakni: synchronized production flow dan classical production flow.
Meskipun Tang tidak secara eksplisit mendefinisikan "sistem manufaktur", ia menggambarkan sistem ini sebagai serangkaian tahapan produksi yang saling terkait, dimana efisiensi dan koordinasi antar proses sangat mempengaruhi kinerja keseluruhan.
Dalam konteks ini, sistem manufaktur dapat dipahami sebagai struktur terorganisir dari proses produksi yang melibatkan berbagai variabel seperti waktu penyiapan (setup time), ukuran batch, waktu penanganan material, dan interval waktu produksi (time bucket).
Dengan tujuan untuk mengoptimalkan waktu aliran produksi (flow time), pemanfaatan mesin, dan mengurangi jumlah barang dalam proses (work-in-process/WIP).
BACA JUGA: WIP Adalah: Fungsi, Rumus dan Contoh Laporannya
Sistem Manufaktur Apa Saja? Ada 4, yakni MTS, ATO, MTO dan ETO (Credit: bee.id)
Berdasarkan jenis produksinya, sistem manufaktur dikelompokkan menjadi 4 jenis, apa saja 4 sistem manufaktur itu? Yakni: Make to Stock (MTS), Assemble to Order (ATO), Make to Order (MTO) dan Engineering to Order (ETO).
Berikut penjelasan lengkapnya:
Sistem yang pertama ada make to stok, yakni metode produksi barang dibuat terlebih dahulu berdasarkan perkiraan permintaan (forecast) dan disimpan sebagai stok. Metode ini bisa Anda temui pada industri berskala besar yang sudah memiliki pasar yang jelas.
Apakah usaha kecil bisa menggunakan metode ini? Jawabannya tergantung, Anda bisa menggunakan metode ini jika:
Jika Anda mencari keseimbangan antara efisiensi dan fleksibilitas, maka sistem Assemble to Order (ATO) bisa jadi jawabannya. Dalam sistem ini, komponen-komponen produk telah diproduksi terlebih dahulu dan disimpan sebagai stok, namun perakitan akhir baru dilakukan setelah ada pesanan dari pelanggan.
Contohnya pada industri komputer atau sepeda, dimana pelanggan bisa memilih spesifikasi tertentu dari produk yang sudah tersedia komponennya. Dengan demikian, anda bisa:
Sesuai namanya, Make to Order berarti barang baru diproduksi setelah ada pesanan masuk dari pelanggan. Jadi, tidak ada stok barang jadi yang disimpan sebelumnya.
Sistem ini cocok untuk produk dengan permintaan variatif dan tidak bisa diprediksi dengan mudah, misalnya seperti furniture custom, mesin industri, atau pakaian dengan ukuran khusus.
Dengan sistem ini, Anda bisa:
Nah, kalau sistem yang satu ini lebih kompleks lagi. Engineering to Order (ETO) adalah sistem di mana desain dan proses produksinya baru dimulai setelah permintaan diterima, biasanya untuk proyek-proyek berskala besar dan sangat spesifik.
Contohnya adalah pembangunan pabrik, sistem HVAC untuk gedung bertingkat, atau kapal pesiar. Sistem ETO melibatkan kolaborasi erat antara tim teknik dan pelanggan, karena produk benar-benar dirancang dari nol.
Seperti yang dijelaskan Haibin Tang, jika pendekatan manufaktur ada dua jenis yakni synchronized production flow dan classical production flow, apa itu?
Pendekatan ini menekankan pada koordinasi yang ketat dan sinkronisasi antar setiap tahapan proses produksi. Dalam sistem ini, semua stasiun kerja atau mesin dirancang agar bekerja seiringan dengan laju produksi yang seragam.
Tujuan utama dari pendekatan ini adalah:
Biasanya, pendekatan ini cocok diterapkan ketika waktu penyiapan (setup time) relatif singkat dan ukuran batch kecil. Keunggulannya terletak pada kemampuannya menghasilkan aliran produksi yang lebih mulus dan responsif terhadap perubahan permintaan pasar.
Sedangkan pendekatan classical production adalah pendekatan klasik lebih fleksibel dalam hal penjadwalan dan produksi. Setiap tahap dalam sistem ini bekerja secara relatif independen, dan sering kali menggunakan sistem batch besar untuk efisiensi dalam hal waktu penyiapan yang panjang.
Biasanya, pendekatan ini memiliki beberapa ciri utama, yakni:
Pendekatan ini lebih cocok untuk lini produksi yang berorientasi pada volume besar dan tidak terlalu sensitif terhadap waktu siklus atau perubahan kecil dalam permintaan.
Singkatnya, Synchronized Flow fokus pada kecepatan dan koordinasi antar proses, sedangkan Classical Flow lebih mengandalkan efisiensi dengan mengorbankan sinkronisasi. Pemilihan pendekatan tergantung pada jenis produk, skala produksi, dan strategi perusahaan.
Perbedaan antara Sistem Manufaktur dan Sistem Produksi seringkali membingungkan, karena keduanya berkaitan erat dalam konteks pembuatan barang. Namun, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Sistem manufaktur merujuk pada serangkaian proses atau kegiatan yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi melalui serangkaian tahapan produksi yang terstruktur.
Sedangkan, sistem produksi adalah istilah yang lebih luas, mencakup seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa, baik itu dalam skala manufaktur, jasa, maupun sektor lain.
Fokus utama sistem produksi adalah pada proses fisik pembuatan barang atau produk. Ini melibatkan berbagai proses seperti perakitan, pengolahan.
Semntara, proses produksi lebih luas dan mencakup keseluruhan proses produksi, tidak hanya di sektor manufaktur, tetapi juga dalam pembuatan jasa.
Sistem manufaktur memiliki ruang lukup lebih terbatas, dan hanya pada industri yang memproduksi barang fisik, seperti industri otomotif, elektronik, atau makanan dan minuman. Sedangkan sistem produksi mencakup banyak sektor, mulai dari manufaktur hingga jasa.
Secara keseluruhan, sistem manufaktur adalah salah satu bagian dari sistem produksi yang fokus pada pembuatan barang fisik, sedangkan sistem produksi lebih luas mencakup seluruh proses penciptaan barang dan jasa.
Setelah memahami jenis-jenis sistem manufaktur, pertanyaan selanjutnya adalah “Apa saja sih sebenarnya fungsi dari sistem manufaktur dalam proses produksi?” Berikut listnya:
Bagan Arus Data menjadi Informasi untuk SIMa (Credit: Bee.id)
Lalu, apa yang dimaksud dengan sistem informasi manufaktur (SIMa)? Sistem informasi manufaktur adalah sistem berbasis teknologi yang dirancang untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dalam jurnal artikel “Sistem Informasi Manufaktur dalam Kerangka Kerja Sistem Informasi Manajemen” karya Bernardo NY (2001) dijelaskan, jika sistem informasi manajemen ini termasuk dalam bagian kerja dari sistem informasi manajemen (SIM).
BACA JUGA: 11 Contoh SIM (Sistem Informasi Manajemen) Perusahaan
Dimana sistem informasi manufaktur lebih menekankan pada proses produksi, mulai dari input bahan mentah hingga barang jadi, dengan mempertimbangkan seluruh proses produksi yang terjadi.
Ruang lingkup informasi manufaktur meliputi apa saja? SIMa, mencakup berbagai aspek penting dalam proses produksi. Termasuk sistem perencanaan manufaktur, rencana tenaga kerja, rencana produksi, sistem pengendalian manufaktur hingga rencana kebutuhan bahan baku.
Sistem ini bertanggung jawab untuk merancang dan mengatur seluruh proses produksi, termasuk penjadwalan, alokasi sumber daya, dan pengendalian proses produksi. Tujuannya adalah memastikan bahwa produksi berjalan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan.
Melibatkan perencanaan kebutuhan tenaga kerja, termasuk jumlah, keterampilan, dan penjadwalan kerja. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sumber daya manusia tersedia dan terorganisir dengan baik untuk mendukung proses produksi.
Menentukan apa yang akan diproduksi, kapan, dan dalam jumlah berapa. Rencana ini harus selaras dengan permintaan pasar dan kapasitas produksi perusahaan.
Melibatkan perencanaan dan pengelolaan kebutuhan bahan baku untuk produksi, termasuk jumlah, jenis, dan waktu pengadaan. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup tanpa menyebabkan kelebihan persediaan.
Bertugas untuk memantau dan mengendalikan proses produksi agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ini termasuk pengawasan kualitas, efisiensi proses, dan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi selama produksi.
Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) dalam perusahaan manufaktur adalah kerangka kerja strategis yang dirancang untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional berjalan sesuai dengan tujuan dan rencana perusahaan.
SPM mencakup proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap sumber daya perusahaan, termasuk tenaga kerja, mesin, bahan baku, serta informasi, guna mencapai efisiensi dan efektivitas produksi.
Untuk mendukung implementasi SPM yang efektif, perusahaan manufaktur dapat memanfaatkan Software Manufaktur Beeaccounting. Klik banner di atas untuk gratis uji coba sekarang!
Software ini dirancang khusus untuk mengelola proses produksi dengan fitur-fitur yang mendukung pengendalian manajemen, seperti:
Dengan integrasi ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kualitas produk.