Aset semua aset bisnis bertahan selamanya.
Ada masanya, aset akan rusak, dijual atau bahkan hilang, oleh karena itu harus dilakukan penghapusan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, yang dicatat melalui jurnal penghapusan aset tetap.
Menurut studi di sektor publik, penghapusan aset dilakukan melalui prosedur ketat mulai dari identifikasi kondisi aset hingga pemusnahan atau lelang.
Di sisi lain, perusahaan swasta punya fleksibilitas lebih dalam mencatat jurnal penghapusan, tapi tetap wajib mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Bagaimana prosedur penghapusan aset tetap dan penjurnalannya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Dalam jurnal artikel berjudul “Analisis Prosedur Penghapusan Aset Tetap Pada Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Badung” dijelaskan jika:
Penghapusan aset tetap merupakan proses dihapusnya aktiva dari neraca setelah secara permanen dihentikan penggunaannya dan sudah tidak memiliki masa manfaat atau nilai ekonomis di masa yang akan datang.
Artinya, aset ini sudah tidak lagi menjadi bagian dari laporan keuangan, sehingga secara akuntansi aktiva ini dikeluarkan nilai rupiahnya dari laporan neraca atau laporan posisi keuangan.
Sama halnya dengan arti penghapusan aset tetap dalam akuntansi, penghapusan aset tetap menurut pajak adalah proses mengeluarkan aset tetap dari pembukuan perusahaan karena sudah tidak memiliki nilai manfaat,
Sehingga, nilai buku dan rugi fiskalnya bisa dihitung kembali dan dikurangkan dari penghasilan kena pajak. Beban pajak yang dibayarkan pun sesuai dengan kondisi riilnya.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 16 paragraf 67, aset tetap entitas dapat dihapus karena dua alasan, ketika aset dilepas dan tidak memiliki masa manfaat lagi di masa depan.
Ketika aset dilepas, artinya aset sudah tidak lagi dikuasai atau digunakan oleh perusahaan, misalnya karena:
Dalam semua kondisi di atas, aset harus dihapus dari pembukuan. Nilai buku aset akan dibandingkan dengan nilai realisasi (jika ada), dan selisihnya diakui sebagai laba atau rugi penghapusan dalam laporan laba rugi.
Alasan kedua adalah ketika sudah tidak lagi memiliki masa manfaat di masa depan, artinya, meskipun secara fisik aset masih ada, nilai gunanya sudah habis.
Misalnya karena:
ni juga bisa terjadi ketika aset telah terdepresiasi penuh, alias nilai buku = Rp 0. Walaupun asetnya masih bisa digunakan, dalam catatan akuntansi aset tersebut sudah tidak lagi menyumbang nilai ekonomis yang layak diakui.
Jika aset ini dibiarkan tercatat dalam neraca, maka bisa mengganggu akurasi laporan keuangan. Kenapa?
Karena akan menambah nilai aset padahal asetnya sudah tidak ada, mengurangi reliabilitas laporan laba rugi dan mungkin saja beban pajak yang harus Anda bayarkan juga lebih tinggi.
Ada prosedur yang harus Anda ikuti agar laporan keuangan tetap rapi dan bebas masalah dalam proses penghapusan aset tetap, berikut prosedurnya:
Langkah pertama sebelum melakukan penghapusan aset tetap adalah dengan mengidentifikasi aset mana yang berpotensi untuk dihapus. Dengan mengelompokkan, apakah ….
Cara ini akan memudahkan Anda dalam memastikan hanya aset yang benar-benar tidak layak yang diajukan untuk dihapus.
Setelah proses identifikasi selesai, Anda bisa mengajukan persetujuan resmi kepada pihak manajemen, caranya bagaimana?
Di lingkungan pemerintah atau BUMN, penghapusan aset harus dilampiri Surat Persetujuan dari Kepala Daerah, Menteri, atau Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) tergantung nilai aset.
Sedangkan untuk perusahaan swasta, cukup dengan tanda tangan pejabat berwenang dan direkam dalam sistem akuntansi.
Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan beberapa dokumen pendukung yang perlu disiapkan, seperti:
Dokumen ini menjelaskan bahwa suatu aset telah resmi dihapus dari catatan perusahaan. Isinya mulai dari identitas aset, kondisi aset terakhir, tanggal penghapusan dan tanda tangan.
Jika aset hilang, Anda perlu melampirkan:
Surat ini dibutuhkan jika:
Berikutnya adalah surat persetujuan atau otorisasi dari pimpinan manajemen yang berisi:
Setelah dokumen lengkap dan persetujuan manajemen diperoleh, langkah akhir yang harus dilakukan adalah penghapusan aset tetap dari catatan akuntansi perusahaan.
Apa jurnal yang harus dibuat untuk menghapus aset tetap? Jurnal penghapusan aset tetap.
Bagaimana cara membuatnya? Simak selengkapnya pada penjelasan berikutnya.
Terakhir, setelah semua dokumen dan pencatatan selesai, Anda hanya perlu menghapusnya dari:
Proses ini dilakukan agar aset tersebut tidak lagi tercatat dalam sistem administrasi maupun keuangan perusahaan.
Nah, dalam proses pencatatan jurnal penghapusan ini, terdapat dua skenario utama yang bisa Anda gunakan, berikut penjelasannya:
Bagaimana cara menghapus aset tetap yang belum disusutkan sepenuhnya?
Aset yang sudah disusutkan penuh artinya nilai buku bersihnya adalah nol, nilai perolehan aset sama dengan jumlah akumulasi penyusutan. Dalam hal ini, jika aset hanya dilepas (bukan dijual).
Maka, jurnal penghapusan asetnya adalah:
Artinya, kita cukup menghapus nilai aset dari catatan dan mencatat bahwa seluruh nilai tersebut telah disusutkan.
Namun, jika perusahaan menjual aset tersebut meskipun nilai buku sudah nol, maka tetap dicatat penerimaan kasnya, sedangkan nilai aset tetap dan akumulasi penyusutan dihapus seperti sebelumnya.
ika aset masih memiliki nilai buku bersih (NBV), maka langkah pertama adalah menghitung nilai buku dengan cara:
Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan
Setelah nilai buku diketahui, maka ada dua kemungkinan:
Jika aset tidak dijual dan langsung dihapus, tapi nilai bukunya belum nol, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian:
Jika aset dijual, bandingkan hasil penjualan dengan nilai buku:
Maka, jurnal penghapusan aset tetapnya adalah sebagai berikut:
Cara praktis untuk penghapusan aset tetap adalah dengan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud.
Anda hanya perlu buka menu Akuntansi → Pengafkiran Aset Tetap, lalu pilih aset yang ingin dihapus beserta akun kerugian terkait, atur tanggal penghapusan, dan klik Save.
Otomatis akan membuat jurnal yang menghapus nilai aset dan akumulasi penyusutan, lalu mencatat selisihnya sebagai kerugian di laporan laba rugi.
Nggak perlu hitung manual dan pusing buat entri manual lagi, cukup pakai Beecloud untuk proses cepat, akurat, dan langsung tercermin di laporan keuangan Anda.
Klik banner di bawah ini dan rasakan kemudahannya sendiri!
Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan terkait penghapusan aset tetap:
Penggunaan aset tetap sebaiknya dihentikan ketika aset tidak lagi memberikan manfaat ekonomi, seperti saat rusak berat, tidak efisien, usang, hilang, atau akan dijual/disumbangkan. Sesuai dengan PSAK 16 paragraf 67.
Apa saja manfaat penghapusan aset tetap:
Penghapusan aset tetap artinya aset dihapus dari pembukuan karena hilang, rusak, atau tidak layak pakai.
Sedangkan pelepasan aset adalah aset yang dialihkan ke pihak lain melalui penjualan, tukar tambah, hibah, atau pemusnahan.