🎉 Akhir Tahun Buanyak Diskon-nyaaa, Disc. upto 25%
Logo Bee Web

Fast Fashion Adalah: Dampak Positif dan Negatif di Baliknya

Fast fashion adalah istilah dalam industri tekstil yang pada praktik produksi dan penjualan pakaian dengan siklus cepat dan terus-menerus.
Penulis: Lutfatul Malihah
Daftar Isi
Kategori:
Dipublish Tgl: Saturday, 16 March 2024

Fast fashion adalah sebuah fenomena yang telah merevolusi industri pakaian secara global, menghadirkan perubahan cepat dalam gaya busana dengan harga yang terjangkau. Dibalik kilatan tren yang selalu up-to-date, terdapat realitas yang lebih kompleks.

Seperti, produksi masif yang merugikan lingkungan, kondisi kerja yang tidak manusiawi, limbah tekstil, dan lain sebagainya. Mari kita kenali lebih dalam apa yang dimaksud dengan fast fashion, dampak dan sikap yang harus diambil sebagai pelaku usaha.

Apa itu Fast Fashion? Fast Fashion Adalah ...

fast fashion di indonesia

Awal tahun 2019, menjadi tahun lonjakan fast fashion di Indonesia (Credit: Freepik.com)

Fast fashion adalah istilah dalam industri tekstil yang merujuk pada praktik produksi dan penjualan pakaian dengan pola siklus yang cepat dan terus-menerus. Ciri khasnya adalah kemampuan untuk menghasilkan berbagai model fashion dalam waktu singkat.

Pengertian lain menurut Katherine Saxon (2021) dalam Yudi Kornelis (2022), fast fashion adalah istilah yang merangkum seluruh hal yang digunakan untuk menggambarkan model bisnis yang didalamnya melakukan proses penyalinan dan mereplikasi desain mode kelas atas.

Dalam proses penyalinan biasanya dilakukan oleh ribuan karyawan yang dipekerjakan oleh pelaku usaha untuk menyalin desain terbaru yang digunakan oleh model atau selebriti.

Dari dua pengertian ini biasa diartikan jika fast fashion adalah seluruh model bisnis yang melakukan penyalinan desain model kelas atas yang diproduksi secara cepat, murah dan massal.

Menurut website edology.com, awal mula lahirnya konsep fast fashion adalah karena keinginan dari konsumen sendiri, yang menginginkan model terbaru yang sama namun tidak mau membayar dengan harga yang mahal.

Sejarah Singkat Fast Fashion

Dilansir dari laman zerowaste.id, sejarah fast fashion dimulai sebelum revolusi industri, ketika produk fashion dihasilkan secara manual dengan detail yang tinggi, membuatnya mahal dan hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu.

Namun, pada tahun 1980, muncul era revolusi industri yang membawa berbagai teknologi baru, termasuk mesin jahit yang mengubah lanskap produksi fashion.

Fast fashion lahir dari proses produksi yang lebih cepat, menggunakan bahan baku rendah, dan dijual dengan harga terjangkau, memungkinkan semua lapisan masyarakat untuk memiliki akses terhadap tren mode.

Berdasarkan beberapa sumber yang dikutip dalam Yudi Kornelis (2022) Di Indonesia sendiri perkembangan fast fashion mula meningkat pada semester pertama tahun 2019, dengan pertubuhan sebesar 19,86%, meningkat dari 6,96% pada semester pertama tahun sebelumnya.

Kontribusi industri fashion terhadap ekonomi kreatif Indonesia menjadi yang terbesar kedua, dengan memberikan pendapatan sebesar 18,01% atau Rp 116 triliun, serta menguasai 56% dari ekspor industri ekonomi kreatif.

Pertumbuhan industri fashion ini menjadi landasan bagi fenomena fast fashion di Indonesia, yang sudah menjadi tren global. Merek-merek fast fashion terkenal seperti Zara (Spanyol), H&M (Swedia), dan Uniqlo (Jepang) telah sukses masuk ke pasar Indonesia.

Adanya pangsa pasar yang luas di Indonesia menjadi daya tarik bagi banyak perusahaan fast fashion untuk membuka gerai di berbagai lokasi. Dan didukung dengan penerimaan yang tinggi terhadap fast fashion di Indonesia adalah respons positif dari masyarakat, tercermin dari jumlah toko yang terus berkembang.

Laporan Keuangan Akurat Untuk Laporan Pajak Pakai Beeaccounting 1x Klik Langsung Jadi

Karakteristik Fast Fashion

Menurut Zero Waste Indonesia, ada dua karakteristik dasar dari industri fast fashion, yakni low quality dan high volume, berikut penjelasannya:

1. Low Quality (Berkualitas Rendah)

Low quality mencerminkan penggunaan bahan-bahan berkualitas rendah pada produk fast fashion. Hal ini terjadi karena dinamika yang cepat dalam tren fashion yang terus berubah.

Mendorong produksi cepat tanpa fokus pada ketahanan produk. Sebagai akibatnya, pakaian fast fashion cenderung tidak tahan lama dan lebih rentan terhadap kerusakan.

2. High Volume (Berjumlah Banyak)

Sementara itu, karakteristik high volume menunjukkan adanya lonjakan permintaan pasar yang besar terhadap produk fast fashion. Dalam menghadapi permintaan yang tinggi ini, industri fast fashion merespon dengan memproduksi barang dalam jumlah besar.

Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara cepat, mengikuti alur tren fashion yang terus berubah, dan menerapkan strategi quick response sesuai dengan permintaan pasar.

Selain itu, menurut Tikatli (2008) dalam Chanifatin Nidia & Ratna Suhartini (2020), fast fashion memiliki 4 ciri khas berikut ini:

  • Bisnis fast fashion berusaha sesegera mungkin memasukkan produknya ke dalam pasar, dengan meningkatkan jumlah pengecer di seluruh dunia.
  • Terdapat kebutuhan untuk menghubungkan permintaan pelanggan dengan operasi pengadaan, produksi dan distribusi.
  • Memiliki siklus pengembangan pendek, prototyping cepat dan bervariasi, sehingga pelanggan akan ditawarkan banyak desain baru dengan jumlah terbatas.
  • Memiliki rantai pasok yang cepat dan sangat responsif.

17 Top Brand Fast Fashion Dunia

Mengutip dari wikipedia.org, terdapat lebih dari 40 brand fast fashion yang ada du dunia ini, namun terdapat 17 top brand menurut Caro dan Martinez (2015), yakni:

H&M, Zara, Gap, Uniqlo, Topshop, Forever 21, Mango, Weat Seal, Benetton, New Look, Esprit, C&A, American Apparel, Urban Outfitters, peacocks, Charlotte Russe, dan Armani Exchange.

Dampak Negatif Fast Fashion

Dampak Fast Fashion

Contoh Tumpukan Sampah Pakaian Bekas di Gurun Atacama Chili (Credit: silanews.com)

Berikut beberapa dampak negatif yang berpotensi ditimbulkan oleh industri fast fashion:

1. Pencemaran Lingkungan

Industri fast fashion merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia, mulai dari proses produksi tekstil menghasilkan limbah air yang beracun, emisi gas rumah kaca, hingga penumpukan sampah produknya.

2. Eksploitasi Pekerja

Dampak negatif berikutnya adalah eksploitasi pekerja, dimana buruh di industri fast fashion, terutama di negara berkembang, sering kali bekerja dalam kondisi yang buruk dengan upah rendah dan jam kerja panjang.

Selain itu, Mereka juga sering terpapar bahan kimia berbahaya dan tidak memiliki akses ke hak-hak dasar sebagai pekerja.

3. Konsumsi Berlebihan

Budaya fast fashion mendorong budaya konsumsi berlebihan dan limbah tekstil yang tinggi. Dimana, pakaian yang dibeli dengan harga murah seringkali cepat dibuang dan digantikan dengan model terbaru.

4. Dampak Sosial

Selanjutnya adalah fast fashion dapat menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis dan meningkatkan tekanan sosial untuk mengikuti tren terbaru. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kepercayaan diri, terutama bagi kaum muda.

5. Eksploitasi Hewan

Selain eksploitasi tenaga kerja, tidak jarang di beberapa kasus industri fast fashion menggunakan bahan baku dari hewan. Seperti bulu dan kulit, yang diperoleh dengan cara yang kejam dan tidak berkelanjutan. Hal ini menyebabkan penderitaan bagi hewan dan kerusakan lingkungan.

Dampak Positif Fast Fashion

Meskipun sering dikritik atas dampak negatifnya, industri fast fashion juga memiliki beberapa dampak positif, antara lain:

  • Fast fashion menyediakan pakaian trendi dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas, termasuk mereka yang memiliki anggaran terbatas.
  • Menjadi salah satu industri padat karya yang menciptakan jutaan pekerjaan di seluruh dunia.
  • berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global dan mendorong inovasi dalam desain dan teknologi tekstil.

Meskipun demikian di atas tidak membenarkan adanya dampak buruk yang ditimbulkan dari industri fast fashion ini.

Bagaimana Sikap Pebisnis Terhadap Industri Fast Fashion

Secara umum, terdapat beberapa tren dalam sikap pebisnis terhadap industri fast fashion:

  • Meningkatnya kesadaran akan dampak negatif fast fashion.
  • Peningkatan permintaan untuk produk fashion yang berkelanjutan dan etis.
  • Munculnya model bisnis baru yang lebih berkelanjutan.
  • Meskipun masih banyak pebisnis yang mengikuti model fast fashion tradisional, semakin banyak pebisnis yang mulai menyadari dampak negatifnya dan mencari cara untuk menjadi lebih berkelanjutan.

Artikel Terkait

ROE adalah Return on Equity, Begini Fungsinya Untuk Bisnis
ROE adalah singkatan dari Return on Equity, yakni salah satu dari jenis return yang biasa terjadi di perusahaan, dua jenis
Baca Juga
10 Contoh Transformasi Digital Brand Ternama di Indonesia
Transformasi digital adalah sebuah bentuk perubahan atau proses digitalisasi mengikuti perkembangan zaman, dimana dalam dunia bisnis transformasi ini melibatkan adopsi
Baca Juga
12 Cara Membangun Motivasi Bisnis Paling Efektif 2023
Membangun motivasi bisnis merupakan suatu semangat yang tidak hanya penting dimiliki oleh pemula, tetapi juga wajib dirasakan oleh pebisnis berpengalaman.
Baca Juga
Contoh Barang Inferior, Pengertian, Jenis dan Karakteristiknya
Barang inferior adalah jenis produk atau barang yang mengalami penurunan permintaan ketika pendapatan konsumen meningkat. Dalam konteks ekonomi, barang ini
Baca Juga
Working Capital: Komponen, Cara Menghitung dan Strateginya
Keberhasilan suatu bisnis tidak hanya ditentukan oleh seberapa baik produk atau layanan yang ditawarkan, tetapi juga seberapa kuat fondasi keuangannya.
Baca Juga
Kriteria UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia
Usaha seperti apa sih yang masuk dalam kriteria UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia? Pada dasarnya, di Indonesia
Baca Juga

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Apa Itu Brand Positioning? Begini Penjelasan Lengkapnya
Salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah melakukan brand positioning. Kegiatan ini berkaitan dengan upaya menempatkan brand, agar memiliki tempat
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Pengertian, Format dan Contoh Jurnal Penerimaan Kas
Dalam akuntansi, jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang masuk secara tunai. Contoh jurnal penerimaan
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu