🎉 Grand Launching SOM! Dapatkan Diskon 10%
Logo Bee Web

DER adalah Rasio Hutang Terhadap Modal, Ini Penjelasannya

DER adalah rasio yang digunakan untuk menggambarkan seberapa besar perusahaan bergantung pada hutang. Begini rumus dan cara menghitungnya
Penulis: Lutfatul Malihah
Daftar Isi
Kategori:
Dipublish Tgl: Tuesday, 6 August 2024

Debt to Equity Ratio atau DER adalah salah satu indikator penting dalam analisis keuangan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mendanai aktivitas operasional dan investasinya melalui utang dibandingkan dengan ekuitas.

Rasio ini memberikan gambaran tentang struktur modal perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Bagaimana caranya? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!

DER Adalah ...

Rumus Debt To Equity Ratio

Apa itu DER? DER adalah rasio perbandingan antara hutang dan modal (Credit: Freepik.com)

DER adalah singkatan dari Debt to Equity Ratio atau yang disebut dengan rasio utang terhadap modal. Rasio ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi seberapa besar sebuah perusahaan tergantung dalam hutang.

Semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi pula perusahaan tersebut bergantung pada hutang, hal ini dapat meningkatkan resiko finansial termasuk kebangkrutan. Sementara jika DER rendah maka perusahaan tersebut lebih stabil kondisi keuangannya karena tidak terlalu bergantung pada hutang.

Sederhannya dijelaskan oleh Kasmir (2019) dalam Livia, dkk (2022) jika DER adalah rasio yang berfungsi untuk menilai hutang dengan modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Manfaat Perhitungan Debt to Equity Ratio

Selain menilai hutang, Kasmir juga menjelaskan ada 7 manfaat lainnya dari perhitungan DER, yakni:

  • Menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
  • Menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bersifat tetap.
  • Menganalisis keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal.
  • Menganalisis seberapa besar nilai aktiva perusahaan yang dibiayai hutang.
  • Menganalisis seberapa besar hutang yang berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
  • Mengukur berapa besar bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang.
  • Menghitung rasio antara dana pinjaman dan ekuitas.

Baca Juga: Kenali Pengertian, Jenis, dan Berbagai Unsur Ekuitas

Ketentuan DER (Debt to Equity Ratio)

Seperti yang dijelaskan di atas, semakin tinggi DER maka semakin tinggi juga perusahaan tersebut bergantung pada utang dan sebaliknya. Dalam hal ini DER memiliki ketentuan yang menyatakan tinggi rendahnya DER, berikut ketentuannya:

1. Debt to Equity Ratio 1 atau 100%

Jika nilai DER adalah 1 atau 100%, berarti total utang perusahaan sama dengan total ekuitasnya. Artinya, perusahaan dianggap sehat karena ekuitas yang dimiliki cukup untuk membayar semua utangnya jika terjadi gagal bayar.

Investor masih memiliki peluang untuk mendapatkan hasil dari penjualan ekuitas perusahaan setelah pemberi utang dan pemilik saham preferen memperoleh hak mereka.

2. Debt to Equity Ratio di Atas 1 atau 100%

Selanjutnya, jika DER bernilai di atas 1 atau 100% artinya kondisi perusahaan aman, namun tetap harus diwaspadai, karena nilai hutang lebih tinggi dibanding ekuitasnya.

Meskipun dianggap aman, keamanannya masih perlu diwaspadai karena kondisi ini tergantung pada sumber hutangnya. Jika uangnya berasal dari utang usaha, keuangan perusahaan dianggap baik.

Namun, jika hutangnya dari bank atau obligasi, kondisi keuangan perlu diwaspadai karena risiko gagal bayar lebih tinggi.

3. Debt to Equity Ratio di Atas 2 atau 200%

Sedangkan jika DER bernilai di atas 2 atau 200% perusahaan dalam kondisi rawan. Hal ini menunjukkan jika perusahaan memiliki hutang yang sangat besar dibandingkan dengan ekuitasnya, yang membuatnya sangat rentan terhadap berbagai risiko.

Berapa Nilai Debt to Equity Ratio yang Baik?

debt to equity ratio yang baik

Nilai Debt to Equity Ratio yang baik sebenarnya tergantung apa industri perusahaan tersebut (Credit: Freepik.com)

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan jika nilai DER yang baik adalah berkisar 1 - 1,5 tergantung sumber hutangnya. Selain itu juga tergantung pada jenis industri yang digeluti perusahaan.

Seperti yang dijelaskan oleh British Business Bank, jika rekomendasi DER yang baik umumnya berkisar antara 1 hingga 1,5 tergantung industrinya. Industri padat modal seperti keuangan dan manufaktur seringkali memiliki DER lebih dari 2.

Bukan berarti perusahaan tersebut tidak pandai mengelola keuangan, namun berani mengambil resiko. Dimana, rasio utang yang tinggi ini bisa berisiko namun juga berpotensi menghasilkan pendapatan besar dan melunasi utangnya.

Faktor yang Mempengaruhi Nilai DER

Dalam buku Dasar-Dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan (2020) karya Darmawan, ada 4 faktor yang mempengaruhi nilai Debt to Equity Ratio, yakni:

1. Stabilitas dan Prediktabilitas Lingkungan Bisnis

Faktor pertama adalah lingkungan bisnis, dimana perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan bisnis yang fluktuatif dan tidak dapat diprediksi lebih baik memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah.

Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut mungkin tidak mampu membayar kewajiban yang timbul jika terjadi penurunan tiba-tiba dalam kegiatan ekonomi.

Dengan DER yang rendah, perusahaan akan memiliki beban utang yang lebih sedikit dan lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

2. Ketersediaan Aset

Kemudian dari ketersediaan aset, perusahaan dengan aset jangka panjang yang berwujud (misalnya bangunan, tanah) cenderung memiliki DER yang lebih tinggi. Aset-aset ini dapat dijadikan jaminan bagi kreditur, sehingga perusahaan lebih mudah mendapatkan pinjaman.

Sedangkan jika, perusahaan yang sebagian besar asetnya adalah aset jangka pendek seperti inventaris atau aset yang rentan terhadap penilaian subyektif (seperti aset tidak berwujud) sebaiknya mempertahankan rasio utang terhadap ekuitas yang lebih rendah.

Aset ini menawarkan tingkat keamanan yang lebih rendah bagi pemberi pinjaman karena nilainya bisa berubah dengan cepat dan mungkin sulit untuk dijual dalam situasi darurat.

3. Cakupan Bunga (Interest Coverage Ratio)

Rasio cakupan bunga yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan dapat membayar beban bunga dari pendapatannya dengan mudah. Jika rasio cakupan bunga tinggi, perusahaan dapat mengambil lebih banyak pinjaman tanpa mengambil risiko yang berlebihan.

Sebaliknya, jika rasio cakupan bunga rendah, perusahaan sebaiknya menghindari mengambil utang tambahan karena risiko gagal bayar akan meningkat.

4. Pembatasan Regulasi dan Kontrak

Kewajiban dan kontrak yang dihadapi oleh perusahaan harus diperhatikan ketika mempertimbangkan pembiayaan utang. Beberapa regulasi mungkin membatasi jumlah utang yang dapat diambil oleh perusahaan.

Selain itu, kontrak dengan pihak ketiga, seperti perjanjian pinjaman sebelumnya, mungkin memiliki klausul yang membatasi kemampuan perusahaan untuk mengambil utang baru. Mengabaikan faktor-faktor ini dapat mengakibatkan konsekuensi hukum atau finansial yang serius bagi perusahaan.

Rumus Debt to Equity Ratio

Rumus Debt to Equity Ratio

Untuk menghitung Debt to Equity Ratio bisa dilakukan dengan membangi total hutang dan total modal (Credit: Freepik.com)

Ada dua rumus yang bisa digunakan untuk menghitung DER, tergantung dengan bagaimana bentuk nilai yang ingin dimunculkan. Berikut diantaranya;

#Rumus Debt to Equity Ratio (Desimal)

Rumus DER = Total Hutang/Total Ekuitas

#Rumus Debt to Equity Ratio (%)

Rumus DER = (Total Hutang/Total Ekuitas) x 100%

Keterangan:

  • Total Hutang: Jumlah total hutang jangka panjang dan jangka pendek.
  • Total Ekuitas: Jumlah modal perusahaan.

Cara Menghitung DER (Debt to Equity Ratio)

Berikut beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk menghitung DER:

#Menghitung DER Manual

Menghitung DER secara manual bisa dilakukan mulai dari:

  • Mengidentifikasi semua kewajiban/ hutang perusahaan yang harus dibayar, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Kemudian, menghitung total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang sudah dikurangi total kewajiban/ hutang. Ini mencakup modal saham, laba ditahan, dan komponen ekuitas lainnya.
  • Baru kemudian menghitung DER dengan membagi total kewajiban dengan total ekuitas.

Baca Juga: Pengertian Kewajiban dalam Akuntansi

Contohnya:

Perusahaan ABEEC memiliki hutang jangka pendek senilai Rp300.000.000, hutang jangka panjang senilai Rp700.000.000 dan total ekuitas senilai Rp1.000.000.000 Berapa DER-nya?

Total hutang = Rp300.000.000 + Rp700.000.000
             =Rp1.000.000.000
DER = Total Hutang/Total Ekuitas
    =Rp1.000.000.000/Rp1.000.000.000
    =1

Rasio hutang terhadap modal perusahaan ABEEC adalah 1, yang artinya perusahaan ABEEC memiliki kesehatan keuangan yang baik karena nilai hutang dan ekuitasnya sama.

#Cara Menghitung DER Menggunakan Excel

Selain menggunakan cara manual, Anda juga bisa menggunakan Ms. Excel atau Spreadsheet secara sederhana seperti di bawah ini:

Cara Menghitung Der Menggunakan Excel

  • Menyiapkan data hutang jangka panjang, jangka pendek dan ekuitas.
  • Kemudian hitung total hutang, dengan menambahkan total jangka pendek dan panjang, Anda bisa menjumlahkan cell total hutang jangka panjang (B7) dan cell total hutang jangka pendek (C7), atau dengan rumus '=B7+C7'
  • Kemudian untuk menghitung nilai DER-nya Anda bisa membuat kolom baru, dan masukkan rumus = cell total hutang (B8)/total ekuitas (D7) atau '=B8/D7'

Berdasarkan tabel di atas, diketahui jika DER dari perusahaan bersangkutan bernilai 1, artinya perusahaan memiliki kesehatan finansial yang baik karena hutang dan ekuitasnya setara.

Beecloud Jadi Solusi Utama Pembukuan Wirausaha

Dari dua cara di atas, mengumpulkan data hutang dan ekuitas menjadi tantangan tersendiri yang harus dilakukan perusahaan untuk menghitung kesehatan bisnisnya, apalagi bisnis yang tidak punya pembukuan keuangan sebelumnya.

Tidak hanya sudah untuk cek kesehatan bisnis saja, tanpa pembukuan yang jelas bisnis bisa berpotensi tidak dipercaya lagi oleh kreditur karena bayar hutang sering terlewat, piutang juga macet, bahkan uang hilang pun tidak tahu harus bagaimana.

Tenang, kini Anda bisa atasi masalah itu dengan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, catat transaksi rapi, bukuan hutang piutang, kas, sampai buat laporan laba rugi otomatis. Bantu Anda pantau bisnis darimana saja dan kapan saja. Klik banner di atas ini untuk dapatkan gratis uji coba sekaran juga!

Contoh Soal Debt to Equity Ratio dan Jawabannya

Untuk lebih dalam memahami bagaimana cara menghitung DER, berikut beberapa contoh soal dan jawabannya untuk Anda.

#Soal 1

Perusahaan A memiliki total utang sebesar Rp 500.000.000 dan total ekuitas sebesar Rp 1.000.000.000. Hitung Debt to Equity Ratio perusahaan tersebut.

Jawaban:

Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas
                     = Rp 500.000.000 / Rp 1.000.000.000
                     = 0,5

Maka, DER Perusahaan A adalah 0,5 atau 50%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat karena A tidak terlalu bergantung pada hutang, karena ekuitasnya dua kali lebih besar daripada hutangnya.

#Soal 2

Perusahaan B memiliki total utang sebesar Rp 750.000.000 dan total ekuitas sebesar Rp 1.250.000.000. Hitung Debt to Equity Ratio perusahaan tersebut.

Jawaban:

Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas
                     = Rp 750.000.000 / Rp 1.250.000.000
                     = 0,6

Maka, DER perusahaan B adalah 0,6 atau 60%. Rasio ini masih menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang relatif sehat, meskipun sedikit lebih bergantung pada utang dibandingkan dengan ekuitas.

#Soal 3

Perusahaan C memiliki total utang sebesar Rp 1.200.000.000 dan total ekuitas sebesar Rp 800.000.000. Hitung Debt to Equity Ratio perusahaan tersebut.

Jawaban:
Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas
                     = Rp 1.200.000.000 / Rp 800.000.000
                     = 1,5

Artinya, DER Perusahaan C adalah 1,5 atau 150%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang lebih beresiko, karena hutangnya lebih besar daripada ekuitasnya.

Rasio ini menandakan bahwa perusahaan memiliki risiko finansial yang tinggi, karena sangat bergantung pada utang untuk membiayai operasionalnya.

Nah, itu dia penjelasan mengenai debt to equity ratio, mulai dari pengertian, ketentuan hingga contoh soalnya. Dimana, dapat disimpulkan jika DER adalah rasio utang terhadap ekuitas, yang memberi gambaran seberapa besar perusahaan bergantung pada hutang.

Semoga bermanfaat!

Artikel Terkait

Rumus Current Ratio, Contoh dan Cara Menghitungnya
Rumus current ratio atau rasio lancar adalah salah satu bagian dari rasio likuiditas yang bisa dijadikan sebagai alat pengukur kemampuan
Baca Juga
Program Kasir Toko Ini Punya 4 Manfaat Yang Jarang Diketahui Pebisnis
Mengetahui 4 manfaat menggunakan program kasir toko adalah hal penting yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan untuk berlangganan. Informasi tersebut bisa
Baca Juga
Biaya Overhead Adalah? Ketahui Jenis dan Cara Menghitungnya
Dalam menjalankan bisnis, ada begitu banyak anggaran dari keuangan perusahaan yang perlu diperhitungkan seperti biaya tenaga kerja, anggaran overhead, dan
Baca Juga
Payment: Mengenal Arti beserta Metode yang Sering Digunakan
Suatu tindakan yang harus Anda lakukan sebelum menerima barang yang dilakukan ialah melakukan payment atau pembayaran. Sistem pembayaran memiliki makna
Baca Juga
7 Contoh Laporan Perubahan Modal dari Berbagai Bidang Usaha
Apa yang dimaksud laporan perubahan modal? Bagaimana cara membuatnya dan seperti apa contoh laporan perubahan modal? Sebagai pelaku bisnis, tentu
Baca Juga
Biaya Operasional: Pengertian, Jenis dan Tips Mengelola
Biaya operasional adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional bisnis,
Baca Juga

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
Apa Itu Brand Positioning? Begini Penjelasan Lengkapnya
Salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah melakukan brand positioning. Kegiatan ini berkaitan dengan upaya menempatkan brand, agar memiliki tempat
Baca Juga
Pengertian, Format dan Contoh Jurnal Penerimaan Kas
Dalam akuntansi, jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang masuk secara tunai. Contoh jurnal penerimaan
Baca Juga
25 Ide Jualan Makanan yang laku Setiap Hari Minim Modal
Bisnis jualan makanan bisa menjadi pilihan menjanjikan untuk dijalankan. Terlebih, dengan permintaan masyarakat yang selalu meningkat terhadap makanan. Namun, untuk
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu