Berbisnis adalah salah satu cara untuk menghasilkan uang atau pendapatan. Dalam menjual produk tentu perlu mengetahui cara menghitung harga jual agar produk tidak terlalu mahal atau malah merugi karena dijual terlalu murah.
Sebagai seorang pengusaha dan pebisnis harus memiliki kemampuan analisis yang baik dalam mengetahui potensi pasar, marketing, dan juga menghitung nilai jual barang dan jasa. Dalam menghitung nilai ini sebetulnya ada beberapa metode yang dapat digunakan.
Ilustrasi Harga Jual pada Buah-Buahan Photo by Rajiv Perera on Unsplash
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam menghitung nilai jual sebuah produk harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Untuk dapat menghitungnya harus melakukan beberapa riset dari bahan baku, kompetitor, dan lain sebagainya.
Hal ini adalah metode yang paling mudah untuk dapat mengetahui nilai jual sebuah produk. Caranya cukup dengan mengetahui harga produksi atau modal yang digunakan ditambahkan dengan margin keuntungan yang diinginkan.
Menghitung modal juga sangat mudah yaitu perhitungan bahan-bahan yang digunakan dan menjumlahkannya sehingga mendapatkan harga bahan baku.
Harga Jual = Modal + Keuntungan (Mark Up)
Cara menghitung harga jual dengan metode mark up pricing seringkali tidak memperhitungkan biaya operasional dalam pembuatan produk. Misalkan biaya listrik, air, gaji karyawan, biaya internet, dan lain sebagainya. Maka dari itu, hal ini diakomodir dalam cost plus pricing.
Cara menghitung harga jual agar selalu untung adalah menjumlahkan komponen modal, biaya operasional, dan juga tagihan atau pajak. Selanjutnya dijumlahkan dengan persentase laba dari modal.
Harga Jual = (Modal + Biaya Operasional + Tagihan + Pajak) + % Laba dari Modal
Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah salah satu bentuk penetapan harga ritel dari produsen atau boleh disebut juga manufaktur. Tujuan dari melakukan hal ini adalah agar harga yang ada di lapangan tidak mengalami perubahan akibat dari perubahan harga di level distributor atau konsumen.
Dengan adanya MSRP sebenarnya sangat membantu konsumen untuk mengetahui harga dasar yang ditetapkan perusahaan. Apabila terjadi mark up maka orang sudah mengetahuinya dan bisa menghubungi penjual lainnya.
Nilai harga jual ini dipatok berdasarkan nilai dari barang tersebut. Misalnya memiliki perjalanan historis yang cukup panjang, memorable, sangat langka, dan juga berbagai kriteria lainnya sehingga barang tersebut bernilai lebih.
Sebagai contoh misalnya ada barang action figure yang seringkali dikeluarkan dalam edisi terbatas. Sehingga untuk mendapatkannya juga harus mematok harga yang lebih mahal daripada biasanya. Terkadang hanya untuk sebuah barang sejenis tokoh karakter bisa dijual dengan sistem lelang.
Biasanya metode ini digunakan oleh penjual dalam skala menengah dan kecil. Untuk itu penjual selalu mengikuti harga pasaran yang ada. Harga tersebut juga mengalami fluktuasi terkadang baik atau juga turun.
Penjual juga dapat menentukan harganya sendiri misalnya dengan cara menaikkan harga jual dari yang ada di pasaran. Dari percobaan ini juga dapat menjadi salah satu metode mengetahui cara menghitung harga jual produk selanjutnya.
Selanjutnya untuk mendapatkan pembeli, seorang penjual tersebut harus memiliki ciri khas sehingga orang tertarik untuk membeli bukan beralih kepada barang yang sama dengan harga jual lebih rendah.
Ilustrasi Harga Jual Kue (Sumber: Pexels.com)
Setelah mengetahui cara menghitung harga dan nilai jual barang, maka selanjutnya harus diketahui juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga jual. Untuk itu harus diperhatikan berbagai faktor tersebut sehingga bisa selalu menstabilkan harga.
Istilah ini memang seringkali ditemukan dalam bidang perekonomian. Bahkan, tidak semua orang dapat memahami apa yang dimaksud dengan inflasi. Secara mudahnya, harga produk akan terus naik seiring dengan bertambahnya waktu.
Hal ini juga menyebabkan nilai uang menjadi terus menurun. Inflasi bisa disebabkan oleh keadaan ekonomi masing-masing negara, kelangkaan barang, peperangan, bencana alam, dan banyak faktor lainnya.
Produk yang terkenal sudah memiliki kualitas baik tentu juga memiliki citra atau penafsiran positif di masyarakat. Hal ini dapat mempengaruhi harga barang karena nilai tersebut. Pembeli juga tetap ingin menggunakan barang yang sama meski harganya naik karena citra produk yang sudah baik.
Sedangkan pada produk UMKM atau yang baru merintis usaha, pencitraan tidak terlalu mempengaruhi bagaimana cara menghitung nilai harga jual.
Baca Juga: Pengertian Break Even Point (BEP) dan Metode Perhitungannya
Cara menghitung harga jual sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sebagai seorang pengusaha harus mengetahui cara menghitungnya agar nanti tidak kesulitan saat memasarkan produk.
Sebelum menghitung harga jual, kita harus menghitung terlebih dahulu harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan membantu dalam menentukan harga jual dan laba yang diinginkan.
Jika Anda masih belum bisa menentukan harga pokok penjualan, Anda tidak perlu khawatir karena sekarang sudah ada software akuntansi online yang membantu menghitung HPP secara otomatis. Jadi Anda akan terhindar dari kesalahan hitung dan menentukan harga jual lebih akurat.
.
Klik disini untuk coba gratis software akuntansi Beecloud selama 14 hari.