Logo Bee Web

Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil

Penulis:
Lutfatul Malihah
Professional Reviewer:
Loly Meyca Sari Amrullah S. Ak
Kategori:
Terbit: 4 Jun 2025
Diperbarui: 4 Jun 2025
Daftar Isi

Punya bisnis belum lengkap rasanya jika tidak tahu bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil, karena dari sinilah Anda bisa memantau keuangan, mengontrol arus kas, hingga mengambil keputusan penting yang berdampak langsung pada kelangsungan bisnis.

Tanpa pembukuan yang rapi, Anda bisa kesulitan mengetahui apakah bisnis benar-benar untung atau justru merugi. Kabar baiknya, untuk membuat pembukuan keuangan ini tidak sulit, Anda bisa membuatnya dengan cara manual atau langsung menggunakan aplikasi pembukuan keuangan.

Nah, berikut ini akan kita bahas bersama bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil secara manual terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan rekomendasi aplikasi pembukuan yang cocok untuk UMKM dari berbagai bidang usaha.

Kenapa UMKM perlu Pembukuan Keuangan?

Sebelum kita bahas tentang bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil, mari kita bahas terlebih dahulu alasan kenapa UMKM perlu memiliki pembukuan usaha.

1. Mengetahui Kondisi Keuangan Secara Akurat

Tanpa pembukuan yang tertata, pelaku UMKM akan kesulitan mengetahui kondisi keuangan usahanya secara real-time. Pembukuan mencatat seluruh transaksi pemasukan dan pengeluaran.

Sehingga Anda bisa melihat dengan jelas apakah bisnis sedang untung, rugi, atau hanya impas. Data inilah yang menjadi dasar dalam membuat strategi bisnis yang lebih tepat sasaran.

2. Mempermudah Pengambilan Keputusan Bisnis

Dalam menjalankan usaha, Anda pasti dihadapkan pada berbagai proses pengambilan keputusan penting, seperti menambah modal, membeli stok dalam jumlah besar, atau membuka cabang baru.

Semua keputusan ini perlu didukung oleh data keuangan yang akurat. Pembukuan usaha membantu Anda membuat keputusan berdasarkan data, bukan sekadar intuisi.

3. Menjadi Syarat Mengajukan Pinjaman atau Pendanaan

Banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank atau investor karena tidak memiliki laporan keuangan yang rapi. Dengan pembukuan, Anda bisa menyusun laporan keuangan seperti laporan laba rugi atau neraca, yang akan menjadi dokumen penting saat Anda ingin mengajukan modal tambahan.

4. Membantu Mengelola Pajak dengan Lebih Baik

Kewajiban pajak bagi pelaku usaha bisa jadi membingungkan jika tidak ada pencatatan keuangan yang jelas. Dengan pembukuan, Anda dapat menghitung pajak usaha secara lebih akurat dan terhindar dari denda karena salah hitung atau telat lapor.

5. Meningkatkan Profesionalisme dan Kepercayaan Konsumen

UMKM yang memiliki sistem pencatatan yang baik akan terlihat lebih profesional di mata konsumen, mitra bisnis, maupun investor. Hal ini bisa meningkatkan kepercayaan dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas.

Ringkasan

  • UMKM perlu pembukuan keuangan agar arus kas dan keuangan bisnis terkelola dengan baik serta memudahkan pengambilan keputusan.
  • Metode pembukuan terbaik untuk usaha kecil biasanya adalah double entry karena lebih akurat dan lengkap.
  • Dalam pembukuan usaha, yang perlu dicatat meliputi aset, kewajiban, modal, pendapatan, biaya, serta nilai perolehan dan penyerahan barang atau jasa.
  • Cara membuat pembukuan usaha kecil meliputi pemisahan keuangan pribadi dan bisnis, memilih media pembukuan, mencatat transaksi, mengelompokkan transaksi, dan membuat laporan keuangan.

Apa Metode Pembukuan Terbaik untuk Usaha Kecil?

Sistem Pencatatan Single Entry Dan Double Entry

Sistem Pencatatan Single Entry Dan Double Entry (credit: bee.id)

Pembukuan keuangan bisa dilakukan dengan dua metode, yakni metode single entry dan metode double entry. Nah, dari dua metode pembukuan ini, mana yang lebih tepat dan cocok untuk usaha kecil?

Kita bahas terlebih dahulu bagaimana dua metode ini, dan kita analisa mana dari keduanya yang paling cocok untuk usaha kecil.

1. Metode Single Entry

Metode single entry atau pencatatan tunggal merupakan metode yang sederhana untuk usaha kecil, karena hanya mencatat satu sisi transaksi: kas masuk dan kas keluar. Mencatat semua pemasukan dan pengeluaran dilakukan dalam buku kas saja, tanpa menyusun jurnal maupun buku besar secara lengkap.

Biasanya, metode ini digunakan oleh pelaku usaha pemula, seperti warung, toko kelontong, atau UMKM yang baru memulai usaha. Pembukuan sederhana untuk usaha kecil ini bisa dibuat dengan rapi dalam bentuk tabel, berisi catatan harian untuk pemasukan dan pengeluaran.

#Kelebihan:

  • Lebih mudah dipahami.
  • Cocok untuk pemilik bisnis yang belum memiliki latar belakang akuntansi.
  • Pembukuan dapat dikelola sendiri tanpa bantuan tenaga ahli.
  • Anda lebih mudah membuat laporan sederhana seperti arus kas dan Laporan Laba Rugi.

#Kekurangan:

  • Tidak bisa melacak aset yang dimiliki atau utang secara detail.
  • Rentan terjadi kesalahan karena tidak mencatat setiap transaksi secara menyeluruh.
  • Sulit dalam membuat laporan seperti laporan keuangan sederhana untuk pengambilan keputusan penting.

2. Metode Double Entry

Sedangkan metode double entry metode pembukuan yang baik dan sering digunakan oleh perusahaan menengah hingga besar. Di metode ini, setiap transaksi dicatat dalam dua akun secara seimbang: debit dan kredit.

Misalnya, ketika Anda membeli bahan baku, kas berkurang (kredit), sementara stok barang bertambah (debit). Metode ini berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi keuangan yang meliputi aset, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban.

Kelebihan:

  • Memberikan gambaran keuangan usaha yang lengkap dan akurat.
  • Informasi yang dihasilkan bisa digunakan untuk membuat keputusan strategis.
  • Memudahkan dalam membuat laporan seperti Laporan Laba Rugi, Neraca, dan laporan penjualan.
  • Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan bisnis Anda dari waktu ke waktu.

Kekurangan:

  • Butuh waktu yang lebih lama untuk belajar.
  • Kurang cocok untuk usaha kecil jika belum memiliki sistem atau aplikasi pembukuan usaha.
  • Lebih kompleks karena harus memahami Akun Nominal, jurnal, dan buku besar.

Lalu, Mana yang Terbaik untuk Usaha Kecil? Metode pembukuan terbaik tentu tergantung pada jenis usaha yang Anda miliki, seberapa besar skala operasional keuangan bisnis Anda.

Jika Anda sedang memulai dari skala mikro, mungkin pembukuan sederhana dengan single entry sudah cukup berguna untuk mencatat uang masuk, pengeluaran, dan melihat keuntungan yang Anda dapatkan.

Namun, jika perusahaan Anda mulai berkembang, memiliki banyak transaksi, membuka cabang, atau memiliki aset yang kompleks, maka beralih ke double entry sangat disarankan untuk selalu memberikan gambaran keuangan yang akurat.

BACA JUGA: Sistem Pembukuan Keuangan Single Entry dan Double Entry

Apa Saja yang Perlu Dicatat dalam Pembukuan Keuangan Usaha?

Nah selanjutnya, apa saja yang perlu dicatat dalam proses cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil? Dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 telah diperbarui melalui Perppu Nomor 5 Tahun 2008, dijelaskan jika:

"Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai data serta informasi keuangan yang mencakup aset (harta), kewajiban, modal, pendapatan, biaya, serta nilai perolehan dan penyerahan barang atau jasa. Seluruh catatan ini nantinya akan disusun dalam bentuk laporan keuangan, seperti laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi"

1. Aset (Harta)

Aset adalah segala sumber daya yang dimiliki oleh usaha Anda, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, dan memiliki nilai ekonomi. Contohnya seperti kas di tangan, kas di bank, piutang, kendaraan operasional, stok barang/ inventaris, hingga perlengkapan kantor.

Mencatat aset ini penting untuk mengetahui apa saja kekayaan yang dimiliki bisnis Anda, serta sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan penilaian kesehatan keuangan usaha.

2. Kewajiban (Liabilitas)

Kewajiban adalah segala bentuk utang atau beban yang harus dibayarkan oleh usaha, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Misalnya seperti utang usaha kepada supplier, pinjaman bank, cicilan kendaraan, hingga beban pajak yang belum dibayar.

Informasi ini berfungsi untuk memastikan bahwa keuangan yang dikelola bersih dan realistis, karena jumlah kewajiban mempengaruhi modal bersih dan posisi keuangan.

3. Modal

Modal merupakan selisih antara aset dan kewajiban, atau bisa juga disebut sebagai hak pemilik atas kekayaan usaha. Modal ini bisa berasal dari penyetoran awal pemilik, investasi tambahan, atau hasil keuntungan yang ditahan.

Dengan mencatat modal secara jelas, Anda bisa mengetahui seberapa besar kontribusi pribadi atau investor dalam membiayai usaha.

4. Pendapatan

Pendapatan adalah uang masuk yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa yang ditawarkan oleh usaha. Ini bisa termasuk penjualan tunai, penjualan kredit, pendapatan jasa, dan lain sebagainya.

Pencatatan pendapatan yang akurat membantu Anda mengetahui omzet usaha, dan ini menjadi dasar dalam perhitungan laba rugi serta kewajiban pajak.

5. Biaya (Beban)

Biaya adalah segala bentuk pengeluaran yang digunakan untuk menjalankan operasional usaha, seperti biaya listrik, gaji karyawan, sewa tempat, pembelian bahan baku, hingga biaya promosi.

Mencatat biaya secara detail sangat penting untuk mengetahui biaya operasional dan efisiensi usaha, serta menghitung keuntungan yang diperoleh secara lebih akurat.

6. Harga Perolehan dan Penyerahan Barang atau Jasa

Ini mencakup nilai dari barang yang dibeli untuk dijual kembali (harga pokok penjualan) maupun jasa yang diberikan. Misalnya, untuk usaha makanan, harga perolehan termasuk biaya bahan baku dan ongkos produksi.

Sedangkan penyerahan berarti saat produk sudah diterima oleh konsumen. Pencatatan ini berfungsi untuk menghitung laba kotor, serta membantu dalam analisis efisiensi usaha.

BACA JUGA: Cara Menghitung Harga Perolehan dan Contohnya

Langkah-Langkah Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil

Membuat pembukuan keuangan memang bukan hal yang mudah di awal, tapi dengan langkah yang tepat, keuangan usaha kecil Anda akan lebih tertata rapi, terukur, dan memudahkan Anda dalam membuat keputusan bisnis. Berikut adalah tahap-tahap yang bisa Anda ikuti:

1. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha

Langkah pertama cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil adalah memisahkan uang pribadi dan uang untuk bisnis.

Dengan pemisahan ini, uang masuk dan keluar dari usaha akan lebih jelas, dan Anda dapat mencatat setiap transaksi tanpa bingung apakah itu untuk kebutuhan pribadi atau bisnis.

Caranya bagaimana, Anda bisa membuka rekening baru dan rekening bank khusus untuk usaha dan tentunya mencatat setiap transaksi usaha yang masuk dan keluar secara terpisah dari keuangan pribadi.

2. Tentukan Media Pembukuan

Setelah memutuskan untuk mulai mencatat arus keuangan usaha, langkah selanjutnya adalah memilih media pencatatan atau sistem pembukuan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bisnis Anda.

Apakah cara manual atau menggunakan aplikasi pembukuan keuangan.

#Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil - Manual

Metode ini cocok bagi Anda yang baru merintis usaha dan masih memiliki volume transaksi yang belum terlalu kompleks atau banyak. Anda bisa menggunakan pembukuan seperti:

  • Buku Kas Harian: Digunakan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran setiap hari.
  • Buku Stok Barang: Untuk melacak jumlah barang yang masuk dan keluar.
  • Buku Piutang & Utang: Mencatat siapa saja yang masih berutang atau yang Anda utangi.
  • Buku Catatan Pengeluaran Rinci: Untuk merekam semua pengeluaran operasional seperti biaya listrik, transportasi, sewa, hingga gaji.

Metode ini lebih murah, karena tidak membutuhkan biaya tambahan, cocok untuk pelaku usaha mikro dengan keterbatasan teknologi atau akses internet. Namun, rentan terjadinya kesalahan pencatatan, kurang efisien dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyusun laporan keuangan.

#Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil - Aplikasi Pembukuan

Jika usaha Anda mulai berkembang, atau Anda ingin lebih praktis dan rapi dalam mencatat, Anda bisa menggunakan excel atau aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud. Dengan Beecloud, proses pencatatan keuangan bisa dilakukan secara otomatis dan real-time.

Anda tidak perlu lagi repot menghitung manual, karena aplikasi ini sudah dilengkapi fitur laporan keuangan lengkap seperti neraca, laba rugi, arus kas, hingga manajemen stok dan piutang.

Tak hanya itu, Beecloud juga mendukung akses multi-user dan integrasi antar cabang, cocok untuk pelaku usaha yang sedang mempersiapkan ekspansi bisnis. Semua data tersimpan aman di cloud, sehingga Anda bisa memantau kondisi keuangan kapan saja dan dari mana saja.

Beecloud, Aplikasi Pembukuan Pengganti Excel! Lebih Mudah, Praktis Dan Akurat

Pengen coba dulu? Klik banner di atas sekarang juga!

3. Catat Semua Transaksi Harian

Jika Anda memutuskan untuk menggunakan cara manual. Anda bisa melanjutkan dengan mencatat semua transaksi harian. Catatan ini mencakup uang masuk dari hasil penjualan, serta uang keluar untuk biaya operasional, pembelian bahan baku, dan kebutuhan lainnya.

📌 Contoh transaksi yang perlu dicatat setiap hari:

  • Penjualan barang/jasa
  • Pembelian stok barang atau bahan baku
  • Pembayaran tagihan (listrik, sewa, internet, dll.)
  • Gaji atau upah pegawai
  • Pengeluaran tidak rutin seperti perbaikan alat atau transportasi mendadak

Dengan mencatat secara harian, Anda bisa menghindari adanya transaksi yang hilang atau terlupakan. Catatan ini juga menjadi dasar yang kuat saat menyusun laporan keuangan usaha kecil secara mingguan, bulanan, maupun tahunan.

4. Kelompokkan Transaksi Sesuai Jenisnya

Setelah mencatat semua transaksi harian, selanjutnya Anda perlu mengelompokkannya berdasarkan jenis. Langkah ini akan memudahkan Anda dalam membaca dan menganalisis laporan keuangan.

Berikut beberapa jenis kelompok transaksi:

  • Pendapatan/Pemasukan: hasil penjualan barang atau jasa
  • Biaya Operasional: pengeluaran rutin seperti listrik, gaji, bahan baku
  • Aset: barang yang dimiliki dan bisa digunakan untuk operasional, seperti komputer, etalase, kendaraan
  • Utang dan Piutang: mencatat siapa yang berutang kepada Anda dan utang Anda kepada pihak lain
  • Modal: uang yang disetor sebagai investasi usaha

Dengan pengelompokan ini, Anda akan memiliki pembukuan keuangan yang lebih rapi, memudahkan pengambilan keputusan, serta bisa mengetahui keuntungan yang Anda dapatkan dalam waktu tertentu.

5. Rekap dan Buat Laporan Keuangan

Langkah terakhir adalah merekap semua data transaksi yang sudah dicatat dan dikelompokkan, lalu menyusunnya menjadi laporan keuangan. Laporan ini menjadi alat utama Anda dalam menilai kinerja keuangan bisnis.

Apa saja laporan keuangan yang perlu disusun?

  • Laporan Laba Rugi: menggambarkan keuntungan atau kerugian dalam periode tertentu.
  • Laporan Posisi Keuangan (Neraca): menunjukkan kondisi keuangan bisnis Anda, termasuk aset, kewajiban, dan modal.
  • Laporan Arus Kas: mencatat aliran masuk dan keluar uang tunai.
  • Laporan Stok Barang: penting untuk usaha yang menjual produk fisik.

Dengan memiliki laporan keuangan yang jelas, Anda dapat membuat keputusan bisnis yang lebih baik, seperti membuka cabang, menambah modal, atau menekan biaya yang terlalu besar.

Contoh Format Pembukuan Sederhana untuk UMKM

Berikut beberapa contoh format pembukuan keuangan usaha kecil yang bisa Anda gunakan:

1. Buku Pemasukan dan Pengeluaran

Format Buku Kas Catatan Pemasukan Dan Pengeluaran

Format Buku Kas Catatan Pemasukan Dan Pengeluaran (Credit: bee.id)

Buku pemasukan dan pengeluaran berfungsi untuk mencatat semua transaksi uang yang masuk (penjualan, pendapatan) dan uang yang keluar (biaya operasional, pembelian barang), sehingga Anda dapat memantau arus kas harian usaha.

2. Buku Stok Barang

Format Buku Persediaan

Format Buku Persediaan (Credit: bee.id)

Kemudian ada buku stok barang, buku ini digunakan untuk mencatat jumlah barang yang masuk dan keluar, agar Anda tahu persediaan yang masih tersedia dan bisa mengontrol stok dengan lebih baik.

3. Buku Utang Usaha

Format Buku Utang Usaha

Format Buku Utang Usaha (Credit: bee.id)

Seperti namanya, buku utang digunakan untuk mencatat semua utang usaha yang harus dibayar ke pihak lain (misalnya ke supplier), agar Anda tidak melewatkan kewajiban pembayaran.

4. Buku Piutang

Format Buku Piutang Usaha

Format Buku Piutang Usaha (Credit: bee.id)

Selanjutnya ada buku piutang, yakni buku yang berfungsi untuk mencatat tagihan atau pembayaran yang belum dilunasi oleh pelanggan, sehingga Anda bisa menagih tepat waktu dan menjaga cash flow tetap lancar.

Download Contoh Pembukuan Keuangan Usaha Kecil, di SINI!

Tombol Download Template Excel

Kesimpulan

Dari seluruh penjelasan di atas, bisa kita simpulkan jika ada dua cara membuat pembukuan usaha kecil, yakni cara manual dan menggunakan aplikasi pembukuan. Cara manual dinilai lebih hemat karena tidak membutuhkan biaya tambahan. Namun, rentan terjadi kesalahan.

Dengan demikian, diperlukan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud untuk membantu pencatatan lebih akurat, efisien, dan real-time, baik untuk usaha yang baru dibuka maupun yang sudah berkembang.

Nah itu dia penjelasan tentang bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil. semoga bisa membantu.

Artikel Populer

Feedback Artinya: Jenis, Fungsi, beserta Cara Mendapatkannya
Suatu istilah yang dipakai masyarakat untuk menilai aktivitas seseorang ialah umpan balik atau feedback artinya dalam ba...
Baca Selengkapnya
Contoh Format Order untuk Usaha Online Shop
Ketika pertama kali membuat sebuah bisnis online shop, tentu siapapun akan bingung untuk memulainya dari mana. Salah sat...
Baca Selengkapnya
13 Contoh Nota Pembelian dan Cara Membuatnya Lengkap
Sedang membuka bisnis baru dan butuh contoh nota pembelian sebagai bukti transaksi dengan konsumen nanti, Anda bisa memb...
Baca Selengkapnya
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu i...
Baca Selengkapnya
17+ Ide Usaha Makanan Kekinian yang Lagi Viral 2024
Dalam era modern yang penuh dengan inovasi kuliner, usaha makanan kekinian menjadi sorotan utama bagi para penggemar kul...
Baca Selengkapnya
Apple to Apple Artinya Perbandingan, Ini Penjelasannya
Mungkin Anda pernah mendengar istilah apple to apple dan bertanya-tanya apa sebenarnya maknanya. Istilah apple to apple...
Baca Selengkapnya
Customer Service Software Akuntansi & Kasir Bee
Jam Operasional: senin - jumat jam 09.00 - 16.00 wib

Siap Mengubah Cara Anda Mengelola Bisnis

Sejak 2010, Bee telah berdedikasi untuk membantu Pengusaha di seluruh Indonesia dalam mengatasi tantangan laporan akuntansi dan keuangan. Kami siap mendukung kesuksesan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami.
Logo Bee Web
Bee.id adalah brand dari PT BITS Miliartha, perusahaan penyedia software akuntansi terbaik dan aplikasi pembukuan usaha untuk membantu pemilik bisnis dan akuntan mengelola keuangan secara lebih cepat, mudah, dan akurat. Sebagai solusi akuntansi UMKM yang telah digunakan ribuan pengguna di seluruh Indonesia, Bee siap bantu bisnis Anda berkembang lebih efisien. Coba sekarang! Gratis Trial atau jadwalkan Demo Gratis bersama Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenuarrow-right