Distribusi adalah proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen akhir. apa saja contoh distribusi langsung dan tidak langsung yang paling sering ditemukan dalam kegiatan bisnis sehari-hari? Mari kita bahas dalam artikel berikut.
Dimana, proses ini sangat penting karena menentukan seberapa cepat dan efisien suatu produk bisa sampai ke tangan pembeli. Dengan memahami contoh distribusi ini, Anda bisa mengetahui jalur paling efektif untuk menyalurkan produk.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), distribusi diartikan sebagai pembagian pengiriman barang kepada orang banyak atau ke beberapa tempat. Sederhananya, dapat diartikan sebagai pergerakan barang dari produsen ke konsumen.
Sedangkan menurut ekonom Kotler, pengertian distribusi adalah himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam mengalihkan hak atas barang dari produsen ke konsumen.
BACA JUGA: Apa itu Distribusi? ini Pengertian, Jenis, Contohnya
Proses distribusi sendiri dibedakan menjadi 3 jenis, distribusi langsung, semi langsung dan tidak langsung.
Distribusi langsung adalah metode penyaluran produk dari produsen langsung ke konsumen akhir, tanpa perantara seperti agen, distributor, atau pengecer.
Biasanya, model ini digunakan oleh produsen kecil atau brand yang ingin menjaga kendali penuh atas proses penjualannya. Contoh distribusi langsung salah satunya adalah ketika UMKM memasarkan kerajinan tangan lewat media sosial atau e-commerce miliknya sendiri.
Kemudian untuk distribusi semi langsung adalah model di mana produsen tetap terlibat dalam proses penjualan, tetapi dibantu oleh tenaga penjual (sales force) atau mitra yang sifatnya tidak sepenuhnya mandiri.
Dalam hal ini, kontrol produk tetap berada di tangan produsen, namun proses penyaluran dibantu pihak lain secara terbatas. Contoh distribusi semi langsung adalah perusahaan yang menggunakan reseller resmi, tetapi tetap mengatur sistem penjualan dan harga.
Sedangkan distribusi tidak langsung adalah metode penyaluran produk yang mengandalkan satu atau lebih perantara, seperti agen, grosir, atau pengecer, sebelum sampai ke tangan konsumen.
Model ini cocok digunakan oleh produsen berskala besar yang ingin menjangkau pasar secara luas. Misalnya, perusahaan elektronik menjual barangnya ke distributor, kemudian disalurkan ke toko ritel.
Alur distribusi barang tidak langsung yang dapat mempengaruhi tingi rendahnya harga retail (Credit: bee.id)
Dari 3 jenis distribusi ini, ada dua proses distribusi yang paling sering digunakan, yakni distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Apa perbedaan distribusi langsung dan tidak langsung?
Distribusi langsung adalah proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen tanpa melalui pihak ketiga. Artinya, produsen mengelola sendiri proses penjualan, pengiriman, hingga pelayanan pelanggan.
Sementara itu, distribusi tidak langsung melibatkan satu atau lebih perantara seperti agen, distributor, grosir, atau pengecer. Sehingga, jaringan distribusi yang lebih panjang sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen akhir.
BACA JUGA: Karakteristik Customer dan Cara Menghadapinya
Dari sisi biaya, distribusi langsung cenderung lebih hemat karena tidak ada komisi, margin, atau fee yang harus dibayarkan kepada perantara. Sebaliknya, distribusi tidak langsung memerlukan pembagian margin keuntungan kepada pihak-pihak perantara yang terlibat.
Perbedaan selanjutnya adalah kendali produsen, dalam distribusi langsung, produsen memiliki kontrol penuh terhadap proses penjualan, mulai dari penentuan harga, cara pemasaran, hingga pengemasan produk.
Disisi lain, pada distribusi tidak langsung, sebagian kendali harus dilepaskan kepada pihak perantara. Produsen tidak selalu bisa mengatur harga akhir di pasar atau cara penyajian produk di toko.
Perbedaan sederhana adalah hubungan dengan konsumen, dimana distribusi langsung memungkinkan produsen menjalin hubungan yang lebih dekat dan personal dengan konsumen.
Sebaliknya, distribusi tidak langsung membuat hubungan produsen dan konsumen menjadi lebih jauh karena interaksi lebih banyak terjadi antara konsumen dan pihak perantara. Meski begitu, distribusi tidak langsung unggul dalam menjangkau konsumen dalam skala yang jauh lebih luas.
Berikut beberapa contoh distribusi langsung, semi langsung dan tidak langsung yang umum ditemukan pada proses bisnis sehari-hari:
Distribusi langsung melibatkan penyaluran barang atau jasa langsung dari produsen ke konsumen akhir tanpa perantara. Berikut beberapa contoh distribusi langsung:
Distribusi semi langsung biasanya melibatkan satu perantara yang berperan sebagai penghubung, namun masih memungkinkan interaksi antara produsen dan konsumen. Contoh distribusi semi langsung:
Distribusi tidak langsung melibatkan beberapa perantara dalam rantai distribusi, seperti agen, distributor, grosir, dan pengecer. Berikut contoh umumnya:
Untuk menunjang kelancaran bisnis distributor, Anda bisa menggunakan software distributor online berbasis web Beecloud. Anda bisa menggunakan Beecloud untuk pengawasan stok secara real-time, termasuk fitur buffer dan safety stock, serta stock opname cepat melalui Excel atau PDT.
Selain itu, Beecloud menyediakan kontrol limit dan aging piutang per pelanggan, serta mengunci harga jual agar profit tetap terjaga, ideal untuk mencegah salesman menjatuhkan harga atau menciptakan piutang macet.
Ditambah, platform ini mampu mengelola margin harga secara massal dan multi-level, serta memberi laporan cash flow, biaya, dan penjualan secara langsung lewat dashboard online, membantu Anda mengambil keputusan cepat tanpa ribet. Mau coba dulu? atau demo langsung? Klik banner di atas sekarang juga!