Jurnal penghapusan piutang tak tertagih adalah pencatatan akuntansi yang digunakan perusahaan untuk menghapus piutang yang kemungkinan besar tidak akan tertagih dari pelanggan.
Dalam dunia bisnis, piutang memang menjadi bagian dari aktivitas penjualan, terutama saat transaksi dilakukan secara kredit. Namun, tidak semua piutang bisa kembali ke kas perusahaan.
Ada kondisi di mana pelanggan gagal membayar, entah karena bangkrut, kabur, atau alasan lainnya dan inilah yang membuat piutang tersebut harus dihapus dari pembukuan. Bagaimana caranya? simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jurnal penghapusan piutang adalah salah satu bentuk pembukuan keuangan yang digunakan untuk menghapus piutang yang kemungkinan besar tidak akan dibayarkan, istilahnya piutang tak tertagih.
Apa yang dimaksud dengan piutang tak tertagih? Sekilas saja, piutang tak tertagih adalah piutang yang tidak bisa ditagih kembali karena pelanggan mengalami kebangkrutan, menghilang, atau sudah tidak memiliki kemampuan membayar.
BACA JUGA: Piutang Tak Tertagih: Kriteria, Dampak dan Kriterianya
Dalam kondisi seperti ini, perusahaan harus mengambil langkah bijak dengan mencatat kerugian tersebut secara akuntansi. Salah satunya dengan adanya jurnal penghapusan piutang
Dengan adanya jurnal penghapusan piutang ini, perusahaan bisa menjaga akurasi laporan keuangan dan tidak melebih-lebihkan nilai aset yang dimiliki. Selain itu, pencatatan ini juga membantu manajemen dalam mengevaluasi risiko kredit dan mengambil keputusan yang lebih tepat ke depannya, terutama dalam hal pemberian kredit kepada pelanggan.
Piutang memang tercatat sebagai aset. Namun, saat sebuah piutang sudah tidak lagi bisa ditagih, maka piutang tersebut tidak lagi memiliki nilai ekonomi. Inilah alasan utama kenapa piutang tak tertagih perlu dihapus dari pembukuan.
Berikut beberapa alasan pentingnya penghapusan piutang:
Salah satu prinsip utama dalam akuntansi adalah reliability atau keterandalan data. Jika piutang yang tak tertagih tetap dicatat sebagai aset, maka laporan keuangan akan menunjukkan angka yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Penghapusan piutang membuat laporan lebih realistis dan akurat sesuai dengan jumlah piutang yang memang bisa dibayar.
Piutang yang dibiarkan “menggantung” akan menambah nilai aset lancar secara tidak wajar. Hal ini bisa menyesatkan manajemen maupun pihak luar seperti investor dan kreditur, karena menunjukkan seolah-olah perusahaan memiliki kekuatan keuangan yang lebih besar dari kenyataannya.
Dengan mencatat piutang tak tertagih, perusahaan menunjukkan bahwa mereka menyadari adanya risiko kredit dan bersikap proaktif dalam menanganinya. Ini juga memperlihatkan kemampuan manajemen dalam mengelola risiko bisnis.
Data piutang yang tidak tertagih bisa menjadi acuan untuk mengevaluasi kebijakan penjualan kredit perusahaan. Dari sini, perusahaan bisa meninjau ulang persyaratan kredit, batas maksimal piutang, atau bahkan sistem penagihan yang digunakan.
Dalam beberapa yurisdiksi, penghapusan piutang tak tertagih juga dapat dijadikan pengurang pajak penghasilan. Tapi tentu saja, ini harus dicatat secara sah dan sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
Bukti transaksi penghapusan piutang yang dicatat oleh bagian jurnal umum, bukti transaksinya biasanya berupa bukti internal, tidak berupa dokumen eksternal seperti faktur atau kwitansi.
Melainkan dokumen internal yang diterbitkan oleh pihak manajemen atau divisi keuangan, bukti tersebut antara lain:
Memo ini dibuat oleh bagian keuangan atau akuntansi sebagai dasar pencatatan dalam jurnal umum. Isinya menjelaskan identitas debitur, jumlah piutang yang dihapus, alasan penghapusan, dan tanggal penghapusan.
Memo ini juga biasanya dilampiri dengan dokumen pendukung seperti laporan penagihan, kronologi usaha penagihan, atau surat pernyataan tidak sanggup bayar dari pelanggan.
Untuk nominal piutang besar, penghapusan biasanya memerlukan persetujuan tertulis dari manajemen. Surat ini menjadi bukti sah bahwa perusahaan menyetujui penghapusan piutang karena alasan yang telah dianalisis dan dipertimbangkan secara matang.
Meskipun bukan bukti utama, laporan ini menjadi pendukung yang menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan upaya maksimal untuk menagih piutang tersebut sebelum akhirnya diputuskan untuk dihapus.
BACA JUGA: 10 Contoh Bukti Transaksi Internal dan Eksternal, Lengkap!
Bagaimana cara menentukan sebuah piutang tergolong dalam piutang tak tertagih? Salah satu caranya adalah dengan melakukan analisa umur piutang tak tertagih (aging analysis).
Apa itu analisis piutang tak tertagih? yakni metode yang digunakan untuk mengelompokkan piutang berdasarkan jangka waktu sejak tanggal faktur atau penjualan kredit hingga saat analisa dilakukan.
Dengan kata lain, piutang dibagi ke dalam kategori umur tertentu, misalnya 0-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, dan >90 hari. Tujuannya untuk mengetahui seberapa lama piutang belum tertagih dan membantu menentukan risiko gagal tertagihnya piutang tersebut.
Misalnya:
Umur Piutang | Keterangan | Nilai Piutang (Rp) | Risiko | % Estimasi Tak Tertagih | Tindak Lanjut |
---|---|---|---|---|---|
0 – 30 hari | Piutang baru | Rp15.000.000 | Rendah | 20% | Pantau rutin |
31 – 60 hari | Mulai menunggak | Rp10.000.000 | Sedang | 40% | Ingatkan penagihan |
61 – 90 hari | Risiko tinggi | Rp3.554.000 | Tinggi | 60% | Percepat penagihan |
> 90 hari | Sangat berisiko | Rp1.497.500 | Sangat tinggi | 80%+ | Cadangan / penghapusan |
Adapun piutang dianggap tak tertagih apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Ada dua metode pencatatan penghapusan piutang yang dapat digunakan, yaitu metode langsung (direct write off method) dan metode tidak langsung/metode cadangan (indirect write off method). Mengutip dari "Akuntansi Keuangan Nama Guru" SMKN 15 Jakarta, berikut penjelasannya:
Metode pertama adalah penghapusan piutang secara langsung, yakni dengan cara menghapus piutang yang tidak dapat ditagih secara langsung pada saat piutang tersebut dipastikan tidak dapat ditagih. Bagaimana pencatatan jurnalnya?
Piutang tak tertagih akan dibebankan ke kolom debit pada akun beban kerugian piutang atau kerugian piutang tak tertagih dengan mengkreditkan piutang dagang.
Jika piutang sebelumnya sudah dihapus, namun kemungkinan akan dilunasi kembali, maka perusahaan dapat mengkreditkan akun beban kerugian piutang dan mendebitkan akun piutang usaha.
Kemudian ketika piutang tersebut sudah dilunasi secara tunai maka akan dicatat dengan cara mengkreditkan piutang usaha dan mendebitkan kas.
Bagaimana jika, debitur langsung membayar piutangnya setelah dihapuskan tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu? sehingga belum sempat membuat jurnal penghapusan akan di lunasi? Maka pelunasan tersebut akan dicatat dengan mendebitkan kas dan mengkreditkan beban kerugian piutang.
Berbeda dengan metode langsung, pada jurnal penghapusan piutang metode cadangan tidak langsung dilakukan pada saat piutang dipastikan tak tertagih, melainkan melalui dua tahapan terlebih dahulu, yakni:
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan melakukan estimasi jumlah piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih. Estimasi ini dicatat dalam akun Cadangan Kerugian Piutang sebagai kredit dan akun dari piutang dagang sebagai debit.
Saat piutang tertentu dipastikan tidak dapat ditagih, perusahaan menghapus piutang tersebut dari pembukuan dengan mendebit Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit Piutang Dagang.
Bagaimana pencatatan akuntansinya jika cadangan piutang tak tertagih akan dibayarkan kembali, sudah dibayar atau sudah dibayar secara langsung? Caranya sama seperti pada jurnal penghapusan metode langsung, bedanya hanya pada akun yang terlibat, yakni “Cadangan Kerugian Piutang”
Berikut tabel contoh pembukuan piutang tak tertagih metode cadangan berdasarkan situasinya:
Misalnya, Anda memiliki piutang dari pelanggan bernama Rama sebesar Rp400.000. Setelah melewati batas waktu pembayaran, piutang tersebut belum juga dilunasi. Karena dianggap tidak dapat ditagih lagi, Anda memutuskan untuk menghapusnya sebagai beban kerugian piutang yang tak tertagih.
Maka langkah-langkah penghapusan piutang tak tertagihnya adalah sebagai berikut:
Setelah langkah-langkah di atas, piutang tidak akan tampil lagi dalam daftar piutang dan akan masuk ke laporan Laba Rugi sebagai kerugian piutang.
Mudah bukan? Nggak perlu buat dan pusing buat jurnal penghapusan piutang tak tertagih manual lagi. Mau coba dulu? Klik banner di atas sekarang juga!