Logo Bee Web

Write Off Adalah: Contoh dan Pengertiannya dalam Akuntansi

Penulis:
Lutfatul Malihah
Professional Reviewer:
Loly Meyca Sari Amrullah S. Ak
Kategori:
Terbit: 5 Jun 2025
Diperbarui: 5 Jun 2025
Daftar Isi

Write off adalah penghapusan, penghapusan yang merujuk pada penyesuaian akuntansi yang dilakukan ketika suatu aset, seperti piutang atau persediaan, dianggap tidak memiliki nilai ekonomis lagi.

Dalam praktiknya, write off kerap digunakan untuk mencerminkan kondisi riil keuangan perusahaan agar laporan keuangan tetap akurat dan relevan.

Contohnya seperti ini, pelanggan Anda punya utang tapi tidak bisa dibayar dan sudah menumpuk lama. Nah, disinilah write off diperlukan agar tidak membebani neraca dan laba rugi Anda.

Pengertian Write Off dalam Akuntansi

Apa itu write off dalam akuntansi? Dalam dunia akuntansi, write off adalah tindakan menghapus sebagian atau seluruh nilai suatu aset dari pembukuan perusahaan karena aset tersebut sudah dianggap tidak memiliki nilai ekonomis atau tidak bisa direalisasikan kembali.

Biasanya, hal ini terjadi ketika piutang tidak tertagih, persediaan rusak, atau aset tetap sudah tidak bisa digunakan lagi. Alih-alih terus mencatat piutang tersebut di neraca, perusahaan memilih untuk melakukan write off agar laporan keuangannya tetap mencerminkan kenyataan yang ada.

Lantas, apa yang dimaksud dengan write off dalam ilmu ekonomi? Sama saja seperti konteks akuntansi. Dalam ilmu ekonomi, write off merujuk pada penghapusan nilai suatu aset atau kewajiban yang dinilai tidak lagi memberikan manfaat ekonomi, baik bagi individu, perusahaan, maupun negara.

Namun, konsep ini tidak hanya terbatas pada catatan akuntansi, tetapi juga mencerminkan keputusan ekonomi yang lebih luas. Misalnya, ketika pemerintah memutuskan untuk menghapus utang pajak atau bank sentral menghapus pinjaman macet demi menjaga stabilitas sistem keuangan dan seterusnya.

Ringkasan

  • Write off adalah penghapusan nilai aset atau piutang yang sudah tidak bernilai ekonomis.
  • Write back merupakan pemulihan nilai, sedangkan write off adalah penghapusan; keduanya berlawanan.
  • Manfaat write off adalah menjaga keakuratan laporan keuangan dan mencerminkan nilai aset yang realistis.
  • Contoh write off dalam bisnis misalnya piutang pelanggan yang tak tertagih atau aset rusak yang tak bisa digunakan.
  • Metode write off dilakukan dengan cara langsung atau melalui pencadangan kerugian piutang.

Apa Perbedaan antara Write Back dan Write Off?

Aspek Write-Off Write-Back
Tujuan Hapus aset/piutang tak bernilai Kembalikan nilai yang sempat dihapus
Dampak Kurangi aset, tambah beban Tambah aset, naikkan pendapatan
Waktu Saat aset/piutang tak bisa ditagih Jika ternyata bisa ditagih kembali
Contoh Piutang tak tertagih, stok rusak Pembayaran dari piutang yang dihapus

Write back dan write off adalah istilah yang saling kontra tapi saling berkaitan, dimana write off adalah penghapusan sedangkan write back adalah pemulihan nilai aset yang sebelumnya sudah dihapus.

Dari sini saja kita tahu jika yang membedakan write back dan write off adalah arah pencatatannya dalam laporan keuangan. Write off mencerminkan pengakuan atas kerugian karena nilai suatu aset tidak dapat direalisasikan, sedangkan write back justru mengakui adanya pemulihan nilai, artinya ada manfaat ekonomi yang kembali bisa diperoleh.

Misalnya, seorang seorang akuntan di sebuah perusahaan memutuskan untuk melakukan write off atas piutang pelanggan sebesar Rp10 juta karena pelanggan tersebut sudah lama tidak melakukan pembayaran dan dinyatakan pailit.

Namun, beberapa bulan kemudian, pelanggan tersebut tiba-tiba melakukan pelunasan sebagian utangnya sebesar Rp4 juta. Nah, pada saat itulah perusahaan melakukan write back sebesar Rp4 juta, karena nilai yang sebelumnya dianggap hilang kini bisa dipulihkan.

BACA JUGA: Contoh Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih dan Pengembaliannya

Manfaat Write Off Adalah ….

Kenapa dilakukan penghapusan (write off) dalam pembukuan? Bukankah hal tersebut justru membuat perusahaan terlihat rugi? Pertanyaan ini sering muncul, terutama di kalangan pelaku usaha yang belum akrab dengan praktik akuntansi.

Namun sebenarnya, write off memiliki manfaat penting, terutama untuk menjaga akurasi dan kredibilitas laporan keuangan. Apa saja manfaatnya? Berikut diantaranya:

1. Mencerminkan Nilai Aset yang Realistis

Dengan melakukan write off, perusahaan tidak lagi mencatat aset atau piutang yang sebenarnya sudah tidak memiliki nilai. Ini penting agar laporan keuangan tidak menyesatkan dan lebih mencerminkan kondisi sebenarnya.

2. Membantu Pengambilan Keputusan yang Lebih Tepat

Laporan keuangan yang bersih dari aset tidak produktif membuat manajemen lebih mudah dalam menganalisis kinerja dan menyusun strategi bisnis.

3. Meningkatkan Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi

Write off adalah bagian dari prinsip kehati-hatian (prudence) dalam akuntansi. Menghapus nilai yang tidak bisa dipulihkan menunjukkan bahwa perusahaan mengikuti standar akuntansi yang berlaku.

4. Mengurangi Pajak Penghasilan (dalam kasus tertentu)

Dalam beberapa kasus, write off dapat menjadi beban yang mengurangi laba kena pajak perusahaan. Namun tentu, hal ini tetap harus sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

5. Meningkatkan Efisiensi Administrasi

Dengan menghapus piutang atau aset yang tidak bernilai, perusahaan tidak lagi membuang waktu dan sumber daya untuk menagih atau mengelola sesuatu yang jelas tidak akan memberikan hasil.

Pada intinya, write off bukanlah sekadar “penghapusan kerugian,” tapi lebih kepada tindakan strategis untuk membersihkan laporan keuangan dari elemen-elemen yang tidak lagi relevan.

Contoh Kasus Write Off dalam Bisnis

Berikut adalah beberapa contoh proses write off dalam akuntansi yang umum ditemukan dalam praktek bisnis.

1. Contoh Write Off Pajak

Write off pajak adalah penghapusan tagihan pajak yang tidak bisa ditagih lagi oleh otoritas pajak, biasanya karena kondisi wajib pajak sudah tidak memungkinkan untuk membayar, seperti bangkrut atau meninggal dunia tanpa ahli waris yang mampu membayar.

Contoh kasusnya:

Seorang pengusaha UMKM yang memiliki tunggakan pajak penghasilan selama 3 tahun terakhir, tiba-tiba meninggal dunia dan meninggalkan usahanya dalam kondisi merugi.

Setelah dilakukan pemeriksaan aset, tidak ditemukan cukup dana atau harta warisan untuk melunasi utang pajak tersebut. Maka, Direktorat Jenderal Pajak bisa mengajukan permohonan write off atas piutang pajak tersebut, sesuai peraturan yang berlaku.

2. Contoh Write Off Piutang

Kemudian ada penghapusan piutang, write off piutang adalah​ penghapusan tagihan kepada pelanggan atau pihak lain karena dinilai tidak dapat ditagih, biasanya setelah berbagai upaya penagihan gagal dilakukan.

Contoh kasus:

Perusahaan dagang “Sinar Abadi” memiliki piutang sebesar Rp15 juta dari pelanggan bernama PT Maju Jaya.

Setelah 2 tahun tidak ada pembayaran dan pelanggan tidak bisa dihubungi, bahkan alamat kantor sudah tutup, maka manajemen memutuskan untuk melakukan write off atas piutang tak tertagih tersebut. Penghapusan ini dicatat sebagai kerugian piutang dalam laporan laba rugi.

BACA JUGA: Pengertian Piutang Tak Tertagih, Contoh dan Cara Mencegahnya

3. Contoh Write Off Aset

Selanjutnya, write off aset adalah​ penghapusan nilai buku dari aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau rusak berat, sehingga tidak dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan.

Misalnya:

Sebuah pabrik memiliki mesin produksi yang dibeli 7 tahun lalu. Pada tahun ke-8, mesin mengalami kerusakan fatal dan tidak bisa diperbaiki lagi.

Karena nilai sisa buku mesin tersebut masih Rp10 juta, perusahaan memutuskan untuk melakukan write off agar tidak lagi mencatat aset yang tidak berfungsi. Nilai Rp10 juta tersebut dihapuskan dari laporan neraca, dan dicatat sebagai beban kerugian.

4. Contoh Write Off Bank

Terakhir ada write off bank, write off bank adalah proses penghapusan pinjaman macet atau kredit bermasalah dari pembukuan bank, setelah dinilai tidak mungkin tertagih dan melewati proses penyisihan (provisioning).

Contohnya:

Seorang nasabah bank gagal membayar cicilan kredit selama lebih dari 1 tahun dan tidak kooperatif saat dilakukan penagihan. Setelah dinilai secara menyeluruh, bank menyatakan kredit ini sebagai non-performing loan (NPL) dan melakukan write off sebesar Rp100 juta.

Meski sudah dihapus dari pembukuan sebagai aset, bank masih memiliki hak untuk menagih utang tersebut di kemudian hari jika memungkinkan.

Metode Write Off dalam Akuntansi

Proses write off atau penghapusan ini tidak bisa dilakukan seenaknya, karena menyangkut keakuratan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap prinsip akuntansi.

Oleh karena itu, ada dua metode yang biasa digunakan untuk mencatat write off, yakni metode langsung dan metode pencadangan. bagaimana prosesnya?

1. Metode Langsung (Direct Write off Method)

Direct write off method adalah metode write off yang dilakukan dengan langsung menghapus piutang saat dianggap tidak tertagih, tanpa membuat cadangan terlebih dahulu. Cocok digunakan oleh usaha kecil yang pencatatan keuangannya masih sederhana.

Pembukuannya dilakukan dengan mendebitkan akun beban kerugian piutang dan mengkreditkan piutang usaha, seperti di bawah ini!

Jurnal Penghapusan Piutang Metode Langsung

Meskipun terlihat lebih sederhana dan praktis, namun cara ini dinilai kurang sesuai dengan prinsip matching dalam akuntansi, karena beban diakui tidak pada periode saat penjualan terjadi.

2. Metode Pencadangan (Allowance Method)

Berbeda dengan metode langsung, metode pencadangan mengantisipasi potensi kerugian piutang di masa depan dengan membuat cadangan kerugian piutang terlebih dahulu.

Metode ini dianggap lebih akurat dan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum.

Caranya bagaimana?

  • Pertama, perusahaan memperkirakan berapa persen piutang yang mungkin tidak tertagih.
  • Lalu mencatat jurnal cadangan di akhir periode.
  • Saat write off benar-benar terjadi, nilai piutang dihapus dari cadangan tersebut.

Jurnal saat membentuk cadangan dan saat write off dilakukan:

Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih Metode Pencadangan Atau Penyisihan

Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih Metode Pencadangan Atau Penyisihan (Credit: bee.id)

Kelola dan Cegah Piutang Tak Tertagih Pakai Beecloud

Mengelola piutang tak tertagih kini menjadi lebih mudah dan terstruktur dengan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, aplikasi pembukuan keuangan berbasis cloud yang dirancang untuk membantu pebisnis dalam mencatat dan mengelola keuangan secara efisien.

Beecloud menyediakan fitur khusus untuk mencatat beban kerugian piutang yang tak tertagih, sesuai dengan prinsip akuntansi write-off. Prosesnya melibatkan pembuatan Nota Potong Penjualan untuk menghapus piutang yang tidak tertagih, yang kemudian secara otomatis tercatat sebagai beban kerugian dalam laporan laba rugi perusahaan.

Cegah Dan Atur Piutang Tak Tertagih Otomatis Sesuai Sak, Pakai Beecloud!

Dengan fitur ini, Anda dapat memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya, pengen tau apa saja fitur lainnya? Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!

Artikel Populer

Feedback Artinya: Jenis, Fungsi, beserta Cara Mendapatkannya
Suatu istilah yang dipakai masyarakat untuk menilai aktivitas seseorang ialah umpan balik atau feedback artinya dalam ba...
Baca Selengkapnya
Contoh Format Order untuk Usaha Online Shop
Ketika pertama kali membuat sebuah bisnis online shop, tentu siapapun akan bingung untuk memulainya dari mana. Salah sat...
Baca Selengkapnya
13 Contoh Nota Pembelian dan Cara Membuatnya Lengkap
Sedang membuka bisnis baru dan butuh contoh nota pembelian sebagai bukti transaksi dengan konsumen nanti, Anda bisa memb...
Baca Selengkapnya
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu i...
Baca Selengkapnya
Analisis Pasar: Tujuan, Metode, Faktor, Caranya dan Contoh
Analisis pasar menjadi kunci utama bagi pelaku bisnis yang ingin bertahan dan berkembang. Pasar yang berubah dengan cepa...
Baca Selengkapnya
17+ Ide Usaha Makanan Kekinian yang Lagi Viral 2024
Dalam era modern yang penuh dengan inovasi kuliner, usaha makanan kekinian menjadi sorotan utama bagi para penggemar kul...
Baca Selengkapnya
Customer Service Software Akuntansi & Kasir Bee
Jam Operasional: senin - jumat jam 09.00 - 16.00 wib

Siap Mengubah Cara Anda Mengelola Bisnis

Sejak 2010, Bee telah berdedikasi untuk membantu Pengusaha di seluruh Indonesia dalam mengatasi tantangan laporan akuntansi dan keuangan. Kami siap mendukung kesuksesan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami.
Logo Bee Web
Bee.id adalah brand dari PT BITS Miliartha, perusahaan penyedia software akuntansi terbaik dan aplikasi pembukuan usaha untuk membantu pemilik bisnis dan akuntan mengelola keuangan secara lebih cepat, mudah, dan akurat. Sebagai solusi akuntansi UMKM yang telah digunakan ribuan pengguna di seluruh Indonesia, Bee siap bantu bisnis Anda berkembang lebih efisien. Coba sekarang! Gratis Trial atau jadwalkan Demo Gratis bersama Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenuarrow-right