Tanpa manajemen yang tepat, perusahaan bisa saja berjalan tanpa arah, bahkan tersandung di tengah jalan. Nah, salah satu cara paling efektif untuk mengevaluasi keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
Mungkin Anda pernah mendengar istilah seperti Current Ratio, Rasio Profitabilitas, atau Liquidity Ratio, bukan? Semua itu adalah bagian dari kumpulan financial ratio yang memiliki peran penting dalam membaca "kesehatan" keuangan suatu perusahaan.
Mari kita pelajari lebih jelas apa yang dimaksud dengan rasio keuangan, jenis, rumus hingga contoh perhitungannya, pada artikel di bawah ini!
Pengertian Rasio menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu hubungan taraf atau bilangan antara dua hal yang similar / mirip; perbandingan antara berbagai gejala yang dapat dinyatakan dengan angka 'nisbah'.
Sedangkan rasio keuangan adalah alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan berdasarkan hubungan matematis antar pos dalam laporan keuangan.
Secara sederhana, rasio keuangan adalah perbandingan angka-angka dalam laporan keuangan. Seperti membandingkan jumlah utang dengan jumlah aset, atau laba bersih dengan penjualan.
Dalam arti luas dikatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah Metode yang digunakan untuk membandingkan berbagai pos laporan keuangan agar bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai kinerja dan posisi keuangan sebuah bisnis.
Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu, manajemen dapat menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, menghasilkan laba, hingga mengelola utang dan aktiva perusahaan.
Berikut beberapa pengertian rasio keuangan menurut para ahli:
“Suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam suatu neraca atau laporan laba rugi baik secara individu maupun kombinasi dari kedua laporan tersebut.”
“Indeks yang menghubungan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi angka satu sama angka lainnya.”
“Rasio Keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio sebenarnya hanya sebuah alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang bisa digunakan dalam menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial.”
Dari beberapa pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan jika rasio keuangan adalah merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi antara satu angka dengan angka yang lainnya.
Secara umum rasio keuangan terdiri dari 4 rasio, 4 rasio keuangan apa saja?
Rasio yang dapat memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya atau kewajiban dalam jangka pendek yang harus segera dipenuhi.
Ada beberapa jenis rasio yang masuk kedalam rasio likuiditas ini ;
Rasio ini membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Idealnya ≥ 2, artinya perusahaan memiliki 2 kali lebih banyak aktiva lancar dibandingkan utang lancarnya.
Jika terlalu tinggi, bisa jadi perusahaan menyimpan terlalu banyak aset tidak produktif. Jika terlalu rendah, menandakan potensi kesulitan membayar utang. Rumus Rasio Current adalah sebagai berikut
Rasio Current = (Aktiva Lancar :Utang Lancar) x 100%
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar dengan utang lancar. Idealnya 0,5 – 1. Mengukur seberapa besar kas dan setara kas bisa langsung membayar utang jangka pendek. Adapun rumus untuk menghitung Cash Ratio sebagai berikut ;
Cash Ratio = [(Kas + Setara Kas) : Utang Lancar ] x 100%.
Quick Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan barang dan dengan utang lancar yang dimiliki. Idealnya ≥ 1, karena tidak menghitung persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan membayar utang lancar dengan aset paling likuid (kas, piutang).
Jika hasilnya di bawah 1, artinya perusahaan mungkin akan kesulitan memenuhi kewajiban tanpa menjual persediaan. Rumus dari Quick Ratio sebagai berikut
Quick Ratio =[(Aktiva Lancar- Persediaan) / Utang Lancar ] x 100%.
BACA JUGA: Cara Menghitung Rasio Likuiditas pada Laporan Keuangan
Rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan yang diinginkan. Seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas ini juga bukan merupakan rasio tunggal. Ada beberapa rasio yang termasuk didalamnya adalah sebagai berikut:
Perbandingan yang mengukur antara laba kotor kepada penjualan bersih suatu perusahaan. Idealnya di atas 30%, tergantung industrinya. Semakin tinggi, berarti perusahaan efisien mengelola harga pokok produksinya.
Rumus Gross Profit Margin adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Penjualan Bersih ) x 100%.
Net Profit disebut juga dengan margin laba bersih yang fungsinya untuk mengukur laba bersih atas transaksi penjualan suatu perusahaan. Idealnya 10–20%, tapi bisa bervariasi menurut industri.
Semakin tinggi, semakin baik karena berarti lebih banyak laba bersih dari setiap penjualan. Rumus Net Profit Margin adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin = (Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan Bersih ) x 100%.
Jika Anda tidak memiliki pajak jadi laba bersih tidak usah dikurangi dengan pajak.
Rasio profitabilitas selanjutnya adalah ROA, yakni rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua aktiva yang dimiliki. Rumus rasio ROA sebagai berikut:
Return On Assets = (BTT : Total Aktiva ) x100%.
Perlu diingat jika laba yang dihasilkan dari rasio ROA ini adalah laba sebelum bunga dan pajak. Sedangkan nilai rasio yang idealnya adalah >5%. Mengukur efisiensi penggunaan aset dalam menghasilkan laba.
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan ketika akan menghasilkan laba untuk menutup biaya investasi yang telah dikeluarkan. ROI yang baik dan sehat umumnya berada di angka minimal 15%–20% per tahun.
Rumusnya penghitungan rasio ini melibatkan laba yang merupakan laba bersih setelah pajak (Earning After Tax).
Return On Investment = (EAT : Investasi) x 100%.
BACA JUGA: Apa Itu ROI dan Cara Mudah Menghitungnya
Rasio yang mengukur efektivitas atau efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya atau aktiva-aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara penjualan maupun investasi dalam berbagai jenis aktiva.
Ada beberapa rasio lain yang termasuk pada rasio aktivitas, apa saja itu?
Rasio ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang (dalam satuan hari), yang diperlukan perusahaan untuk menagih piutang dari pelanggan.
Jika periode ini terlalu panjang, maka bisa mengindikasikan masalah dalam pengelolaan piutang. Semakin kecil angka hasilnya, semakin baik manajemen piutang perusahaan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Average Collection Period = (Piutang rata-rata x 360)/ Penjualan Kredit.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dan yang tertanam diseluruh aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “Revenue”.
Nilai rasio yang tinggi menunjukkan bahwa aktiva perusahaan digunakan secara efisien dalam menghasilkan pendapatan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Total Asset Turn-over = Penjualan Bersih/ Total Aktiva
Mengukur kemampuan modal yang ada pada persediaan yang berputar pada periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan adanya “Overstock”. Semakin tinggi nilai perputaran persediaan, semakin baik likuiditas dari persediaan tersebut. Rumusnya jadi seperti ini:
Inventory = Harga Pokok Penjualan / Persediaan Rata - Rata
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Dan data yang digunakan untuk menganalisis Leverage Ratio adalah Neraca dan Laporan laba rugi.
Ada 5 rasio yang termasuk di dalam perbandingan leverage ;
Long Term debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
Semakin tinggi rasio, maka risiko keuangan perusahaan meningkat karena porsi utang jangka panjang lebih besar dibandingkan modal sendiri. Berikut adalah rumusnya:
Long Term Debt to Equity Ratio = Utang Jangka Panjang / Modal Sendiri
Rasio yang digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar hutang jangka panjang, dimana didalamnya menunjukkan kemampuan laba operasi (EBIT) perusahaan.
Semakin tinggi nilainya, semakin aman perusahaan dalam memenuhi kewajiban bunga jangka panjangnya. Rumusnya adalah:
TIER = EBIT / Bunga Hutang Jangka Panjang.
Perbandingan ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk semua hutang/ kewajiban. Rumus rasionya sebagai berikut:
TD Equty = (Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jumlah Modal Sendiri
Rasio ini berfungsi untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan sebagai jaminan semua hutang. Berikut adalah rumusnya:
TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang ) / Jumlah Aktiva
Terakhir adalah rasio tangible asset, Rasio ini mengukur besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan sebagai penjamin hutang jangka panjang. Rumusnya analisis laporan keuangannya adalah sebagai berikut:
TAD Coverage = (Jumlah Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)/ Hutang Jangka Panjang
Berikut ini lima fungsi utama dari analisis rasio keuangan yang perlu Anda ketahui:
Fungsi pertama dari analisis ini adalah untuk menilai kondisi finansial perusahaan secara menyeluruh. Melalui berbagai rasio seperti rasio likuiditas dan rasio solvabilitas, Anda bisa mengetahui apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjangnya.
Contohnya, current ratio dan debt to equity ratio dapat memberi gambaran apakah keuangan perusahaan terlalu bergantung pada utang, atau masih dalam batas aman.
Dengan rasio aktivitas seperti total asset turnover dan inventory turnover, analisis rasio keuangan berfungsi untuk mengevaluasi efisiensi operasional manajemen.
Apakah manajemen mampu mengelola aset dan persediaan dengan optimal? Jika rasio ini rendah, bisa jadi manajemen belum maksimal dalam memutar modal kerja dan memanfaatkan sumber daya.
Fungsi ketiga adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui rasio profitabilitas seperti Net Profit Margin, Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE).
Dengan menganalisis rasio ini, investor maupun pemilik bisnis bisa melihat seberapa efektif modal yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan.
Hasil dari analisis laporan keuangan ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan—baik untuk ekspansi usaha, pemangkasan biaya, hingga pencarian pendanaan baru. Rasio-rasio tersebut membantu mengungkap area mana yang perlu ditingkatkan atau dikendalikan.
Misalnya, jika rasio solvabilitas menunjukkan tingkat utang yang terlalu tinggi, maka keputusan untuk menambah modal sendiri mungkin lebih bijak dibanding menambah pinjaman.
Investor dan bank biasanya sangat memperhatikan hasil analisis rasio keuangan sebelum menanamkan modal atau memberi pinjaman. Rasio seperti current ratio, debt to equity, dan return on investment (ROI) menjadi indikator utama apakah perusahaan layak didanai atau tidak.
Misalnya, sebuah Perusahaan ABC memiliki kas sebanyak Rp 45.000.000, Piutang Dagang Rp 100.000.000, serta Persediaan Barangnya sebesar Rp 300.000.000, namun perusahaan itu juga memiliki Hutang Dagang sebesar Rp 150.000.000, Hutang Wesel Rp 35.00.000 dan Hutang Bunga Rp 50.000.000. Berapa besar current ratio nya ?
Rumus Rasio Current (Sumber: Bee.id)
Dari hasil perhitungan diatas bisa dilihat jika current ratio dimilik perusahaan ABC sebesar 1,89 atau 189% Jadi artinya setiap Rp.1 utang lancar terjamin oleh Rp 1,89 harta/aktiva lancar dari perusahaan ABC tersebut.
Jadi kesimpulannya perusahaan ABC masih mampu untuk menutup hutang lancar yang dimiliknya.
Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan jika rasio keuangan adalah alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan berdasarkan data dalam laporan keuangan.
Salah satu fungsinya adalah untuk menilai apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti yang tercermin dalam rasio likuiditas. Agar hasil pengukuran rasio keuangan lebih akurat dan bisa dipercaya, tentu Anda memerlukan laporan keuangan yang rapi dan lengkap selama satu periode akuntansi.
Nah, di sinilah pentingnya menggunakan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud, yang dapat membantu Anda mencatat, memantau, dan menyusun laporan keuangan secara otomatis, praktis, dan real-time. Dengan begitu, proses analisis pun jadi jauh lebih efisien dan akurat. Klik banner di atas untuk uji coba gratis sekarang juga!