Ada dua bisnis yang menjual produk serupa.
📦 Toko A dan Toko B — sama-sama menjual produk fashion lokal, dengan omzet bulanan Rp500 juta.
Tapi ada yang bikin kaget…
🔍 Setelah dihitung, Toko A mencetak laba operasional sebesar Rp100 juta, sedangkan Toko B cuma menghasilkan Rp20 juta.
Padahal, dari sisi penjualan, mereka setara. Apa penyebabnya? Jawabannya ada di satu metrik penting: Operating Income Ratio.
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien sebuah bisnis dalam mengubah penjualannya menjadi profit operasional. Semakin tinggi rasionya, semakin baik bisnis tersebut dalam mengontrol biaya dan mengoptimalkan operasional.
Jadi, bukan cuma omzet besar yang penting, tapi seberapa besar dari omzet itu yang benar-benar jadi keuntungan.
Yuk, mari kita bahas apa itu operating income ratio hingga cara hitungnya pada artikel berikut ini!
Operating Income Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase laba operasi terhadap total pendapatan (penjualan bersih). Rasio inilah yang menunjukkan berapa efisien sebuah perusahaan dalam menjalankan operasional bisnisnya.
Dari analisis ini juga, pemilik usaha akan tahu berapa besar pendapatan yang diperoleh dari penjualan yang benar-benar menjadi laba operasional.
Semakin tinggi angkanya, maka semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya dan menghasilkan keuntungan dari operasi nya.
Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan efisiensi operasional Anda. Apakah biaya operasional Anda terlalu besar atau justru Anda sudah cukup efisien dalam mengelola biaya dan beban?
BACA JUGA: 7 Perbedaan Biaya dan Beban, Pebisnis Wajib Paham
Untuk menghitung operating income ratio ini, Anda bisa menggunakan rumus berikut:
Operating Income Ratio = (Operating Income / Net Sales) x 100%
Keterangan:
Misalnya, sebuah bisnis memiliki:
Maka, Operating income rationya adalah:
Operating Income Ratio = (Operating Income / Net Sales) x 100% = (Rp200.000.000 / Rp1.000.000.000) x 100% = 0,20 x 100% = 20%
Artinya apa? dari setiap Rp1.000 pendapatan, perusahaan berhasil menghasilkan laba operasi sebesar Rp200. Ini adalah indikator efisiensi yang cukup baik.
Jawabannya: tergantung industrinya.
Namun secara umum:
Untuk bisnis ritel margin tipis, OIR 5–10% masih wajar. Tapi untuk sektor teknologi atau jasa, seharusnya bisa lebih tinggi.
Ada banyak rasio keuangan, tapi kenapa OIR layak Anda perhatikan secara serius? Ini alasannya:
Pendapatan bisa besar, tapi kalau biaya operasionalnya bocor di mana-mana, bisnis Anda tetap "sakit". OIR bantu mengidentifikasi itu lebih cepat.
Kalau Anda merasa OIR bisnis Anda belum ideal, jangan khawatir. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan:
Langkah pertama adalah melakukan audit menyeluruh terhadap semua pengeluaran rutin bisnis Anda. Tanyakan hal ini ke diri Anda atau tim:
Efisiensi bukan berarti memangkas semuanya secara drastis. Fokuslah pada pengeluaran yang tidak produktif, dan cari cara untuk mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas layanan atau produk.
Misalnya, alih-alih menambah karyawan baru, Anda bisa pertimbangkan penggunaan teknologi atau sistem otomatis.
Menaikkan harga memang terdengar menakutkan. Tapi, jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat, ini bisa menjadi salah satu cara tercepat untuk meningkatkan OIR.
Bagaimana caranya?
Intinya: bukan sekadar menaikkan harga, tapi bagaimana Anda menciptakan alasan kuat agar pelanggan tetap merasa mendapatkan “deal yang bagus”.
BACA JUGA: 8 Cara Menentukan Harga Jual Produk Anda
Produktivitas tim punya peran besar dalam efisiensi operasional. Tim yang produktif mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan sumber daya yang sama. Beberapa cara yang bisa diterapkan antara lain:
Apakah bisnis Anda masih mengandalkan pencatatan manual, spreadsheet acak, atau proses approval yang berbelit-belit? Ini saatnya Anda melakukan digitalisasi.
Implementasi sistem seperti:
Teknologi bukan cuma soal "ikut tren"—tetapi investasi nyata untuk mengurangi kesalahan manusia, mempercepat proses, dan mengurangi biaya tenaga kerja berlebih. Semua ini secara langsung berdampak pada naiknya OIR bisnis Anda.
Mengelola efisiensi operasional kini jauh lebih mudah dengan Beecloud, aplikasi pembukuan keuangan yang dirancang khusus untuk pelaku bisnis UMKM di Indonesia.
Dengan fitur lengkap seperti otomatisasi pencatatan transaksi, kontrol stok real-time, laporan keuangan instan, hingga integrasi multi-cabang, Anda bisa memangkas pemborosan waktu dan biaya secara signifikan.
Semua proses bisnis jadi lebih cepat, akurat, dan efisien. Sehingga, Anda bisa lebih fokus tingkatkan laba operasional dan operating income rationya. Mau coba dulu? Klik banner di atas sekarang juga.