Dalam dunia akuntansi biaya, kita mengenal dua jenis biaya utama, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Keduanya memiliki peran penting dalam menentukan biaya produksi suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Variable cost atau biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan volume produksi suatu perusahaan. Dengan kata lain, semakin banyak jumlah unit yang diproduksi, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.
Hal ini juga berlaku secara sebaliknya, ketika produksi menurun, maka biaya yang dikeluarkan akan menurun juga. Bagaimana cara menghitungnya? Apa saja contohnya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Menurut Wikipedia, biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan kegiatan bisnis. Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal untuk semua unit yang diproduksi.
Artian lain biaya tetap adalah biaya tidak tetap yang selalu berubah dalam proses produksi. Perubahan ini akhirnya dipengaruhi oleh volume produksi dan rencana produksi perusahaan.
Dalam sebuah proses produksi, biaya tidak tetap atau variable cost dapat dikategorikan sebagai biaya langsung. Tetapi di luar proses produksi, tidak semua biaya variabel dapat memasukkan biaya langsung.
Jadi secara sederhana, biaya tidak tetap mengacu pada biaya elemen yang cenderung berubah ketika ada perubahan dalam tingkat aktivitas.
Perbedaan biaya tetap dan biaya variabel terletak pada perubahan terhadap volume produksi. Dengan kata lain, biaya variabel dan biaya tetap berbeda dalam hal fleksibilitas. Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tetap sama, seperti biaya sewa, biaya penyusutan, atau biaya utilitas dasar.
Sebaliknya, variabel adalah biaya yang sangat dinamis, dan bisa naik turun seiring produksi atau penjualan. Contoh biaya tetap antara lain:
Contoh biaya variabel yang disebutkan sebelumnya menggambarkan bagaimana biaya dari bahan, tenaga kerja, hingga pengiriman dapat naik-turun sesuai volume produksi. Seperti di bawah ini!
Untuk lebih memahami mengenai biaya tidak tetap, berikut adalah beberapa contoh biaya variabel yang umum terjadi dalam kegiatan produksi perusahaan:
Bahan langsung atau bahan baku adalah elemen dasar dalam proses produksi barang. Contohnya, biaya bahan baku untuk membuat sepatu seperti kulit, karet, atau benang. Biaya tersebut akan berubah dalam jumlah sesuai dengan banyaknya produk yang diproduksi.
Semakin banyak unit yang dibuat, semakin tinggi pula kebutuhan bahan, dan otomatis biaya bahan akan meningkat.
Tenaga kerja langsung merujuk pada tenaga kerja yang langsung dengan proses produksi. Misalnya pekerja di pabrik yang dibayar berdasarkan jumlah unit yang berhasil mereka produksi.
Upah tenaga kerja langsung ini tergolong sebagai biaya tidak tetap karena biaya per unit berubah sesuai output produksi. Namun, tidak semua tenaga kerja masuk dalam kategori ini. Beberapa perusahaan menggunakan staf tetap dengan gaji bulanan atau tetap, yang masuk ke dalam biaya tetap.
Meskipun tergolong tenaga kerja, upah lembur sering kali menjadi variabel tergantung pada volume kerja. Jika permintaan meningkat dan perusahaan harus memproduksi lebih banyak, lembur tak terhindarkan.
Dengan meningkatnya jumlah jam kerja lembur, maka biaya tidak tetap akan selalu bertambah. Namun, jika perusahaan menerapkan sistem gaji tetap bulanan, maka biaya tersebut masuk ke biaya tetap.
Dalam kegiatan penentuan harga dan strategi pemasaran, komisi penjualan termasuk biaya variabel. Ini karena biaya per komisi disesuaikan dengan cepat terhadap penjualan aktual.
Semakin banyak produk terjual, semakin besar komisi yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada sales. Biaya ini akan selalu sama secara struktur persentase, tapi nominalnya bervariasi dengan jumlah penjualan.
Biaya distribusi produk seperti biaya transportasi ke berbagai wilayah, akan menyesuaikan volume dan jarak pengiriman. Dalam hal ini, biaya biasanya muncul dalam bentuk biaya bensin, ongkos sopir, tol, atau logistik lainnya.
Biaya distribusi ini berbeda dengan biaya tetap seperti biaya sewa gudang yang tidak berubah terlepas dari jumlah pengiriman.
Meski tidak langsung dengan produk, pengadaan bahan penunjang seperti oli mesin, kain pembersih, atau beli pengharum ruangan untuk ruang produksi juga termasuk biaya tidak tetap, karena biaya yang dikeluarkan tergantung pada intensitas produksi.
Berikut adalah ciri-ciri utama dari biaya variabel, lengkap dengan penjelasan dan kata kunci relevan:
Ciri utama biaya variabel adalah bahwa biaya ini akan selalu sama per unit, tetapi totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan jumlah produk yang diproduksi.
Misalnya, jika biaya bahan baku untuk satu produk adalah Rp10.000, maka ketika produksi meningkat dari 1.000 ke 2.000 unit, total biaya bahan juga meningkat dari Rp10 juta ke Rp20 juta.
Mengingat cost variabel adalah biaya yang mengikuti produksi yang terjadi dalam periode tertentu.
Meskipun total biaya variabel berubah, biaya per unit biasanya tetap sama. Misalnya, biaya tenaga kerja langsung per unit mungkin tetap di angka Rp5.000, selama tidak ada perubahan gaji atau sistem kerja. Biaya per unit ini menjadi acuan utama dalam Penentuan Harga produk.
Biaya ini hanya muncul ketika ada aktivitas produksi. Dengan begitu, jika tidak ada produk yang dihasilkan, maka biaya yang terkait — seperti biaya distribusi produk, biaya pengemasan, atau komisi penjualan — tidak akan muncul.
Contoh biaya variabel yang bergantung pada aktivitas adalah biaya bensin untuk distribusi barang dan upah tenaga kerja langsung berdasarkan hasil kerja.
Biaya tidak tetap juga tergolong biaya yang sangat fleksibel karena bisa langsung disesuaikan dengan fluktuasi permintaan. Perusahaan dapat mengatur pengeluaran yang lebih efisien berdasarkan permintaan pasar.
Dengan meningkatnya permintaan, maka keluaran dan biaya tidak tetap akan selalu meningkat secara alami.
Sebagian besar biaya variabel merupakan bagian dari biaya produksi langsung, seperti:
Tidak hanya itu, beberapa biaya tambahan seperti biaya pembelian bahan pengharum ruangan di pabrik juga bisa masuk sebagai biaya lainnya yang tergolong variabel karena tergantung volume produksi.
Biaya variabel memiliki sejumlah fungsi, diantaranya sebagai berikut:
Keberadaan biaya tidak tetap membantu perusahaan untuk memisahkannya dari biaya tetap dari laporan keuangan. Pada akhirnya, perusahaan dapat fokus pada biaya tetap.
Perusahaan dapat menentukan pengambilan keputusan jangka pendek. Misalnya, perusahaan mendapatkan pesanan khusus yang perlu diproduksi segera. Dengan demikian, perusahaan dapat menentukan harga dan biaya produksi pesanan ini dengan biaya tidak tetap yang ada.
Informasi biaya yang telah dipisahkan sesuai dengan perilaku dan volume daya produksi membantu perusahaan untuk menentukan laba jangka pendek. Hasilnya, perusahaan juga bisa mendapatkan informasi untuk pengambilan keputusan jangka pendek.
Perusahaan dapat mengetahui batas kontribusi yang berguna untuk menentukan jumlah laba yang direncanakan melalui analisis hubungan biaya, volume, dan laba. Dengan begitu, perusahaan dapat mengendalikan kondisi operasional yang sedang berlangsung dan dapat membuat keputusan yang tepat.
Perusahaan dapat menentukan penilaian efektivitas produksi barang yang aktif. Selain itu, perusahaan dapat dengan mudah memiliki akuntabilitas untuk departemen lain di dalamnya.
Baca Juga: Cara Mudah Menghitung Biaya Produksi Beserta Contohnya
Untuk menghitung Variable Cost, rumus biaya variabel cukup cukup mudah dan tepat, yaitu:
Biaya Variabel = Biaya Variabel per Unit × Jumlah Unit Produksi
Bagaimana cara menghitungnya? Berikut tahapan dan contohnya:
Langkah pertama adalah menentukan biaya-biaya yang masuk ke dalam kategori biaya variabel. Contohnya meliputi:
Setelah mengidentifikasi, hitung berapa biaya per unit yang harus dikeluarkan untuk masing-masing komponen biaya variabel.
Contoh:
Dengan begitu, total biaya variabel per unit = Rp8.000 + Rp5.000 + Rp2.000 = Rp15.000
Misalkan dalam sebulan, perusahaan memproduksi 2.000 unit barang.
Terakhir adalah mengalikan biaya per unit dengan jumlah produksinya, sesuai dengan rumus di atas, sehingga:
Biaya Variabel = Rp15.000 × 2.000 = Rp30.000.000
Jadi, total biaya variabel untuk produksi 2.000 unit barang adalah Rp 30 juta.
Semua biaya yang dikeluarkan di bidang bisnis atau perusahaan dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Memahami biaya tetap adalah biaya tetap yang tidak berubah meskipun perusahaan ramai atau tenang. Sementara itu, definisi biaya variabel adalah biaya variabel yang dapat naik atau turun tergantung pada banyak atau setidaknya produksi/penjualan perusahaan.
Sering kali dalam berbisnis Anda hanya mencatat biaya produksi yang terlihat dan pasti seperti pengeluaran bahan baku, gaji karyawan, dan sewa tempat.
Namun perlu diingat, banyak biaya tidak langsuung yang perlu dicatat dalam pengeluaran biaya produksi. Hal apapun mulai dari pabrik, gudang penyimpanan, listrik, transportasi, dll. Libatkan juga segala hal yang turut menunjang selesainya proses produksi.
Jika hal tersebut sering kali Anda lewatkan, ada baiknya Anda mulai menggunakan Software Akuntansi untuk pencatatan biaya produksi. Selain it menggunakan Software Akuntansi Beeaccounting juga memudahkan dalam membuat laporan biaya produksi dan laporan keuangan.