Dalam menjalankan sebuah bisnis diperlukan HPP atau Harga Pokok Penjualan untuk mengetahui detail biaya yang dikeluarkan untuk beban maupun pengeluaran lainnya. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus HPP yang telah ditentukan.
HPP ini nantinya dapat berfungsi sebagai patokan untuk menghitung laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, HPP memiliki peran yang sangat penting dalam operasional perusahaan sehingga setiap pelaku usaha harus mengetahui tentang seluk beluknya.
HPP atau Harga Pokok Penjualan adalah jumlah beban yang dikeluarkan, baik itu secara langsung maupun yang tidak langsung guna menghasilkan jasa atau produk yang akan dipasarkan.
Prinsip akuntansi Indonesia mengartikan HPP sebagai jumlah total pengeluaran dan beban secara langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan jasa atau barang yang mana hal tersebut bisa digunakan maupun dijual kembali.
Pengeluaran dan beban tersebut contohnya adalah biaya produksi, assembly, impor dan lain sebagainya yang masih berhubungan dengan barang dan jasa. Sementara untuk pengeluaran atau beban yang tidak berkaitan dengan barang dan jasa tidak dimasukkan ke dalam HPP.
Karena hal itulah perhitungan HPP dilakukan untuk mengetahui detail pengeluaran untuk memproduksi barang atau jasa. Sementara rumus HPP adalah rumus perhitungan yang digunakan untuk menghitung detail biaya tersebut.
Dengan mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan akan mudah untuk mengetahui besarnya harga pokok penjualan dari setiap barang atau jasa yang dihasilkan.
Baca Juga: Simak Cara Mudah Menghitung HPP Perusahaan Dagang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, HPP digunakan untuk menentukan harga jual suatu produk, maka dengan kata lain rumus HPP juga bisa menentukan besarnya laba yang ingin diperoleh oleh perusahaan.
Rumus HPP berkaitan dengan dana yang akan diperoleh selama perusahaan beroperasi untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya seperti menggaji karyawan dan lain sebagainya. Dengan mendapatkan laba yang maksimal, perusahaan akan selalu bisa memenuhi kebutuhan operasional.
Tidak hanya itu saja, perusahaan bisa meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan melalui dana yang telah diperoleh tersebut. Atau bisa juga digunakan untuk melakukan riset agar mendapatkan produk baru yang memiliki potensi di pasar.
Secara umum, HPP dapat diperoleh dengan menambahkan jumlah pembelian bersih ke persediaan awal pada periode tertentu, kemudian menguranginya dengan persediaan akhir pada periode tersebut.
Sederhananya, rumus HPP dapat dituliskan “pembelian bersih + persediaan awal - persediaan akhir”, dengan keterangan sebagai berikut:
Pembelian bersih dapat diartikan sebagai total pembelian barang yang dilakukan perusahaan, baik itu secara tunai maupun kredit dan ditambah dengan biaya lain yang masih berhubungan langsung seperti biaya ongkos angkut.
Total biaya yang dikeluarkan ini kemudian dikurangi dengan potongan maupun retur sehingga diperoleh biaya pembelian bersih dalam periode tersebut.
Persediaan awal berkaitan dengan persediaan barang dagang yang ada pada awal periode pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini bisa saja pada awal bulan maupun awal tahun.
Besarnya biaya persediaan awal dapat dilihat pada laporan neraca saldo periode berjalan maupun laporan neraca saldo pada periode sebelumnya.
Terakhir, persediaan akhir adalah jumlah saldo persediaan barang yang ada pada akhir periode pencatatan akuntansi perusahaan. Hal ini bisa berada pada akhir bulan maupun akhir tahun periode berjalan.
Besarnya saldo ini diperoleh dari proses stok opname maupun stok fisik yang telah dilakukan. Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan yang tidak menggunakan aplikasi untuk pencatatan ataupun pencatatan akuntansi.
Rumus HPP untuk mencari Harga Pokok Penjualan pada perusahaan manufaktur lebih rumit dibandingkan dengan perusahaan dagang biasa. Hal ini dikarenakan perusahaan dagang hanya membeli dan menjual uang barang yang sama.
Dengan begitu biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Sedangkan pada perusahaan manufaktur barang akan mengalami perubahan dari bahan baku menjadi barang jadi sehingga akan terdapat biaya produksi tambahan dan biaya lainnya.
Oleh karenanya, perhitungan HPP di perusahaan manufaktur menggunakan rumus yang berbeda, yaitu
HPP = Harga pokok produksi + persediaan awal barang jadi – persediaan akhir barang jadi
Harga pokok produksi merupakan harga yang berasal dari bahan baku ditambah dengan biaya produksi untuk mengubah bahan baku tersebut menjadi barang jadi siap jual. Sedangkan untuk menghitung Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Menghitung biaya bahan baku yang digunakan dalam perusahaan manufaktur dapat dilakukan dengan rumus:
Bahan baku= persediaan awal bahan baku + pembelian bahan baku - persediaan akhir bahan baku
Untuk menghitung biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dapat melalui rumus:
Total biaya produksi= biaya bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja + biaya overhead produksi perusahaan.
Terakhir adalah menghitung harga penjualan per unit barang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
HPP= total biaya produksi + persedian barang proses produksi awal - persediaan barang proses produksi akhir.
Baca Juga: Cara Menentukan HPP Terbaik Biar Nggak Rugi!
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa menghitung HPP dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Berikut adalah alasan mengapa perusahaan harus menghitung HPP mereka:
Dalam menjalankan sebuah bisnis, menentukan harga jual bisa menjadi hal yang paling sulit. Harga jual ini tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal ini dikarenakan apabila terlalu tinggi bisa menyebabkan produk tidak laku.
Dan apabila terlalu rendah bisnis tidak akan mendapat keuntungan atau malah rugi. Menentukan harga jual yang akurat dapat dilakukan dengan menggunakan rumus HPP, karen akan terlihat seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk menambal biaya pengeluaran.
Margin laba kotor atau biasa disebut dengan gross profit margin merupakan rasio untuk menilai keuangan perusahaan yang didasarkan pada sisa uang hasil penjualan kemudian dikurangi dengan HPP. Oleh karena itu, harus mengetahui HPP terlebih dahulu untuk bisa menghitungnya.
Sedang cara untuk menghitung margin laba kotor ini adalah total pendapatan dikurangi HPP, lalu dibagi dengan total pendapatan.
Perhitungan HPP dapat membuat laporan akuntansi menjadi lebih rapi dan terperinci sehingga dapat digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam memproduksi produk. Tidak hanya itu saja, HPP juga dapat digunakan untuk menemukan cara agar proses produksi lebih cepat.
HPP dihitung berdasarkan biaya yang berkaitan secara langsung dengan proses produksi produk. Oleh karena itu, menghitung HPP juga dapat membantu untuk mengetahui perbedaan dari biaya langsung serta biaya tidak langsung yang dimiliki perusahaan.
Rumus HPP digunakan untuk menghitung Harga Pokok Penjualan dan memiliki peran yang sangat penting untuk perusahaan. HPP dapat digunakan untuk memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh dengan mengetahui rincian biaya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang.
Menentukan HPP (Harga Pokok Penjualan) tidak boleh sembarangan lantaran perannya yang penting untuk menjaga kestabilan bisnis. HPP sangat membantu dalam menentukan harga jual suatu barang dan menentukan berapa laba yang Anda inginkan. Jika hal ini diabaikan, akan ada kekacauan pada laporan keuangan atau nantinya usaha Anda bisa mengalami kerugian.
Untuk itu, Anda bisa mulai menentukan HPP dengan cara yang benar sesuai rumus hpp yang telah dijelaskan di atas. Atau, untuk cara mudahnya Anda bisa memanfaatkan bantuan teknologi seperti software akuntansi.
Supaya Anda lebih mudah dan terhindar dari kesalahan saat menentukan HPP gunakanlah software akuntansi online Beecloud. Dengan Beecloud Anda tidak perlu menghitung HPP satu persatu dan menghafal rumus hpp. Jadi tinggal Anda masukkan harga pembeliannya atau produksinya maka sistem akan otomatis menentukan HPP.
Langsung saja klik disini untuk coba gratis sekarang juga!