Pada laporan keuangan Anda, tercatat laba bersih 150 juta, naik 2x lipat dibanding biasanya. Senang dong, waktunya ekspansi. Tapi, begitu Anda cek rekening bank…
Loh, saldonya kosong. Inilah pentingnya prinsip expenses recognition atau pengakuan biaya.
Karena ternyata, keuntungan di laporan keuangan bukan hanya soal uang yang masuk, tapi juga bagaimana Anda mencatat biaya secara tepat waktu dan relevan.
Kalau pengakuan biayanya keliru, terlambat, terlalu cepat, atau tidak proporsional. Maka, angka laba bisa menipu. Yang lebih parah? Bisa bikin keputusan bisnis jadi salah arah.
Nah, agar kejadian serupa tidak menimpa bisnis Anda, yuk kita bahas lebih dalam pada artikel berikut ini!
Expense recognition adalah prinsip akuntansi yang menyatakan bahwa biaya harus dicatat di periode yang sama saat pendapatan yang terkait dengan biaya tersebut diakui.
👉 Jadi, bukan dicatat saat Anda bayar bahan baku, tapi saat bahan itu dipakai untuk menghasilkan pendapatan.
Misalnya, Anda beli bahan kue tanggal 10 Januari, tapi baru jual kuenya tanggal 25 Januari. Nah, biaya bahan itu baru dicatat di tanggal 25 Januari, bukan saat beli.
Kenapa? Karena itulah saat biaya tersebut memberikan manfaat ekonomi alias menghasilkan pendapatan.
Tambahan saja, istilah expense recognition juga disebut sebagai matching principle.
BACA JUGA: Perbedaan Biaya dan Beban (Expense dan Cost)
Jika Anda ingin laporan keuangan yang akurat, konsisten, dan layak dipercaya, maka Anda harus paham 5 prinsip pengakuan biaya, yakni: prinsip pencocokan, kewajaran, konsistensi, realisasi, dan materialitas.
Nah, untuk memahami prinsip ini lebih jelas, mari kita bahas para artikel berikut ini:
Prinsip pencocokan menyatakan bahwa biaya harus dicatat di periode yang sama dengan pendapatan yang dihasilkannya.
Contohnya, Anda menjual kue di bulan Maret, maka semua biaya terkait. Seperti bahan baku, tenaga kerja, dan iklan, harus dicatat juga di bulan Maret, meskipun pembayarannya baru dilakukan di bulan April.
📌 Kenapa? Karena hanya dengan cara ini Anda bisa melihat dengan jujur berapa keuntungan bersih dari satu periode usaha.
Prinsip ini memperkuat pencocokan. Intinya, biaya diakui saat terjadi, bukan saat dibayar.
Misalnya:
📌 Fokusnya adalah kejadian ekonomi, bukan arus kas.
Setelah Anda memilih metode pencatatan,. Entah itu metode akrual atau metode kas “jangan diganti-ganti sembarangan tiap bulan”, gunakan metode itu secara konsisten dari bulan ke bulan.
Mengapa ini penting? Karena jika metode pencatatan terus berubah, laporan keuangan akan sulit dibandingkan.
Dengan konsistensi, Anda bisa melacak performa keuangan secara lebih akurat dan terpercaya dari waktu ke waktu.
Prinsip ini yang sering bikin bingung pemilik bisnis. Banyak yang berfikir:
“Saya sudah bayar, berarti langsung jadi biaya dong?” Jawabannya: belum tentu.
Karena, prinsip realisasi adalah:
“Biaya baru diakui saat manfaat dari biaya itu mulai diterima oleh bisnis”
Misalnya:
📌 Fokusnya ada di manfaat ekonomi yang diterima, bukan timing pembayaran.
Tidak semua biaya harus dicatat dengan proses yang rumit. Kalau jumlahnya kecil dan tidak berdampak signifikan pada laporan keuangan, pencatatannya bisa disederhanakan.
Misalnya:
Prinsip ini menjaga agar proses pencatatan tetap efisien, tanpa mengorbankan keandalan laporan keuangan secara keseluruhan.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengakuan biaya ini, Anda bisa menghindari jebakan “laba semu” di atas kertas, dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan bisnis.
Menurut PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan, pengakuan biaya bukan sekadar rutinitas pencatatan, tapi merupakan bagian dari penyusunan laporan laba rugi yang mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.
Lalu, bagaimana PSAK mengatur pengakuan biaya? Kapan kriteria pengakuan biaya dapat dipenuhi? Yuk, kita bahas dengan lebih santai namun tetap akurat.
Menurut PSAK, suatu biaya bisa diakui ketika manfaat ekonomi masa depan mengalami penurunan, yang biasanya terjadi karena:
Intinya, jika perusahaan mengalami pengurangan sumber daya atau bertambahnya kewajiban, dan hal itu sudah terjadi serta bisa diukur secara andal, maka biaya tersebut harus dicatat dalam laporan laba rugi.
📍 Contohnya, mesin produksi yang digunakan akan menyusut nilainya → maka beban penyusutan dicatat.
Prinsip selanjutnya adalah pengakuan biaya harus dikaitkan langsung dengan pendapatan yang dihasilkan. Ini sejalan dengan prinsip pencocokan (matching) yang sebelumnya sudah dibahas.
Jadi, jika suatu biaya dikeluarkan demi menghasilkan pendapatan tertentu, maka biayanya harus diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan tersebut.
📍 Contohnya: Biaya produksi barang yang terjual bulan Juni → dicatat sebagai beban bulan Juni, bukan saat bahan bakunya dibeli atau saat pembayaran dilakukan.
Dengan cara ini, laporan laba rugi bisa menunjukkan berapa sebenarnya laba bersih yang dihasilkan dari suatu aktivitas bisnis dalam satu periode tertentu.
Terakhir, PSAK juga menegaskan bahwa beberapa biaya tidak bisa langsung dihubungkan dengan pendapatan tertentu, seperti:
Untuk jenis biaya ini, pengakuannya dilakukan melalui alokasi yang rasional dan sistematis selama umur manfaat aset tersebut.
📍 Misalnya: Gedung kantor digunakan selama 20 tahun → maka biaya penyusutannya dialokasikan per tahun.
Dengan metode ini, biaya besar tidak langsung dibebankan sekaligus, tapi disebar secara proporsional dan adil, sesuai masa manfaatnya.
Kenapa prinsip ini harus dilaksanakan? Karena, menurut PSAK, pengakuan biaya dalam laporan laba rugi harus mencerminkan kenyataan ekonomi yang sebenarnya bukan sekadar kas keluar.
BACA JUGA: Cara Membuat Laporan Laba Rugi Mudah dan Lengkap
Prinsip ini biasanya dibagi jadi dua jenis biaya, dan keduanya punya perlakuan pencatatan yang berbeda:
Berikut adalah beberapa contoh pengakuan biaya (expenses recognition) dengan berbagai situasi yang umum terjadi di bisnis, khususnya untuk UMKM:
📌 Kasus:
Anda membeli bahan baku sebesar Rp10 juta pada 1 Maret. Barang tersebut langsung digunakan untuk memproduksi produk yang baru terjual pada 20 Maret.
✅ Pengakuan biaya:
Biaya Rp10 juta baru dicatat sebagai beban (COGS) pada 20 Maret, yaitu saat produk berhasil dijual dan pendapatan diakui.
📎 Kenapa? Karena bahan baku itu baru memberikan manfaat ekonomi (menghasilkan pendapatan) pada saat penjualan terjadi.
📌 Kasus:
Karyawan bekerja selama bulan April, tapi gaji baru dibayarkan pada 5 Mei.
✅ Pengakuan biaya:
Biaya gaji tetap dicatat sebagai beban di bulan April, meskipun pembayarannya dilakukan di bulan berikutnya.
📎 Kenapa? Karena pekerjaan (dan manfaat ekonomi dari karyawan) terjadi di bulan April.
📌 Kasus:
Anda membayar sewa kantor Rp24 juta untuk periode Januari–Desember, dan pembayaran dilakukan penuh di Januari.
✅ Pengakuan biaya:
Biaya sewa dicatat sebesar Rp2 juta per bulan, dari Januari hingga Desember.
📎 Kenapa? Walau dibayar di awal, manfaat ekonominya tersebar selama setahun. Jadi pengakuannya juga harus bertahap.
Dengan Beecloud, Anda bisa menghitung dan mencatat semua biaya secara otomatis sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tanpa repot input manual yang berisiko salah.
Mulai dari biaya bahan baku, gaji karyawan, hingga biaya operasional lainnya, semuanya langsung tertata rapi dan terintegrasi dalam sistem.
Hasilnya? Laporan keuangan bisa langsung jadi dengan akurasi tinggi, siap digunakan untuk analisis, dan pengambilan keputusan. Jadi, Anda bisa fokus mengembangkan bisnis tanpa pusing urusan pembukuan.
Klik banner di atas dan dapatkan askes uji coba gratis sekarang juga!