Ketika Anda menjalankan sebuah usaha, baik itu skala kecil rumahan maupun bisnis yang sudah cukup mapan pasti membutuhkan biaya dalam proses operasionalnya. Diantaranya ada yang namanya biaya eksplisit dan implisit.
Kedua jenis biaya ini merupakan elemen penting dalam proses pengambilan keputusan bisnis karena menyangkut bagaimana Anda menilai efisiensi serta profitabilitas usaha yang dijalankan.
Biaya eksplisit bersifat nyata dan mudah diidentifikasi, sementara biaya implisit lebih bersifat tersembunyi tapi tetap memiliki dampak yang signifikan. Mari kita kenali apa yang dimaksud dengan biaya eksplisit dan implisit pada artikel di bawah ini!
Menurut Mulyadi (2008) biaya adalah sebagai suatu pengorbanan yang mengurangi kas atau harga untuk mencapai tujuan, baik itu dibebankan pada saat ini atau dimasa yang akan dagang.
Sederhananya, biaya adalah pengorbanan atau sacrifice yang dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil atau manfaat. Nah, dari sini muncullah dua konsep penting dalam pengelolaan biaya: biaya eksplisit dan biaya implisit.
Apa yang dimaksud dengan biaya implisit dan eksplisit?
Biaya eksplisit adalah jenis biaya yang benar-benar keluar dari kas dan tercatat secara jelas dalam pembukuan. Biaya ini bersifat konkret dan mudah diukur, karena biasanya berbentuk pembayaran tunai atau transfer atas barang dan jasa yang digunakan dalam operasional bisnis.
Misalnya, gaji dan upah karyawan, pembelian bahan baku, pembayaran pajak dan lainnya. Karena sifatnya yang terlihat dan terdokumentasi, biaya eksplisit sering kali menjadi fokus utama dalam laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara kasat mata dalam catatan akuntansi, namun tetap merupakan pengorbanan yang nyata. Biaya ini dikenal juga sebagai biaya peluang (opportunity cost).
Apa itu biaya peluang? Yakni, potensi pendapatan yang dikorbankan karena menggunakan sumber daya milik sendiri alih-alih menyewakannya atau mengalihkannya untuk keperluan lain.
Sebagai contoh, seorang pemilik toko yang menggunakan bangunan miliknya sendiri untuk berjualan, berarti ia mengorbankan potensi pendapatan dari menyewakan bangunan tersebut.
BACA JUGA: Jenis-Jenis Biaya dalam Akuntansi Berdasarkan Klasifikasinya
Perbedaan Biaya Eksplisit dan Implisit (Credit: bee.id)
Selain dari definisinya, ada beberapa perbedaan biaya eksplisit dan implisit secara konseptual dan praktikal, apa saja itu?
Berikut adalah beberapa contoh biaya eksplisit dan implisit yang umum ditemukan dalam bisnis sehari-hari:
Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang keluar secara nyata dan biasanya tercatat dalam pembukuan:
Kemudian untuk biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, namun merupakan biaya peluang dari penggunaan sumber daya milik sendiri, berikut contoh biaya implisit yang sering ditemui:
langsung tercatat dalam pembukuan, namun biaya ini tetap perlu dipertimbangkan dalam evaluasi bisnis. Mengapa? Berikut beberapa alasan pentingnya:
Biaya implisit membantu Anda menghitung keuntungan ekonomi, yaitu laba yang diperoleh setelah memperhitungkan semua biaya, baik yang eksplisit maupun implisit. Ini berbeda dengan keuntungan akuntansi yang hanya menghitung biaya eksplisit.
Dengan memperhitungkan biaya implisit, Anda bisa mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai efektivitas keputusan bisnis yang Anda ambil.
Tidak hanya itu saja, biaya implisit juga memberikan gambaran tentang seberapa efisien Anda menggunakan aset pribadi (seperti rumah, kendaraan, waktu, atau tenaga) dalam menjalankan usaha.
Dengan demikian, Anda bisa menilai apakah lebih baik menggunakan aset pribadi atau sebaiknya mengalihkannya untuk keperluan lain yang lebih menguntungkan.
Selain itu, biaya ini juga sangat penting saat merencanakan ekspansi usaha, investasi, atau delegasi kerja.
Dengan mempertimbangkan biaya implisit, Anda bisa mengevaluasi apakah ada peluang yang lebih menguntungkan yang Anda lewatkan, atau apakah Anda sudah memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal sebelum mengambil langkah besar.
Mengelola dan menganalisis kedua jenis biaya ini secara efektif adalah kunci untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan strategis dalam mengelola usaha. Berikut cara yang bisa Anda lakukan:
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membedakan antara biaya rutin (yang terjadi secara teratur, seperti gaji karyawan atau pembayaran sewa) dan biaya non-rutin (yang lebih sporadis atau kejadian tertentu, seperti pembelian peralatan baru atau biaya renovasi).
Dengan membagi biaya ke dalam dua kategori ini, Anda bisa lebih mudah mengatur anggaran dan memprediksi kebutuhan di masa depan.
Biaya implisit seringkali tidak tercatat secara langsung dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, Anda perlu mencatatnya secara terpisah, misalnya di Excel atau spreadsheet lainnya.
Buatlah kolom untuk jenis biaya implisit, seperti potensi pendapatan yang hilang dari penggunaan aset pribadi, serta pengorbanan waktu atau tenaga yang tidak digaji. Ini akan membantu Anda untuk mengukur kerugian peluang dan menilai apakah penggunaan sumber daya pribadi tersebut efisien.
Jika Anda menggunakan aset pribadi (misalnya rumah, kendaraan, atau modal pribadi) dalam usaha, penting untuk menghitung Return on Investment (ROI) dari aset tersebut.
BACA JUGA: Apa Itu ROI dan Cara Mudah Menghitungnya
Hitung seberapa banyak potensi keuntungan yang hilang dari tidak memanfaatkan aset tersebut untuk tujuan lain (misalnya, menyewakan rumah atau mengalihkan modal pribadi ke investasi lain).
Dengan cara ini, Anda bisa mengevaluasi apakah investasi dalam bisnis menggunakan aset pribadi benar-benar menguntungkan dalam jangka panjang.
Untuk mempermudah pencatatan dan analisis biaya secara lebih efisien, gunakan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud. Software ini akan secara otomatis mengelola dan mengkategorikan biaya eksplisit.
Sementara untuk biaya implisit, Anda bisa menambahkannya sebagai catatan tambahan. Software ini juga memungkinkan Anda untuk memantau pengeluaran dan melakukan analisis keuangan secara lebih akurat, membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Anda bisa uji coba gratis Beecloud sekarang juga dengan klik banner di atas!
Dari penjelasan di atas, kita bisa simpulkan jika biaya eksplisit dan implisit adalah adalah dua jenis biaya yang memiliki peran penting dalam mengelola bisnis. Biaya eksplisit adalah pengeluaran yang nyata dan tercatat dalam pembukuan, seperti gaji, sewa, dan pembelian barang, yang mempengaruhi arus kas secara langsung.
Sementara itu, biaya implisit merujuk pada biaya kesempatan yang tidak melibatkan pengeluaran uang secara langsung, seperti penggunaan aset pribadi untuk usaha atau pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak digaji, namun tetap berpengaruh terhadap keputusan dan efisiensi bisnis secara keseluruhan.
Kedua jenis biaya ini harus dipertimbangkan dengan seksama dalam analisis keuangan agar Anda dapat membuat keputusan bisnis yang lebih terinformasi, efisien, dan menguntungkan.