Diskon upto 20% buat distributor! Promo DISTRIBOOSTOR berlaku s.d. 26 Juni 2025
Logo Bee Web

Expenses Recognition: Pengakuan Biaya dalam Akuntansi

Penulis:
Lutfatul Malihah
Professional Reviewer:
Loly Meyca Sari Amrullah S. Ak
Kategori:
Terbit: 23 Jun 2025
Diperbarui: 23 Jun 2025
Daftar Isi

Pada laporan keuangan Anda, tercatat laba bersih 150 juta, naik 2x lipat dibanding biasanya. Senang dong, waktunya ekspansi. Tapi, begitu Anda cek rekening bank…

Loh, saldonya kosong. Inilah pentingnya prinsip expenses recognition atau pengakuan biaya.

Karena ternyata, keuntungan di laporan keuangan bukan hanya soal uang yang masuk, tapi juga bagaimana Anda mencatat biaya secara tepat waktu dan relevan.

Kalau pengakuan biayanya keliru, terlambat, terlalu cepat, atau tidak proporsional. Maka, angka laba bisa menipu. Yang lebih parah? Bisa bikin keputusan bisnis jadi salah arah.

Nah, agar kejadian serupa tidak menimpa bisnis Anda, yuk kita bahas lebih dalam pada artikel berikut ini!

Apa itu Expenses Recognition?

Expense recognition adalah prinsip akuntansi yang menyatakan bahwa biaya harus dicatat di periode yang sama saat pendapatan yang terkait dengan biaya tersebut diakui.

👉 Jadi, bukan dicatat saat Anda bayar bahan baku, tapi saat bahan itu dipakai untuk menghasilkan pendapatan.

Misalnya, Anda beli bahan kue tanggal 10 Januari, tapi baru jual kuenya tanggal 25 Januari. Nah, biaya bahan itu baru dicatat di tanggal 25 Januari, bukan saat beli.

Kenapa? Karena itulah saat biaya tersebut memberikan manfaat ekonomi alias menghasilkan pendapatan.

Tambahan saja, istilah expense recognition juga disebut sebagai matching principle.

BACA JUGA: Perbedaan Biaya dan Beban (Expense dan Cost)

Ringkasan
  • Expenses recognition adalah prinsip akuntansi yang menentukan kapan suatu biaya harus dicatat dalam laporan keuangan.
  • Pengakuan biaya didasarkan pada prinsip pencocokan, kewajaran, konsistensi, realisasi, dan materialitas agar laporan keuangan lebih akurat dan andal.
  • Menurut PSAK, biaya diakui saat terjadi penurunan manfaat ekonomi yang dapat diukur secara andal, seperti turunnya aset atau naiknya kewajiban.

Prinsip Pengakuan Biaya

Jika Anda ingin laporan keuangan yang akurat, konsisten, dan layak dipercaya, maka Anda harus paham 5 prinsip pengakuan biaya, yakni: prinsip pencocokan, kewajaran, konsistensi, realisasi, dan materialitas.

Nah, untuk memahami prinsip ini lebih jelas, mari kita bahas para artikel berikut ini:

1. Prinsip Pencocokan (Matching Principle)

Prinsip pencocokan menyatakan bahwa biaya harus dicatat di periode yang sama dengan pendapatan yang dihasilkannya.

Contohnya, Anda menjual kue di bulan Maret, maka semua biaya terkait. Seperti bahan baku, tenaga kerja, dan iklan, harus dicatat juga di bulan Maret, meskipun pembayarannya baru dilakukan di bulan April.

📌 Kenapa? Karena hanya dengan cara ini Anda bisa melihat dengan jujur berapa keuntungan bersih dari satu periode usaha.

2. Prinsip Akrual (Accrual Principle)

Prinsip ini memperkuat pencocokan. Intinya, biaya diakui saat terjadi, bukan saat dibayar.

Misalnya:

  • Gaji bulan Juni dibayarkan awal Juli → tetap dicatat sebagai beban bulan Juni.
  • Tagihan listrik Mei dibayar Juni → tetap masuk ke beban bulan Mei.

📌 Fokusnya adalah kejadian ekonomi, bukan arus kas.

3. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Setelah Anda memilih metode pencatatan,. Entah itu metode akrual atau metode kas “jangan diganti-ganti sembarangan tiap bulan”, gunakan metode itu secara konsisten dari bulan ke bulan.

Mengapa ini penting? Karena jika metode pencatatan terus berubah, laporan keuangan akan sulit dibandingkan.

Dengan konsistensi, Anda bisa melacak performa keuangan secara lebih akurat dan terpercaya dari waktu ke waktu.

4. Prinsip Realisasi (Realization Principle)

Prinsip ini yang sering bikin bingung pemilik bisnis. Banyak yang berfikir:

“Saya sudah bayar, berarti langsung jadi biaya dong?” Jawabannya: belum tentu.

Karena, prinsip realisasi adalah:

“Biaya baru diakui saat manfaat dari biaya itu mulai diterima oleh bisnis”

Misalnya:

  • Anda bayar sewa tahunan di Januari → biaya baru dicatat per bulan, bukan sekaligus di Januari.
  • Beli bahan baku bulan ini tapi baru dipakai bulan depan → biayanya dicatat bulan depan.

📌 Fokusnya ada di manfaat ekonomi yang diterima, bukan timing pembayaran.

5. Prinsip Materialitas (Materiality Principle)

Tidak semua biaya harus dicatat dengan proses yang rumit. Kalau jumlahnya kecil dan tidak berdampak signifikan pada laporan keuangan, pencatatannya bisa disederhanakan.

Misalnya:

  • Anda beli pulpen atau staples seharga Rp20 ribu → langsung saja catat sebagai biaya saat itu juga, tanpa perlu dibagi per periode.

Prinsip ini menjaga agar proses pencatatan tetap efisien, tanpa mengorbankan keandalan laporan keuangan secara keseluruhan.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengakuan biaya ini, Anda bisa menghindari jebakan “laba semu” di atas kertas, dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan bisnis.

Pengakuan Biaya Menurut PSAK

Menurut PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan, pengakuan biaya bukan sekadar rutinitas pencatatan, tapi merupakan bagian dari penyusunan laporan laba rugi yang mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.

Lalu, bagaimana PSAK mengatur pengakuan biaya? Kapan kriteria pengakuan biaya dapat dipenuhi? Yuk, kita bahas dengan lebih santai namun tetap akurat.

1. Biaya Diakui Ketika Ada Penurunan Manfaat Ekonomi

Menurut PSAK, suatu biaya bisa diakui ketika manfaat ekonomi masa depan mengalami penurunan, yang biasanya terjadi karena:

  • Terjadinya penurunan nilai aktiva (misalnya, aset sudah terpakai atau nilainya menyusut), atau
  • Terjadinya peningkatan kewajiban (misalnya munculnya utang atau beban yang harus dibayar).

Intinya, jika perusahaan mengalami pengurangan sumber daya atau bertambahnya kewajiban, dan hal itu sudah terjadi serta bisa diukur secara andal, maka biaya tersebut harus dicatat dalam laporan laba rugi.

📍 Contohnya, mesin produksi yang digunakan akan menyusut nilainya → maka beban penyusutan dicatat.

2. Biaya Diakui Jika Terkait Langsung dengan Pendapatan

Prinsip selanjutnya adalah pengakuan biaya harus dikaitkan langsung dengan pendapatan yang dihasilkan. Ini sejalan dengan prinsip pencocokan (matching) yang sebelumnya sudah dibahas.

Jadi, jika suatu biaya dikeluarkan demi menghasilkan pendapatan tertentu, maka biayanya harus diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan tersebut.

📍 Contohnya: Biaya produksi barang yang terjual bulan Juni → dicatat sebagai beban bulan Juni, bukan saat bahan bakunya dibeli atau saat pembayaran dilakukan.

Dengan cara ini, laporan laba rugi bisa menunjukkan berapa sebenarnya laba bersih yang dihasilkan dari suatu aktivitas bisnis dalam satu periode tertentu.

3. Biaya yang Diakui Berdasarkan Prosedur Alokasi yang Rasional dan Sistematis

Terakhir, PSAK juga menegaskan bahwa beberapa biaya tidak bisa langsung dihubungkan dengan pendapatan tertentu, seperti:

  • Penyusutan aktiva tetap,
  • Amortisasi goodwill,
  • Beban paten atau hak atas merek dagang.

Untuk jenis biaya ini, pengakuannya dilakukan melalui alokasi yang rasional dan sistematis selama umur manfaat aset tersebut.

📍 Misalnya: Gedung kantor digunakan selama 20 tahun → maka biaya penyusutannya dialokasikan per tahun.

Dengan metode ini, biaya besar tidak langsung dibebankan sekaligus, tapi disebar secara proporsional dan adil, sesuai masa manfaatnya.

Kenapa prinsip ini harus dilaksanakan? Karena, menurut PSAK, pengakuan biaya dalam laporan laba rugi harus mencerminkan kenyataan ekonomi yang sebenarnya bukan sekadar kas keluar.

BACA JUGA: Cara Membuat Laporan Laba Rugi Mudah dan Lengkap

Komponen Expenses Recognition

Prinsip ini biasanya dibagi jadi dua jenis biaya, dan keduanya punya perlakuan pencatatan yang berbeda:

  • Period Costs (Biaya Periode): Biaya-biaya yang tidak langsung terkait dengan produk tertentu, seperti: Gaji staf admin, sewa kantor, alat tulis dan lain-lain.
  • Product Costs (Biaya Produk): Biaya-biaya yang langsung terkait dengan produksi barang atau jasa, seperti: Bahan baku, biaya produksi, dan tenaga kerja langsung.

Contoh Pengakuan Biaya

Berikut adalah beberapa contoh pengakuan biaya (expenses recognition) dengan berbagai situasi yang umum terjadi di bisnis, khususnya untuk UMKM:

Contoh 1: Pengakuan Biaya Bahan Baku

📌 Kasus:

Anda membeli bahan baku sebesar Rp10 juta pada 1 Maret. Barang tersebut langsung digunakan untuk memproduksi produk yang baru terjual pada 20 Maret.

✅ Pengakuan biaya:

Biaya Rp10 juta baru dicatat sebagai beban (COGS) pada 20 Maret, yaitu saat produk berhasil dijual dan pendapatan diakui.

📎 Kenapa? Karena bahan baku itu baru memberikan manfaat ekonomi (menghasilkan pendapatan) pada saat penjualan terjadi.

Contoh 2: Gaji Karyawan

📌 Kasus:

Karyawan bekerja selama bulan April, tapi gaji baru dibayarkan pada 5 Mei.

✅ Pengakuan biaya:

Biaya gaji tetap dicatat sebagai beban di bulan April, meskipun pembayarannya dilakukan di bulan berikutnya.

📎 Kenapa? Karena pekerjaan (dan manfaat ekonomi dari karyawan) terjadi di bulan April.

Contoh 3: Sewa Dibayar di Muka

📌 Kasus:

Anda membayar sewa kantor Rp24 juta untuk periode Januari–Desember, dan pembayaran dilakukan penuh di Januari.

✅ Pengakuan biaya:

Biaya sewa dicatat sebesar Rp2 juta per bulan, dari Januari hingga Desember.

📎 Kenapa? Walau dibayar di awal, manfaat ekonominya tersebar selama setahun. Jadi pengakuannya juga harus bertahap.

Hitung dan Catat Semua Biaya Otomatis Sesuai SAK Pakai Beecloud

Capek input biaya manual & takut salah hitung 😰?  Pakai aja Beecloud 🔥!

Software Beecloud

Dengan Beecloud, Anda bisa menghitung dan mencatat semua biaya secara otomatis sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tanpa repot input manual yang berisiko salah.

Mulai dari biaya bahan baku, gaji karyawan, hingga biaya operasional lainnya, semuanya langsung tertata rapi dan terintegrasi dalam sistem.

Hasilnya? Laporan keuangan bisa langsung jadi dengan akurasi tinggi, siap digunakan untuk analisis, dan pengambilan keputusan. Jadi, Anda bisa fokus mengembangkan bisnis tanpa pusing urusan pembukuan.

Klik banner di atas dan dapatkan askes uji coba gratis sekarang juga!

Artikel Populer

Feedback Artinya: Jenis, Fungsi, beserta Cara Mendapatkannya
Suatu istilah yang dipakai masyarakat untuk menilai aktivitas seseorang ialah umpan balik atau feedback artinya dalam ba...
Baca Selengkapnya
Pengertian Produk, Klasifikasi, Tingkatan dan Atributnya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menyebut kata produk, baik ketika belanja, mencari kebutuhan sehari-hari h...
Baca Selengkapnya
13 Contoh Nota Pembelian dan Cara Membuatnya Lengkap
Sedang membuka bisnis baru dan butuh contoh nota pembelian sebagai bukti transaksi dengan konsumen nanti, Anda bisa memb...
Baca Selengkapnya
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu i...
Baca Selengkapnya
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis...
Baca Selengkapnya
Apple to Apple Artinya Perbandingan, Ini Penjelasannya
Mungkin Anda pernah mendengar istilah apple to apple dan bertanya-tanya apa sebenarnya maknanya. Istilah apple to apple...
Baca Selengkapnya
Customer Service Software Akuntansi & Kasir Bee
Jam Operasional: senin - jumat jam 09.00 - 16.00 wib

Siap Mengubah Cara Anda Mengelola Bisnis

Sejak 2010, Bee telah berdedikasi untuk membantu Pengusaha di seluruh Indonesia dalam mengatasi tantangan laporan akuntansi dan keuangan. Kami siap mendukung kesuksesan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami.
Logo Bee Web
Bee.id adalah brand dari PT BITS Miliartha, perusahaan penyedia software akuntansi terbaik dan aplikasi pembukuan usaha untuk membantu pemilik bisnis dan akuntan mengelola keuangan secara lebih cepat, mudah, dan akurat. Sebagai solusi akuntansi UMKM yang telah digunakan ribuan pengguna di seluruh Indonesia, Bee siap bantu bisnis Anda berkembang lebih efisien. Coba sekarang! Gratis Trial atau jadwalkan Demo Gratis bersama Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenuarrow-right