Meskipun bersifat non-profit, gereja tetap perlu menyusun laporan keuangan yang rapi agar transparansi terhadap jemaat dan pengurus tetap terjaga. Dalam artikel ini ada contoh laporan keuangan gereja yang sederhana dan bisa Anda jadikan referensi.
Dengan contoh laporan keuangan gereja yang sederhana, Anda bisa mempelajari bagaimana proses pencatatan dan pertanggungjawaban keuangan lebih sistematis.
Hal ini juga penting, agar setiap dana yang diterima, baik dari persembahan jemaat, sumbangan, maupun kegiatan lainnya, dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Selengkapnya kita bahas pada artikel di bawah ini:
Walau gereja bukanlah lembaga yang mencari keuntungan, laporan keuangan tetap menjadi kebutuhan penting yang tidak bisa diabaikan. Berikut beberapa alasan utama mengapa gereja perlu menyusun laporan keuangan secara rutin dan rapi:
Jemaat adalah pihak yang turut mendukung operasional gereja melalui persembahan dan sumbangan. Dengan adanya laporan keuangan, jemaat bisa melihat secara jelas bagaimana dana mereka digunakan.
Baik untuk keperluan ibadah, kegiatan sosial, maupun perawatan gedung gereja. Transparansi ini menciptakan rasa percaya dan partisipasi yang lebih besar dari jemaat.
Laporan keuangan berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus gereja terhadap pengelolaan dana. Dengan pencatatan yang baik, pengurus bisa menunjukkan bahwa dana digunakan sesuai dengan tujuan dan kebijakan gereja, serta mencegah potensi penyalahgunaan dana.
Dengan mengetahui kondisi keuangan secara berkala, gereja bisa menyusun rencana anggaran untuk kegiatan keagamaan, sosial, atau pembangunan dengan lebih tepat. Data keuangan yang terdokumentasi membantu pengurus membuat keputusan berdasarkan realita keuangan yang ada.
Beberapa gereja, terutama yang berskala besar atau berbadan hukum, mungkin perlu membuat laporan keuangan untuk keperluan audit internal maupun eksternal. Ini juga penting jika gereja menerima dana hibah atau bantuan dari pihak luar yang memerlukan laporan keuangan resmi sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Laporan keuangan menjadi arsip penting yang bisa digunakan untuk evaluasi keuangan tahunan. Dari laporan ini, pengurus dapat meninjau apakah dana telah digunakan secara efisien, sekaligus menjadi bahan refleksi untuk memperbaiki manajemen keuangan kedepannya.
Mengutip dari laman vancopayments.com, meskipun gereja tidak perlu menyerahkan laporan pajak, gereja tetap perlu laporan keuangan yang digunakan untuk mewakili seluruh organisasinya.
Setiap gereja dapat menggunakan berbagai jenis laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan skala operasionalnya. Namun, beberapa laporan keuangan berikut umumnya dianggap esensial dan disusun secara rutin oleh manajemen gereja, diantaranya:
Melalui laporan pemasukan dan pengeluaran gereja dapat mencatat secara lengkap semua sumber dana yang masuk dan bagaimana dana tersebut digunakan selama periode tertentu, seperti bulanan atau tahunan.
Dari mana sumber keuangan gereja berasal? sumber dana gereja bisa berasal dari:
Sementara itu, pengeluaran gereja bisa mencakup biaya operasional harian, gaji staf, pemeliharaan bangunan, hingga pengeluaran untuk kegiatan pelayanan.
Dengan mencatat secara detail pemasukan dan pengeluaran, pengurus gereja dapat mengelola keuangan secara lebih transparan, menganalisis kebutuhan ke depan, serta memastikan dana digunakan sesuai tujuan dan amanah jemaat.
Selain itu, dari laporan keuangan gereja ini juga pengurus gereja tahu bagaimana kondisi keuangan mereka, apakah gereja mengalami surplus (kelebihan dana) atau defisit (kekurangan dana).
3 komponen neraca keuangan, yakni: aset, kewajiban dan modal (Credit: bee.id)
Laporan keuangan gereja yang sederhana dan dibutuhkan selanjutnya adalah laporan posisi keuangan. Laporan ini digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan gereja pada titik waktu tertentu dengan merinci, seperti:
Gereja tidak memiliki "pemegang saham" seperti bisnis pada umumnya, namun istilah ekuitas tetap digunakan untuk mewakili kepemilikan bersih organisasi. Rumus neraca yang digunakan juga umum seperti laporan biasa yakni:
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Kenapa laporan neraca ini dibutuhkan oleh gereja? Karena neraca ini berguna untuk mengevaluasi apakah gereja memiliki cukup kas atau aset lancar lainnya untuk memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab jangka pendek.
Tak hanya itu, neraca juga bisa menjadi dokumen pendukung saat gereja ingin mengajukan pinjaman atau hibah dari pihak luar.
Laporan ini secara khusus mencatat segala bentuk pengeluaran gereja. Kategori biaya bisa sangat beragam, seperti:
Tujuan dari laporan ini adalah membantu gereja mengenali pos-pos pengeluaran terbesar, sehingga bisa mengambil langkah penghematan jika diperlukan.
Selain tiga laporan keuangan gereja di atas. gereja juga membutuhkan laporan saldo dana. Dimana, laporan ini menunjukkan berapa banyak dana yang telah diterima dan digunakan untuk keperluan spesifik, seperti pembangunan gedung, misi sosial, atau kegiatan pelayanan anak.
Misalnya, jika gereja menggalang dana untuk renovasi ruang ibadah, maka dana yang masuk dan keluar untuk proyek tersebut dicatat secara terpisah.
Keuntungan dari laporan saldo dana adalah memudahkan jemaat dan pengurus melacak penggunaan dana secara transparan per kegiatan atau proyek, sehingga tidak tercampur dengan operasional gereja secara umum.
Berikut beberapa contoh laporan keuangan gereja yang sederhana, bisa Anda jadikan referensi dalam menyusun laporan keuangan bulanan atau tahunan gereja.
Anda bisa download file excel laporan pemasukan dan pengeluaran di bawah ini
Contoh Laporan Keuangan Gereja HKBP (Credit: Scribd.com)
Contoh Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Gereja (Credit: Scribd.com)
Mencatat keuangan gereja seringkali jadi tantangan, apalagi kalau harus mencatat pemasukan dari persembahan, pengeluaran operasional, hingga laporan transparansi ke jemaat.
Supaya lebih praktis dan rapi, Anda bisa pakai software akuntansi Beeaccounting! LIFE-TIME, tidak perlu langganan. Dilengkapi dengan fitur pencatatan kas masuk dan kas keluar, hingga laporan keuangan langsung jadi. Cocok untuk kebutuhan gereja jangka panjang.
Semua bisa dicatat otomatis dan detail, tanpa ribet input manual satu per satu. Jadi, pengelolaan dana gereja jadi lebih tertib, transparan, dan akuntabel!
Berikut beberapa pertanyaan terkait laporan keuangan gereja:
Dalam konteks keuangan gereja, "rekening" merujuk pada akun-akun atau pos-pos yang digunakan untuk mencatat berbagai jenis pemasukan dan pengeluaran. Beberapa contoh rekening pendapatan meliputi:
Sedangkan untuk rekening pengeluaran mencakup:
Ya, gereja membutuhkan neraca keuangan. Meskipun gereja adalah organisasi nirlaba, neraca keuangan tetap penting untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang posisi keuangan gereja pada suatu waktu tertentu.
Penyusunan neraca keuangan juga sejalan dengan standar akuntansi untuk entitas nirlaba, seperti yang diatur dalam PSAK No. 45/2011 dan ISAK 35.
Akuntabilitas keuangan di gereja adalah praktik pertanggungjawaban atas pengelolaan dana yang diterima dan digunakan oleh gereja. Ini mencakup:
Dengan menerapkan akuntabilitas keuangan yang baik, gereja dapat memastikan bahwa setiap dana yang diterima digunakan secara efisien dan efektif untuk mendukung misi dan pelayanan gereja.