Dalam dunia bisnis, setiap detik waktu dan setiap unit bahan baku memiliki nilai. Itulah mengapa rumus efisiensi produksi menjadi salah satu tolok ukur penting dalam menilai performa sebuah usaha.
Apakah Anda merasa sudah memaksimalkan seluruh potensi mesin, tenaga kerja, dan waktu yang tersedia? Atau justru merasa masih banyak pemborosan yang belum tersentuh?
Nah, melalui artikel ini, Anda akan diajak untuk memahami lebih dalam tentang rumus efisiensi produksi, bagaimana cara menghitungnya secara praktis, serta tips jitu untuk mengoptimalkannya.
Karena ketika efisiensi meningkat, bukan hanya biaya yang bisa ditekan tapi juga produktivitas yang melonjak.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga kerja, biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan dan kesangkilan.
Sedangkan secara istilah, Sedarmayanti (2014) dalam Mahardita (2017), efisiensi adalah ikiran tingkat penggunaan sumber daya dalam sebuah proses usaha atau bisnis. Semakin hemat penggunaan sumber dayanya, maka proses akan dinilai semakin efisien.
Dalam hal ini, bisa kita simpulkan jika efisiensi adalah bagaimana ketepatan individu atau organisasi dalam mengelola sumber daya yang mereka miliki. Semakin sedikit mereka menggunakan sumber daya, namun hasilnya maksimal, maka semakin efektif mereka dalam memanfaatkannya, dan sebaliknya.
BACA JUGA: 6 Sumber Daya Usaha, Pengertian, Kelompok dan Perannya
Efisiensi produksi adalah nilai rasio yang dihitung dari output aktual dan output standar, yang digunakan dalam mencapai efisiensi produksi. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus efisiensi produksi di bawah ini:
Efisiensi Produksi = (Output Aktual ÷ Output Standar) x 100%
Apa itu output akrual dan output standar? Berikut penjelasan dan cara menemukannya:
Output aktual adalah jumlah riil dari barang atau unit produk yang berhasil diproduksi dalam periode tertentu. Ini adalah data yang benar-benar terjadi di lapangan, dan biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:
Untuk mengetahui output aktual, Anda cukup melihat berapa unit produk jadi yang berhasil dibuat. Saat ini, angka tersebut umumnya dapat dengan mudah dilacak melalui sistem atau software manufaktur, tanpa harus menghitungnya secara manual.
Misalnya, jika target produksi mingguan Anda adalah 1.000 unit, namun karena kendala tertentu hanya bisa menyelesaikan 800 unit, maka 800 inilah yang disebut output aktual.
Sebaliknya, output standar merupakan jumlah unit yang seharusnya dapat diproduksi dalam kondisi normal dan optimal. Istilah ini juga sering disebut sebagai output yang direncanakan. Output standar disusun berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti:
Untuk menemukannya, ada dua pendekatan sederhana yang bisa Anda gunakan:
Sebagai contoh, jika sebuah pabrik dalam kondisi normal mampu menghasilkan 1.000 unit per minggu, maka angka tersebut bisa dijadikan sebagai output standar.
Contohnya, Anda memiliki pabrik produksi botol kaca. Berdasarkan data dari produsen mesin, diketahui bahwa mesin Anda mampu memproduksi 500 botol per jam dalam kondisi optimal. Ini berarti output standar Anda adalah 500 botol/jam.
Namun, pada hari tertentu, Anda menemukan bahwa produksi hanya mencapai 375 botol per jam. Ini adalah output aktual Anda.
Maka, cara menghitung efisiensi produksinya adalah sebagai berikut:
Efisiensi Produksi (%) = (Output Aktual ÷ Output Standar) × 100%
= (375 ÷ 500) × 100%
= 0,75 x 100% = 75%
Hasilnya? Tingkat efisiensi produksi Anda berada di angka 75%. Artinya, proses produksi saat itu baru berjalan tiga perempat dari kapasitas maksimalnya.
Apa Artinya?
Jika efisiensi berada di bawah 100%, itu menandakan adanya celah untuk perbaikan. Bisa jadi ada waktu mesin yang terbuang, proses kerja yang belum optimal, atau mungkin masalah pada suplai bahan baku. Dengan data ini, Anda bisa mulai menganalisis penyebabnya dan mengambil langkah-langkah peningkatan efisiensi.
Mengutip laman llumin.com, ada 5 standar yang umum dilakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi, diantaranya adalah sebagai berikut:
Hal utama yang perlu Anda lakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi adalah menjunjung tinggi standar produksi dan layanan yang Anda miliki. Oleh karena itu, Anda perlu membuat standarisasi dan inspeksi agar kualitas produk dan layanan tetap terjaga.
Selanjutnya adalah pelatihan, khususnya pelatihan karyawan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Karyawan yang terampil dan terlatih dengan baik dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kesalahan dalam proses produksi.
Selanjutnya adalah perawatan dan peralatan, dengan peralatan usaha yang terawat dengan baik memastikan operasi berjalan lancar dan mengurangi waktu henti yang tidak terduga. Pemeliharaan preventif membantu mendeteksi dan memperbaiki potensi masalah sebelum menjadi serius.
Kemudian, identifikasi dan eliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Pemborosan bisa berupa waktu, material, atau sumber daya lainnya.
Terakhir adalah memantau dan menganalisis data produksi secara berkala membantu dalam mendeteksi masalah sejak dini sebelum berdampak besar pada operasi. Pendekatan proaktif ini memungkinkan perbaikan segera dan mencegah gangguan lebih lanjut.
BACA JUGA: Manajemen Resiko, Prinsip, Jenis dan Prosedurnya
Menggunakan software akuntansi produksi Beeaccounting. Karena, tak hanya melalui perbaikan teknis di lini produksi, efisiensi juga bisa dicapai dari sisi pengelolaan keuangan dan pencatatan biaya produksi.
Mau coba-coba dulu? Klik banner di atas sekarang juga!