Margin kontribusi adalah salah satu konsep penting yang sering terlewat oleh banyak pemilik bisnis. Banyak pemilik usaha langsung melihat angka margin profit untuk menjawabnya. Sekilas, memang masuk akal.
Tapi tunggu dulu! …
Sebelum Anda buru-buru menghitung margin profit, ada satu metrik penting yang seharusnya dilihat lebih dulu: Margin Kontribusi.
Kenapa?
Karena, margin ini bukan sekadar angka tapi juga indikator utama apakah suatu produk layak dipertahankan atau justru harus dihentikan.
Mari kita bahas pengertian, rumus, hingga bagaimana cara menghitungnya pada artikel di bawah ini!
Margin kontribusi adalah selisih antara pendapatan penjualan dan biaya variabel. Ini adalah indikator penting untuk mengetahui seberapa besar “kontribusi” dari setiap produk atau layanan terhadap penutupan biaya tetap dan pembentukan laba bersih.
Sederhananya, margin kontribusi adalah selisih antara pendapatan penjualan dan biaya variabel.
Nilai ini menunjukkan seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh setiap produk untuk menutupi biaya tetap (seperti sewa, gaji staf tetap, atau biaya lisensi) dan akhirnya menghasilkan keuntungan.
🔍 Dengan kata lain, contribution margin menunjukkan berapa banyak uang yang “tersisa” dari setiap penjualan unit setelah semua biaya variabel dikurangi.
Anda bisa menggunakan 2 rumus, sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda:
Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih – Biaya Variabel
Ket:
BACA JUGA: Contoh, Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel, Serta Cara Hitungnya
🔍 Rumus ini digunakan untuk menghitung total contribution margin dalam suatu periode, misalnya dalam sebulan atau setahun.
Ini mencerminkan seberapa besar kontribusi seluruh penjualan terhadap penutupan biaya tetap dan pencapaian laba bersih.
Margin Kontribusi Per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit
🔍 Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa besar setelah dikurangi biaya variabel.
Margin Kontribusi (%) = (Margin Kontribusi per Unit ÷ Harga Jual per Unit) × 100%
🔍 Rumus ini digunakan untuk menghitung persentase dari setiap penjualan yang dapat dialokasikan untuk menutup biaya tetap dan laba.
Ini berguna untuk menganalisis efisiensi harga produk dibandingkan dengan biaya variabelnya.
Untuk menghitung contribution margin, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah memisahkan pendapatan dan biaya variabel. Setelah itu, gunakan rumus yang sudah dijelaskan di atas:
Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih – Biaya Variabel
📌 Contoh:
Bayangkan Anda menjual 1.000 unit produk selama 1 bulan, dengan rincian berikut ini:
Maka:
Contribution Margin = Pendapatan Bersih – Biaya Variabel = Rp50.000.000 – Rp30.000.000 = Rp20.000.000
👉 Artinya: Anda memiliki Rp20 juta yang bisa digunakan untuk menutupi biaya tetap seperti sewa tempat, gaji karyawan tetap, dan biaya listrik. Sisanya adalah laba bersih.
Meskipun rumusnya terlihat sederhana, praktiknya tidak semudah itu. Salah satu tantangan terbesar adalah memilah dengan tepat antara biaya variabel dan biaya tetap.
Sering kali, pemilik bisnis mengira bahwa seluruh komponen Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya variabel. Padahal ini tidak sepenuhnya benar.
Dalam HPP sering kali terdapat:
➡️ Jika Anda langsung menjadikan seluruh HPP sebagai biaya variabel, maka hasil margin ini Anda bisa menyesatkan.
BACA JUGA: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan / COGS
Agar hasil perhitungan benar-benar akurat, Anda perlu:
Caranya bagaimana cara menghitung margin kontribusi agar lebih mudah?
Buat daftar biaya, lalu tandai mana yang:
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, jika margin ini bukan sekedar angka, tapi juga bisa menjadi indikator sekaligus kompas.
Kompas yang akan memberitahu Anda mana produk yang benar-benar menguntungkan, dan mana yang hanya “numpang lewat” di laporan penjualan tapi tidak menyumbang profit nyata.
Dengan menghitung margin kontribusi, Anda bisa:
Tanpa contribution margin, Anda hanya menebak-nebak profit. Dengan margin ini, Anda mengendalikan profit.
Setiap kali Anda mengambil keputusan berbasis angka, analisis ini sangat berguna. Beberapa momen krusial di mana contribution margin wajib dipakai antara lain:
Meskipun keduanya sama-sama membahas "keuntungan", contribution margin dan gross margin memiliki fungsi dan cakupan yang berbeda. Apa saja itu?
Kesimpulannya:
Mengutip dari investopedia.com, jika Ingin profit naik, mulailah dari menghitung contribution margin. Ini beberapa cara ini untuk meningkatkannya:
Margin kontribusi adalah metrik yang wajib dikuasai setiap pelaku usaha, terutama jika Anda ingin mengetahui secara spesifik apakah setiap produk benar-benar memberi untung.
Dengan memahaminya, Anda bisa:
Jangan hanya kejar omzet. Kejar margin kontribusi. Karena di sanalah keuntungan sebenarnya berada.