🚀 MOVE ON ke Bee, Nikmati Diskon 20% Sekarang!
Logo Bee Web

Manfaatkan Impulse Buying untuk Tingkatkan Penjualan Bisnis

Mengapa impulse buying jadi kunci keberhasilan bisnis? Kenali rahasia memikat hati konsumen melalui pembelian impulsif
Penulis: Rizal Arisona
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Monday, 14 August 2023

Dalam dunia bisnis, memahami perilaku konsumen sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan. Salah satu fenomena yang sering terjadi dalam pembelian konsumen adalah "impulse buying" atau pembelian impulsif.

Impulse buying adalah tindakan membeli barang atau jasa tanpa perencanaan sebelumnya, dilakukan secara spontan dan mendadak karena dipicu oleh emosi atau rangsangan tertentu.

Artikel ini akan membahas apa itu impulse buying, contoh perilaku, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan cara-cara memanfaatkannya untuk meningkatkan penjualan, khususnya bagi para pebisnis.

Apa itu Impulse Buying?

Impulse buying, dalam bahasa Indonesia disebut "pembelian impulsif," merupakan tindakan membeli barang atau jasa tanpa pertimbangan yang matang sebelumnya.

Apa Itu pembelian impulsif

Pembelian ini terkadang relatif tidak berbahaya jika berada dalam batas pengeluaran seseorang (Credit: Freepik)

Keputusan pembelian ini seringkali didorong oleh emosi, keinginan mendadak, atau rangsangan tertentu yang muncul ketika konsumen berada di dalam situasi pembelian.

Dalam kasus impulse buying, konsumen tidak selalu membutuhkan produk tersebut, namun mereka tergoda untuk membelinya karena berbagai faktor, seperti diskon, tampilan produk yang menarik, atau pengaruh sosial.

Contoh Perilaku Impulse Buying

Mari kita lihat beberapa contoh perilaku impulse buying yang sering terjadi:

1. Membeli Makanan atau Minuman saat Sedang Lapar atau Haus.

Perasaan lapar atau haus dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli makanan atau minuman yang sebenarnya tidak direncanakan sebelumnya.

2. Membeli Barang Baru saat Sedang Stres atau Marah

Stres atau marah dapat menyebabkan konsumen merasa perlu untuk menghadiahi diri dengan membeli barang-barang baru.

3. Membeli Barang yang Sedang Diskon, Walaupun Tidak Membutuhkannya

Diskon seringkali menjadi pemicu kuat bagi konsumen untuk membeli barang meskipun mereka sebenarnya tidak membutuhkannya.

4. Membeli Barang yang Terlihat Menarik, Walaupun Tidak Tahu Harganya

Keingintahuan akan barang yang menarik perhatian seringkali mendorong konsumen untuk membeli tanpa memperhatikan harga.

5. Membeli Barang yang Sedang Tren, Walaupun Tidak Sesuai Dengan Gaya Pribadi

Tren dan gaya masa kini dapat membuat konsumen tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak sesuai dengan preferensi mereka.

Faktor Terjadinya Impulse Buying

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya impulse buying pada konsumen. Memahami faktor-faktor ini akan membantu pebisnis untuk lebih mengenali perilaku konsumen dan meningkatkan strategi pemasaran mereka.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi impulse buying:

1. Perasaan Senang atau Bahagia

Saat merasa senang atau bahagia, konsumen cenderung lebih mudah tergoda untuk membeli sesuatu sebagai bentuk penghargaan diri.

2. Rasa Lapar atau Haus

Ketika merasa lapar atau haus, konsumen dapat merasa tertarik dengan makanan atau minuman yang tersedia di sekitarnya.

3. Keinginan untuk Tampil Lebih Baik

Dorongan untuk meningkatkan penampilan seringkali mendorong konsumen untuk membeli produk kecantikan, pakaian, atau aksesori.

4. Fomo (Fear of Missing Out)

Rasa takut untuk melewatkan sesuatu yang dianggap menarik atau terbatas dapat menjadi alasan kuat bagi konsumen untuk melakukan impulse buying.

5. Tekanan Dari Teman Atau Keluarga

Ajakan atau rekomendasi dari orang terdekat dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian impulsif.

6. Pengaruh Iklan

Pesan-pesan persuasif dalam iklan dapat menciptakan keinginan mendalam bagi konsumen untuk segera membeli produk tersebut.

Ads Untuk Jualan Online

Ilustrasi iklan sosial media

Iklan efektif mampu memberikan pesan dan kesan yang baik terhadap konsumen akan mampu meningkatkan penjualan produk baik secara langsung maupun tidak langsung. Itu berarti pula iklan yang efektif mampu merubah sebuah keputusan pembelian pada konsumen.

6 Cara Memanfaatkan Impulse Buying untuk Meningkatkan Penjualan

Sebagai pebisnis, memanfaatkan impulse buying dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan penjualan. Berikut adalah beberapa cara untuk memanfaatkannya:

1. Buatlah Desain Toko yang Menarik dan Eye-Catching

Desain toko yang menarik dan eye-catching dapat menarik perhatian konsumen dan memicu impulse buying. Gunakan tata letak yang strategis untuk menyoroti produk-produk unggulan dan membuatnya mudah dilihat.

2. Menempatkan Produk yang Mudah Dilihat dan Dijangkau oleh Konsumen

Tempatkan produk-produk yang sering dibeli atau populer di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau oleh konsumen. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut secara impulsif.

3. Menggunakan Warna-Warna yang Cerah dan Menarik Perhatian

Warna-warna cerah dapat menciptakan suasana yang riang dan menyenangkan, yang dapat membangkitkan semangat konsumen untuk berbelanja.

4. Buatlah Musik yang Riang dan Menyenangkan

Musik yang sesuai dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan menghibur, sehingga konsumen lebih betah berada di dalam toko.

5. Gunakan Bahasa yang Persuasif, Seperti Diskon, Hadiah atau Garansi

Gunakan bahasa yang persuasif dalam pemasaran Anda, seperti menawarkan diskon khusus, hadiah tambahan, atau garansi kepuasan pelanggan untuk mendorong pembelian impulsif.

6. Mempekerjakan Karyawan yang Ramah dan Informatif

Pelayanan yang ramah dan informatif dapat membantu menciptakan pengalaman belanja yang positif bagi konsumen dan mendorong mereka untuk melakukan pembelian impulsif.

Tantangan bagi Pebisnis Menghadapi Perilaku Impulse Buying dari Pelanggan

Tantangan bagi pebisnis menghadapi perilaku buying jenis ini dari pelanggan dapat menjadi hal yang menantang dalam mengelola bisnis dan meningkatkan penjualan.

Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi pebisnis dalam menghadapi perilaku impulse buying:

1. Perubahan Preferensi Konsumen

Pelanggan yang terpengaruh impulse buying cenderung tidak konsisten dalam preferensi pembelian. Mereka mungkin melakukan pembelian impulsif yang tidak terduga, yang membuat pebisnis sulit untuk merencanakan stok produk atau mengantisipasi permintaan di masa depan.

2. Risiko Kelebihan Persediaan

Perilaku pembelian impulsif dapat menyebabkan lonjakan penjualan tiba-tiba untuk produk tertentu. Namun, jika pebisnis bereaksi berlebihan dengan meningkatkan persediaan produk secara drastis, mereka berisiko menghadapi kelebihan stok jika minat konsumen mereda setelah impuls pembelian mereka.

3. Kesulitan dalam Pengelolaan Inventaris

Perilaku impulse buying dapat menyulitkan pebisnis dalam mengelola inventaris dengan efisien. Beberapa produk mungkin terjual dengan cepat dan habis dari persediaan, sementara produk lain mungkin mengalami kesulitan dalam bergerak.

4. Tingkat Retur Barang yang Tinggi

Produk yang dibeli secara impulsif cenderung memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Setelah konsumen mempertimbangkan dengan matang, mereka mungkin menyadari bahwa mereka tidak benar-benar membutuhkan produk tersebut atau tidak cocok dengan kebutuhan mereka.

5. Menyiapkan Strategi Pemasaran yang Rumit

Membuat kampanye pemasaran yang efektif untuk produk yang cenderung terpengaruh oleh impulse buying bisa menjadi tantangan tersendiri.

Strategi pemasaran harus mempertimbangkan bahwa perilaku impulse buying dapat bergantung pada situasi dan emosi konsumen.

6. Persaingan Tinggi dengan Pesaing

Perilaku impulse buying dapat menyebabkan konsumen beralih dengan cepat dari satu merek atau toko ke merek atau toko lain yang menawarkan tawaran atau diskon yang lebih menarik. Hal ini membuat persaingan di pasar menjadi lebih ketat.

7. Ketergantungan pada Diskon dan Promosi

Kebiasaan impulse buying konsumen sering kali dipicu oleh diskon dan promosi. Sebagai pebisnis, mengandalkan diskon terlalu sering untuk mendorong impulse buying dapat mempengaruhi profitabilitas dan citra merek Anda.

Khusus pebisnis untuk memudahkan evaluasi terhadap program promo yang sudah Anda lakukan, Anda bisa gunakan aplikasi kasir satu ini, namanya Beepos Desktop. Dengan aplikasi kasir di Windows ini, Anda bisa memonitor performa promosi yang sudah Anda jalankan.

Beepos Untuk Monitor Promo Terpusat Semua Cabang

Dilengkapi laporan penjualan per promosi yang langsung terintegrasi dengan kasir, sehingga Anda tidak perlu repot merekap pendapatan promo satu per satu.

Dengan aplikasi kasir yang cocok untuk minimarket ini, Anda bisa membuat program promo seperti promo minimal belanja, promo khusus member dan beberapa program promo berupa diskon yang kreatif dengan syarat seperti limit waktu hari/jam tertentu, syarat pembelanjaan, min/max Qty, khusus member, dll.

8. Pengelolaan Dana dan Keuangan

Jika konsumen sering melakukan pembelian impulsif, mereka mungkin lebih sulit untuk mengelola keuangan mereka dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan potensi pembayaran kredit yang tertunda atau kesulitan dalam membayar tagihan secara tepat waktu.

9. Konsistensi Merek

Konsumen yang melakukan pembelian impulsif mungkin tidak selalu mempertimbangkan konsistensi merek atau kualitas produk. Mereka lebih cenderung terpengaruh oleh tawaran yang menarik, yang bisa berarti mereka tidak selalu loyal terhadap merek tertentu.

10. Pengaruh Sosial Media dan Digital

Dalam era digital dan sosial media, konsumen sering terpapar dengan banyak iklan dan tawaran menarik setiap hari.

Perilaku impulse buying dapat semakin dipicu oleh pengaruh media sosial, yang dapat membuat pebisnis harus lebih kreatif dan inovatif dalam menjangkau dan mempengaruhi konsumen.

Kesimpulan

Impulse buying adalah perilaku pembelian yang seringkali tidak terduga dan dipicu oleh dorongan emosional atau lingkungan sekitar. Sebagai pebisnis, memahami perilaku konsumen ini dapat membuka peluang untuk meningkatkan penjualan dan meraih kesuksesan.

Dengan menciptakan strategi pemasaran yang cerdas dan memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi impulse buying, Anda dapat mengoptimalkan potensi pasar dan meningkatkan keuntungan bisnis Anda.

Ingatlah untuk selalu mengutamakan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan memuaskan, karena kepuasan konsumen adalah kunci keberhasilan jangka panjang bagi bisnis Anda.

Artikel Terkait

Mengenal Sistem Six Sigma, Prinsip dan Tekniknya
Sistem Six Sigma adalah sebuah metode manajemen kualitas yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi cacat dalam proses bisnis. Metode
Baca Juga
[DOWNLOAD] Cara Meningkatkan Omset dengan Customer Magnet
Apakah ada cara meningkatkan omset? Bagaimana cara mudah meingkatkan omset serta menarik pelanggan baru dengan customer magnet? Setiap bisnis pasti
Baca Juga
Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung & Cara Membuatnya
Ada dua metode yang digunakan dalam menyusun laporan arus kas, yakni laporan arus kas metode langsung dan tidak langsung. Dalam
Baca Juga
10 Karakteristik Wirausaha, Apakah Anda Termasuk?
Pada saat ini banyak orang yang memilih untuk menjadi wirausahawan. Hal tersebut dikarenakan menjadi seorang wirausahawan mempunyai pendapatan yang cukup
Baca Juga
Pengertian Upah, Sistem dan Perbedaannya dengan Gaji
Upah adalah salah satu bentuk kompensasi finansial yang diberikan kepada pekerja atas kontribusi mereka, dan merupakan aspek penting dalam dunia
Baca Juga
10 Contoh Usaha Mikro Cocok Untuk Pengusaha Pemula
Usaha mikro adalah jenis usaha yang dijalankan dalam skala kecil. Contoh usaha mikro yang umum ditemukan pada pengrajin, toko kelontong
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Contoh Laporan Kegiatan Usaha dan Cara Membuatnya
Laporan kegiatan usaha menjadi salah satu landasan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja. Melalui laporan ini, perusahaan dapat menggambarkan pencapaian, tantangan, dan
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu