Pernah mengalami transaksi yang tiba-tiba dibatalkan dan uangnya hilang dari saldo bisnis Anda? Itu tandanya Anda sedang menghadapi yang namanya dana reversal.
Masalah ini sering terjadi di bisnis online, terutama yang menerima pembayaran via transfer bank, kartu kredit, atau payment gateway.
Kalau tidak ditangani dengan benar, reversal bisa bikin arus kas jadi kacau 🤯
Yuk, kita pelajari bersama apa itu dana reversal. alasan kenapa bisa terjadi, dampaknya dan cara mengatasinya pada artikel berikut ini!
Dana reversal adalah proses pengembalian dana otomatis dari rekening penerima (biasanya merchant/pelaku usaha) ke pengirim (pelanggan), karena transaksi dianggap tidak sah atau gagal.
Bedakan ini dengan refund, ya. Kalau refund itu Anda yang sengaja kembalikan uang ke pelanggan.
Kalau reversal? Ini terjadi tanpa sepengetahuan Anda, seringnya atas keputusan bank atau payment gateway.
Perbedaan Dana Reversal dan Refund (Credit: bee.id)
Contohnya:
Pelanggan bayar via kartu kredit → transaksi sukses → dana masuk ke saldo Anda.
Beberapa hari kemudian, bank deteksi potensi fraud → transaksi dibatalkan → dana ditarik balik dari akun Anda.
Boom! 💥 Cash flow langsung terdampak. Apa saja dampaknya?
BACA JUGA: Panduan Cara Membuat Laporan Cash Flow (Laporan Arus Kas)
Meskipun terlihat sepele, dana reversal bisa berdampak cukup serius, terutama untuk bisnis skala UMKM.
Pada intinya, dana reversal sangat mempengaruhi pembukuan, dimana reversal sendiri merupakan proses pembalikan transaksi akuntansi yang sebelumnya sudah dicatat.
Ada beberapa alasan kenapa dana reversal bisa terjadi. Berikut penyebab yang paling sering terjadi:
📍 Situasi:
Seorang pelanggan membayar tagihan service AC sebesar Rp1.000.000 melalui transfer ke rekening perusahaan servis. Namun, setelah dicek, ternyata ada double pembayaran karena pelanggan tidak sadar telah mentransfer dua kali.
📍 Tindakan:
Tim keuangan perusahaan mengkonfirmasi kelebihan pembayaran dan melakukan reversal, yakni mengembalikan dana sebesar Rp1.000.000 ke rekening pelanggan.
📍 Kesimpulannya
Reversal dilakukan setelah transaksi settle (uang sudah masuk), dan memerlukan proses refund atau pengembalian dana secara resmi, biasanya butuh bukti dan waktu proses tertentu.
Agar bisnis tetap stabil, Anda bisa melakukan beberapa tindakan:
Sistem yang terintegrasi akan mempermudah Anda dalam melacak setiap transaksi, termasuk yang mengalami reversal. Kalau masih mencatat manual atau pakai Excel, potensi “ketinggalan info” sangat besar.
Reversal kadang terjadi karena pelanggan membatalkan transaksi melalui bank (chargeback) karena mereka merasa tidak mendapat informasi yang jelas.
Karena itu, untuk menghindarinya, Anda bisa melakukan hal ini:
Transaksi yang direversal kadang tidak disertai notifikasi langsung. Kalau Anda tidak aktif mengecek, bisa-bisa baru ketahuan pas saldo berkurang.
Caranya bagaimana? Anda bisa menggunakan aplikasi pembukuan beecloud, untuk mengecek apakah mutasi bank sudah sesuai dengan pencatatan penjualan atau belum.
Jika hal ini terjadi pada Anda, Anda perlu mengajukan banding ke bank atau payment gateway karena reversal yang tidak valid, Anda perlu bukti kuat.
Karena itu, setiap bukti transaksi wajib hukumnya untuk Anda simpan..
Selain bukti fisik, Anda juga bisa menggunakan bukti digital dengan mengupload setiap buktinya ke google drive dan sejenisnya.
BACA JUGA: Contoh Bukti Transaksi Berdasarkan Jenis-Jenisnya
Jangan biarkan reversal dana mengacaukan cash flow dan laporan keuangan bisnis Anda. Gunakan Beecloud, aplikasi pembukuan keuangan yang dirancang khusus untuk kebutuhan UMKM Indonesia.
Pantau transaksi secara real-time, catat setiap reversal dengan rapi, dan dapatkan laporan keuangan yang akurat tanpa ribet. Mau uji coba dulu? Klik banner di atas sekarang juga!