Web Logo Bee
Penulis: Al Faris

Pengertian, Prinsip, dan Perbedaannya dengan Konvensional

Kategori: ,
Dipublish Tgl: Friday, 24 February 2023

Ekonomi syariah merupakan sistem perekonomian yang berpegang pada prinsip syariah Islam. Jika dibandingkan dengan sistem perekonomian konvensional, sistem syariah memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Meningkatnya pertumbuhan perekonomian syariah membuat banyak produk saat ini menerapkan prinsip tersebut. Kepopulerannya juga sangat meningkatkan karena kebanyakan masyarakat semakin menyukainya. Ketahui perbedaannya untuk dapat lebih memahami sistem perekonomian ini dengan baik.

Ekonomi Syariah Adalah

Ekonomi Syariah Adalah

ilustrasi ekonomi syariah (sumber: Istockphoto)

Dalam syariah Islam, terdapat beberapa nilai yang dapat digunakan sebagai landasan dalam sistem perekonomian. Ekonomi syariah menetapkan berbagai kebijakannya berdasarkan Qiyas, Sunnah, Hadis, dan lainnya yang berkaitan dengan syariah Islam.

Sehingga seringkali disebut sebagai ekonomi Islam. Penerapan ekonomi ini membutuhkan pengawasan dari pihak terkait dengan ilmu yang mendalam.

Sistem ekonomi ini mampu menciptakan keseimbangan antara ekologi dan makro ekonomi serta bisa meningkatkan solidaritas sosial. Hal inilah yang membuat dalam sistem ekonomi Islam tidak ada riba.

Prinsip Ekonomi Syariah

Ekonomi Syariah

ilustrasi muslimah menerapkan prinsip ekonomi syariah (Sumber: Freepik)

Ekonomi syariah merujuk pada syariah agama Islam sehingga terdapat beberapa prinsip yang dijadikan sebagai landasan. Dengan adanya prinsip, maka sistem perekonomian bisa lebih terarah dan berjalan baik. Berikut informasinya.

1. Pengaturan Harta Perseorangan

Harta yang dimiliki seseorang perlu dikendalikan agar dapat secara terus menerus mengalir secara produktif. Harta tidak dibolehkan untuk ditumpuk saja, namun harus dialirkan dalam aktivitas perekonomian agar lebih bermanfaat.

Aliran harta dapat dikeluarkan dalam bentuk investasi seperti wakaf, infak, sedekah, dan zakat. Aliran harta yang produktif mampu mendukung kegiatan ekonomi berjalan dengan lancar.

2. Optimalisasi Jual Beli

Tidak hanya berbagi hasil saja, namun dalam prinsip syariah risiko pun harus dibagi bersama. Hal tersebut karena prinsip syariah menjunjung nilai keadilan. Adanya kebebasan pertukaran, kontrak transaksi, dan lain sebagainya.

Hal tersebut dapat ditentukan sendiri oleh kedua pihak yang terkait. Kedua pihak harus patuh pada aturan dan kontrak yang sudah disepakati bersama.

Salah satu cara dalam mengoptimalkan jual beli adalah mengikuti perkembangan teknologi, seperti memanfaatkan software untuk mengatur pengelolaan usaha mereka.

Beecloud untuk optimasi transaksi

 

 

Software yang bisa digunakan dalam mengatur dan mengelola usaha adalah software akuntansi online Beecloud, dimana fiturnya bisa membantu mengelola keuangan, stok hingga laporan akuntansi.

3. Distribusi Pendapatan

Berdasarkan pada prinsip syariah, distribusi pendapatan masyarakat yang memiliki harta melebihi nisab perlu disalurkan dengan memberikan zakat kepada 8 golongan yang berhak menerimanya.

Diantaranya seperti fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, ghorimin, fiisabilillah, dan ibnu sabil. Pendistribusian pendapatan yang tepat dapat bermanfaat untuk banyak masyarakat.

4. Partisipasi Untuk Kepentingan Publik

Ekonomi Islam memiliki prinsip untuk dapat mencapai tujuan sosial yaitu dengan cara memaksimalkan partisipasi pihak yang memiliki harta lebih untuk kepentingan bersama.

Hal tersebut bisa diwujudkan dengan cara wakaf tanah untuk membangun rumah sakit, membangun jembatan, tol, dan lain sebagainya. Dengan menafkahkan sebagian harta yang dimiliki, maka kepentingan publik bisa lebih terjamin.

Implementasi prinsip ini tentu dapat menambah sumber daya yang bisa digunakan untuk kepentingan bersama dan tentunya dapat menunjang kegiatan ekonomi yang lebih produktif.

5. Transaksi Muamalat

Berprinsip pada nilai ekonomi Islam yang berlandaskan keadilan, kerjasama, dan keadilan, maka setiap transaksi muamalat untuk pertukaran atau perdagangan dalam ekonomi harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan berdasarkan syariat.
Hal ini menjadi aturan mutlak yang tidak boleh dilanggar. Transaksi yang dilakukan harus mengacu pada ketetapan yang berlaku.

6. Transaksi Keuangan Berkaitan dengan Sektor Riil

Dalam prinsip ekonomi syariah, transaksi keuangan harus berkaitan dengan sektor riil karena dapat mendorong pertumbuhannya. Diantaranya seperti pertanian, industri atau jasa, perdagangan, dan lain sebagainya.

Aktivitas nonriil seperti perdagangan uang, sistem ribawi, dan lainnya sangat dilarang. Pada transaksi keuangan yang dilakukan perlu dijabarkan secara jelas terkait manfaat, harga barang, hingga keuntungan yang dapat diperoleh.

7. Hukum dan Rujukan Ekonomi Syariah

Hukum ekonomi syariah memang belum banyak diterapkan. Namun sudah ada beberapa lembaga perbankan yang menggunakan sistem tersebut. Hukum dasar dari sistem perekonomian ini adalah Al-Qur'an dan Hadits.

Kedua landasan tersebut menjadi sumber arahan untuk umat Islam ketika menjalankan berbagai aktivitas ekonomi. Adanya larangan riba dan hal lainnya yang tidak sesuai dengan syariah harus dipatuhi. Dalam perkembangannya, produk syariah yang beredar dipasaran semakin banyak.

Namun semua produk tersebut dibuat berdasarkan hukum agama Islam. Prinsip ekonomi Islam yang harus dipahami adalah keimanan, kenabian, keadilan, hasil, dan pemerintah. Dengan adanya landasan ini, perekonomian dapat tumbuh dan bisa bermanfaat bagi lingkungan sosial secara adil.

Hukum ini menjadi rujukan yang harus dipatuhi dalam perekonomian syariah agar dapat mencapai tujuan untuk membangun keadilan merata. Sistem ekonomi berbasis syariah mampu menarik lebih banyak konsumen karena dapat dipercaya.

Dengan begitu secara tidak langsung dapat meningkatkan perkembangan bisnis dan juga mampu menunjang pertumbuhan ekonomi secara merata.

Hal tersebut tentu akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Seperti prinsip ekonomi berbasis syariah yaitu adil dan berkelanjutan.

Akuntansi dalam Ekonomi Syariah

Akuntansi Dalam Ekonomi Syariah

ilustrasi muslimah menjelaskan ekonomi syariah (sumber: Freepik)

Akuntansi syariah berprinsip pada nilai agama sehingga segala bentuk pencatatan laporan keuangan harus dilakukan sesuai aturan syariah. Pembuatan laporan memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk melihat alur kas, meneliti sistem bisnis, dan lainnya.

Dalam akuntansi syariah terdapat tiga prinsip utama yang menjadi dasar. Diantaranya adalah keadilan, kebenaran, dan pertanggungjawaban. Setiap pihak yang menjalankan bisnis harus membuat laporan akuntansi berdasarkan asas kejujuran dan tentunya sesuai dengan aturan syariah.

Dengan adanya laporan tersebut dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas yang berlandaskan dengan prinsip agama Islam.

Prinsip yang ditekankan dalam sistem syariah adalah tidak adanya maisir, riba, gharar, tidak haram, bukan judi, tidak berfokus pada keuntungan saja, dan tidak menyalahgunakan kekayaan. Peranan akuntansi sangatlah penting sebagai alat untuk dapat mengukur kinerja perusahaan berbasis syariah.

Selain itu, sistem akuntansi ini juga membantu perusahaan dalam mengelola keuangan secara lebih sehat agar dapat terhindar dari transaksi yang melanggar syariah. Adanya transparansi dan akuntabilitas perusahaan dapat membuat para investor semakin yakin terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Hal tersebut dapat menarik perhatian investor untuk berinvestasi pada perusahaan berbasis syariah sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Perbedaan Ekonomi Syariah dan Ekonomi Pada Umumnya

Ekonomi syariah adalah perekonomian berbasis syariah Islam. Berbeda dengan sistem konvensional yang berprinsip terhadap ekonomi pasar sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang diraih.

Sistem konvensional berlandaskan bahwa tujuan utama dari setiap aktivitas ekonomi adalah untuk meraih keuntungan sebesar mungkin. Sedangkan sistem syariah, berlandaskan dari prinsip agama yang tidak menjadikan keuntungan sebagai tujuan utama.

Namun menekankan terhadap prinsip kemandirian dan keadilan sosial. Sumber hukum ekonomi konvensional bersifat dibuat oleh manusia. Aturan yang berlaku ditetapkan oleh pihak terkait. Sedangkan syariah, menggunakan hukum ekonomi sesuai dengan Hadits dan Al-Qur'an.

Dalam prinsip ekonomi konvensional penggunaan riba diperbolehkan dalam transaksi. Berbeda dengan prinsip syariah yang melarang adanya riba dalam transaksi ekonomi apapun.

Pada prinsipnya, ekonomi syariah berupaya untuk dapat menciptakan keseimbangan antara aspek akhirat dan juga dunia. Selain itu, transaksi dibuat berlandaskan dengan syariat agama Islam agar lebih adil dan mampu mendukung perekonomian publik.

Cara Mudah Menghitung HPP Perusahaan Dagang
Dalam berbisnis Anda dituntut untuk bisa belajar mengenai berbagai bidang, hal ini demi kelangsungan bisnis Anda sendiri. Tidak hanya harus […]
Baca Juga
Apa Itu Rekonsiliasi Bank? Cek Penjelasan Rekonsiliasi Adalah
Rekonsiliasi adalah penyesuaian yang dikenal dalam istilah perbankan dan akuntansi. Proses ini penting untuk mencegah kerugian perusahaan, ketahui artinya di […]
Baca Juga
Cara Menghitung Rasio Likuiditas, Pengertian dan Manfaatnya
Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang memiliki peran untuk membantu mengantisipasi pernyataan aset kas dan perusahaan di masa yang akan […]
Baca Juga

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Web Bee Logo
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Kontak
No. GSM klik bawah ini
Logo GSM Telp
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No. 41B, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2023 Bee.id
magnifiercrossmenu