🌙 Beerkah Ramadhan Disc. upto 20% dan Cashback 15%
00
Hari
:
00
Jam
:
00
Menit
:
00
Detik
Logo Bee Web

BEP (Break Even Point): Arti, Fungsi dan Cara Menghitung

BEP adalah kepanjangan dari Break even point, BEP memiliki banyak fungsi penting bagi bisnis, kenali lebih dalam pada artikel berikut ini
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Monday, 2 January 2023

BEP adalah singkatan dari Break Even Point yang artinya sebuah keadaan yang menunjukkan tingkat penjualan yang didapatkan dan modal yang digunakan memberikan laba dalam posisi yang sama. Artinya tidak rugi juga tidak untung.

Analisa BEP sering digunakan sebagai sebuah indikator penting seorang investor sebelum melakukan investasi. Yuk, kenal lebih dalam pada artikel di bawah ini:

Apa itu BEP (Break Even Point)?

Grafik BEP

Ilustrasi grafik Breal Even Point (Sumber: Freepik.com)

BEP adalah singkatan dari break even point yang sederhananya diartikan sebagai kesetaraan antara modal dan pendapatan, sehingga tidak ada keuntungan dan tidak ada kerugian artinya posisi grafik berada pada titik 0.

Biasanya hal ini terjadi ketika perusahaan menggunakan biaya tetap, ditambah dengan jumlah penjualan hanya bisa menutupi biaya tetap dan variabelnya saja.

Indikasi sebuah perusahaan mendapatkan keuntungan ketika volume penjualan melebihi jumlah biaya variabel yang dikeluarkan dan sebaliknya.

Pengertian BEP Menurut Para Ahli

Garrison dan Noreen

Ahli pertama yang berpendapat tentang pengertian BEP adalah Garrison dan Noreen, ia menyatakan jika BEP adalah jumlah penjualan yang cukup untuk menutupi keseluruhan biaya operasional yang sudah digunakan perusahaan.

Jumlah tersebut bisa dilihat dari total nilai jual produk berupa profit dari laba bersih yang jumlahnya setara dengan biaya proses produksi.

Ia juga menambahkan jika Break Even Point merupakan sebuah earning before tax and interest, yang dapat diartikan sebagai jumlah penjualan sebelum terkena pajak dan bunga. Oleh sebab itu juga, untuk menilai BEP diperlukan ketelitian karena banyak hal detail yang juga perlu diperhitungkan.

Henry Simamora, Bambang Rianto dan Rony

Pendapat hampir sama juga dijelaskan dalam buku karya Henry, Bambang Rony, dimana mereka menjelaskan jika pengertian BEP adalah nilai pendapatan yang dihasilkan dari jumlah penjualan memiliki nilai yang sama dengan jumlah biaya selama produksi.

Abdullah

Pengertian break even point berikutnya disampaikan oleh Abdullah seorang ahli manajemen, ia menyatakan jika break even point merupakan salah satu indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur analisis cost-volume-profit.

Sehingga nilai dari break event point bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk memutuskan harga jual sebuah produk setelah mengkasi dari kondisi keuangan perusahaan.

Seperti tentang penentuan angka minimal produksi, menentukan persentase maksimal dari penurunan penjualan hingga menentukan berada jumlah jasa atau produk yang terjual.

Baca juga: Pengertian Break Even Point (BEP) dan Metode Perhitungannya

Fungsi dan Manfaat BEP (Break Even Point)

Break Even Point

Ilustrasi Gambaran Fungsi BEP untuk Bisnis (Sumber: Freepik.com)

Ada beberapa fungsi dan manfaat dari break even point, diantaranya:

1. Sebagai Bahan Evaluasi

Dengan adanya break even point sebuah perusahaan bisa mengetahui bagaimana kondisi keuangan dan penjualannya. Sehingga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi kedepannya.

Evaluasi yang dilakukan bisa berkaitan dengan dengan penentuan harga produk, penentuan jumlah minimal penjualan dan sejenisnya, seperti yang dipaparkan oleh Abdullah.

2. Bahan Acuan Perhitungan Laba

Fungsi dan manfaat dari BEP adalah sebagai bahan acuan perhitungan laba, dengan menghitung BEP maka sebuah perusahaan bisa menentukan seberapa besar laba yang akan diperoleh melalui penetapan harga, penjualan dan sejenisnya.

Perhitungan laba ini bisa dilakukan melalui perhitungan break even point kemudian ditambah dengan margin profit yang berfungsi sebagai tolak ukur keuntungan dari masing-masing produk yang akan dijual.

3. Sebagai Estimasi Waktu Balik Modal

Hampir sudah menjadi hal umum jika sebuah perusahaan akan mengalami kerugian di awal perjalanannya, karena memang produk yang dipasarkan belum sepenuhnya dikenal banyak orang.

Karena tidak selamanya ingin mengalami kerugian perusahaan perlu melakukan evaluasi secara berkala, melalui break even point ini perusahaan akan tahu kapan saja perusahaan mengalami kerugian dan keuntungan.

4. Analisa Profitabilitas Bisnis

Manfaat dari break event point selanjutnya adalah sebagai analisa bisnis untuk mengetahui seberapa besar dan benar laba yang didapatkan dalam sebuah usaha.

Selain itu, BEP juga bisa menjadi sebuah langkah perusahaan membatasi produksi dan sejenisnya untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang akan terjadi.

5. Memberikan Informasi Kepada Investor

Selanjutnya yang bisa didapatkan dari perhitungan break even point adalah sebagai pemberitahuan kepada invesor tentang seberapa banyak investasi yang diperlukan untukmenyeimbangkan kembali pengeluaran awal.

Elemen-Elemen yang Ada pada BEP

Untuk dapat menghitung nilai break even point yang tepat ada beberapa elemen-elemen dasar untuk menyusun break even point, diantaranya:

1. Fixes Cost (Biaya tetap)

Elemen pertama dari break even point adalah biaya tetap, artinya sebuah biaya pokok yang harus dan selalu dikeluarkan oleh perusahaan baik sedang memproduksi barang atau tidak sama sekali. Contohnya: Biaya sewa gedung, perawatan mesin produksi, kendaraan, dan sejenisnya.

2. Variable Cost (Biaya Variabel)

Berikutnya adalah elemen biaya variabel yang merupakan kebalikan dari biaya tetap, biaya ini akan mengikuti seberapa besar produksi yang dihasilkan perusahaan. Seperti: Biaya bahan baku, peralatan sekali pakai, tenaga kerja dan sejenisnya.

3. Mixed Cost (Biaya Campuran)

Biaya campuran/ mixed cost menjadi elemen dari break even point berikutnya, seperti namanya elemen ini merupakan gabungan dari biaya tetap dan variabel dengan nilai default yang wajib dibayarkan baik ada atau tidaknya aktivitas produksi.

Dengan catatan jumlah produksi yang dilakukan akan terus meningkatkan output produksi. Contohnya seperti tagihan air, biaya listrik, bensin dan sejenisnya.

4. HPP (Harga Pokok Penjualan)

Selanjutnya adalah HPP/ harga pokok penjualan. Elemen ini bisa ditentukan setelah semua biaya dijumlahkan. Sederhananya HPP merupakan harga asli yang nominalnya sama dengan break even point dengan nilai laba adalah 0.

Baca Juga: Cara Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) Mudah, Lengkap

5. Margin Laba

Elemen terakhir yang harus ada pada BEP adalah elemen laba, elemen ini menjadi elemen penting yang wajib ditambahkan pada harga produk. Penetapan margin laba tidak ada aturan khusus sesuai dengan harga jual produk yang diinginkan.

Rumus Menghitung BEP (Break Even Point)

Bep Adalah

Break Even Poin memiliki beberapa metode perhitungan (Sumber: Freepik.com)

Ada beberapa rumus dan metode yang biasa digunakan untuk menghitung break even point, diantaranya:

1. Rumus BEP Unit

Untuk menghitung BEP unit Anda bisa menggunakan rumus berikut ini,

BEP = Biaya tetap (Fixed Cost)/ (Price per Unit - Biaya Variabel (Variable Cost)

Sederhananya: BEP = FC/ (PU - VC)

2. Rumus BEP Rupiah

Sedangkan untuk menghitung BEP rupiah bisa menggunakan rumus berikut ini:

Rumus BEP Rupiah = Biaya tetap (Fixed Cost)/ (Margin/ Price per unit)

Sederhanannya BEP = FC/(M/P)

3. Rumus BEP Laba

Untuk menghitung BEP laba bisa menggunakan rumus berikut ini:

BEP laba = (biaya tetap + target laba) ÷ (harga per unit – biaya variabel per unit)

Cara Menghitung BEP (Break Even Point)

Dalam memudahkan penyampaian tentang cara menghitung break even point diperlukan contoh, berikut contoh dan simulasi perusahaan dalam menghitung BEP.

SITUASI PERUSAHAAN

PT Sukses Selalu menetapkan harga jual per produk sebesar Rp100.000, dengan biaya tetap per bulannya sebesar Rp1.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp50.000/ unit.

  • Contoh I Perhitungan BEP Unit

Berapa unit yang perlu dijual sampai mencapai titik impas?

Maka:

BEP = FC/ (PU - VC)

BEP = Rp1.000.000 ÷ (Rp100.000 - Rp50.000) = 20 unit

Sehingga, PT Sukses Selalu butuh 20 unit agar produknya mencapai titik impas.

  • Contoh II Perhitungan BEP Rupiah

Berapa penjualan yang diperlukan agar mencapai titik impas?

Maka:

BEP = FC/(M/P)

BEP = Rp1.000.000 ÷ (Rp100.000 - Rp50.000) ÷ Rp100.000 = Rp2.000.000

Catatan: perhitungan kedua ini perlu mengetahui berapa nilai margin kontribusi produk dan dalam perhitungan di atas didapati perusahaan perlu mencapai penjualan produk sebesar Rp2.000.000 untuk sampai pada titik impas.

Hasil dari perhitungan pertama dan kedua harus sinkron untuk mendapatkan nilai break even point yang benar.

  • Contoh III Perhitungan BEP Laba

Untuk menargetkan laba sebesar Rp20.000.000 berapa minimal unit penjualan yang harus dilakukan?

Maka:

BEP Laba = (biaya tetap + target laba) ÷ (harga per unit – biaya variabel per unit)

BEP Laba = (Rp1.000.000 + Rp20.000.000) ÷ (Rp100.000 - Rp50.000)

------------ = Rp21.000.000 ÷ Rp50.000 = 420 unit

Maka perusahaan PT Sukses Selalu harus menjual 420 unit untuk mencapai laba sebesar Rp20.000.000

Perhitungan manual BEP bagi sebagian orang memang ribet apalagi mereka yang sibuk sehingga tidak sempat untuk melakukan perhitungan dengan optimal.

Untuk mengatasi itu semua Anda bisa memanfaatkan software akuntansi Beecloud lengkap dengan fitur pencatatan transaksi jual beli lengkap dengan laporan keuangan dengan standar akuntansi. Tinggal klik-klik laporan langsung jadi.

Banner Beecloud Laporan Neraca

Faktor Meningkatnya BEP (Break Even Poin)

Ada beberapa faktor yang bisa menjadikan break event point terus meningkat, diantaranya:

  • Peningkatan penjualan ke konsumen sehingga menjadikan perusahaan mendapatkan permintaan tinggi, hal ini akan menjadikan perusahaan melakukan peningkatan produk sesuai dengan permintaan.
  • Adanya kenaikan biaya produksi dari biasanya
  • Adanya biaya untuk melakukan perbaikan peralatan produksi.

Demikian informasi tentang BEP/ break even point lengkap dengan pengertian, rumus, elemen, dan beberapa informasi lainnya yang berkaitan. Semoga bermanfaat.

Artikel Terbaru

Artikel Populer

Tips Bisnis

Coba Gratis

Follow Social Media Bee

Nota Tunai: Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuatnya
Ketika Anda membeli sesuatu, misalnya membeli kebutuhan usaha, maka pihak penjual akan memberikan nota tunai atau kontan kepada Anda. Hal
Baca Juga
Accounting Software: Mengenal Pengertian dan Kegunaannya
Di zaman yang semakin modern ini, penggunaan accounting software merupakan hal yang lumrah dan justru harus digunakan. Selain penggunaannya yang
Baca Juga
Cara Menghitung Laba Penjualan yang Bеnаr dalam Berbisnis
Tеntu ѕаjа, реntіng bаgі Andа untuk mengetahui cara menghitung laba penjualan yang benar раdа bisnis. Mengapa bеgіtu? Karena laba penjualan
Baca Juga
Jurnal Adalah Catatan, Apa Fungsinya dalam Akuntansi?
Dalam ilmu akuntansi, setiap pemasukan dan pengeluaran perlu dicatat secara mendetail. Catatan tersebut dimasukkan ke dalam jurnal akuntansi. Jurnal adalah
Baca Juga
Cara Menghitung Variabel Cost Mudah dan Contohnya
Cara menghitung variabel cost merupakan hal yang perlu diketahui dan dipahami pemilik usaha sebab sangat penting bagi profitabilitas usaha. Meski
Baca Juga
5 Format Laporan Keuangan dan Contohnya Lengkap!
Dalam dunia bisnis, laporan keuangan merupakan landasan vital yang memberikan gambaran menyeluruh tentang kesehatan finansial suatu entitas. Format laporan keuangan
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Ruang 59 - Jl. Surya Sumantri No.59, Sukawarna, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu